Gridhot.ID - Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan beberapa waktu lalu membuat gebrakan.
Dirinya diketahui melakukan pembelanjaan alutsista dan perlengkapan militer lainnya secara besar-besaran.
Hal ini diketahui untuk bisa memperkuat pertahanan Indonesia di tengah kondisi dunia yang tidak stabil.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, salah satu yang dibeli Prabowo Subianto adalah jet tempur Rafale.
Digadang-gadang, Prabowo bakal memborong 42 jet tempur Rafale untuk TNI AU.
Setelah cukup lama memesan, Rafale akhirnya bisa tiba juga di Indonesia.
Dikutip Gridhot dari Tribun Jambi, jet tempur Rafale dari Prancis telah tiba di Indonesia untuk mengikuti latihan multinasional Pitch Black '22 di RAFF Base Australia.
Jet tempur Rafale adalah satu di antara pesawat yang dibeli Indonesia dari Prancis.
Dalam waktu dekat Jet tempur Rafale pesanan Indonesia akan segera tiba untuk memperkuat pertahanan RI.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto menyetejui Kementrian Pertahanan meminang Rafale buatan Prancis dan satu skuadron jet tempur F 15EX Amerika, dengan pengiriman diharapkan selama tiga tahun ke depan.
Dilansir dari Asian Times (21/2/2021), bersama dengan 36 Dassault Rafales dan delapan Boeing F-15, sejumlah alat tempur canggih masuk dalam wish list belanja pertahanan Indonesia yaitu tiga pesawat angkut Lockheed Martin C-130J Super Hercules, tiga tanker Airbus A330 untuk pengisian bahan bakar udara, enam drone MQ-1 Predator dan sistem peringatan dini Leonardo Italia.
Jika pembelian ini sukses maka disebut sebagai pembelian pertahanan terbesar Indonesia.
Bicara soal anggaran pertahanan Indonesia untuk tahun 2021 mencapai US $ 9,2 miliar, yang berarti ada peningkatan dari alokasi tahun 2020 yang dimulai dari $ 9,3 miliar dan turun menjadi $ 8,7 miliar karena tekanan fiskal dari pandemi.
Sementara itu pengeluaran tahun 2021 termasuk $ 3 miliar untuk modernisasi militer.
Tidak berlanjutnya kesepakatan senilai $ 1,1 miliar untuk memboyong Sukhoi Su-35 buatan Rusia, membuktikan bahwa Indonesia memutuskan untuk tidak mengambil risiko sanksi AS.
Setelah kesepakatan untuk Rafale dan F-15 rampung, Indonesia akan menjadi negara Asia Tenggara pertama yang mengoperasikan Rafale.
Pesawat multi-peran bermesin ganda bersayap delta telah diperkenalkan pada 2001 itu saat ini dalam pelayanan dengan angkatan udara dan angkatan laut Prancis, Mesir, Qatar, dan terbaru India.
India bahkan sampai rela membayar $ 9,4 miliar untuk 36 pesawatnya, yang mulai tiba Juli lalu.
India mendatangkan jet tempur canggih itu di tengah ketegangan antara India dan China atas wilayah Ladakh yang diperebutkan di Himalaya barat.
New Delhi sebenarnya juga membeli 21 MiG-29 dan 12 pesawat tempur Su-30MKI Rusia.
Dalam hal ini, Washington belum menanggapi permintaan India untuk pembebasan dari CAATSA untuk pesawat tersebut.
Sementara itu, Pejabat senior Pentagon telah menjelaskan bahwa sanksi akan berlaku jika New Delhi melanjutkan rencana untuk membeli sistem rudal S- 400 self-propelled Rusia di kesepakatan senilai $ 5,5 miliar.
Kabar untuk Indonesia, Rafale bakal menambahkan ekor logistik ketiga ke Angkatan Udaranya, yang selain armada pesawat tempur Sukhoi juga memiliki tiga skuadron Lockheed F-16 yang diperbarui.
Prabowo sebelumnya telah menunjukkan keinginannya untuk membeli 15 jet tempur Eurofighter Typhoon bekas yang ditawarkan oleh Angkatan Udara Austria.
Akan tetapi terlepas dari harga yang menguntungkan, dia juga selalu mengatakan secara pribadi terkait keinginan mendapatkan pesawat generasi baru yang akan bertahan dalam ujian waktu.
Rafale generasi 4.5-lah yang tampaknya dipandang sesuai dengan kriteria tersebut.
Rafale sudah dibekali dengan berbagai rudal udara-ke-udara dan udara-darat dan avionik canggih yang dikembangkan Perancis, generasi 4.5 Rafale memiliki kecepatan maksimum 2.200 kilometer per jam dan jangkauan tempur 1.850 kilometer.
(*)