Gridhot.ID - Rusia kini sedang dikecam dunia akibat aksinya menyerang Ukraina.
Namun kecaman tersebut sepertinya tidak bisa berlanjut lama-lama.
Pasalnya dikutip Gridhot dari Kompas.com, Presiden China Xi Jinping dilaporkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kedua negara dengan kekuatan luar biasa tersebut akan melakukan kerja sama.
Presiden China Xi Jinping mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Beijing bersedia bekerja sama dengan Moskwa.
China akan menyuntikkan stabilitas dan energi positif ke dunia yang diguncang gejolak sosial.
Sebelumnya XI Jinping juga sudah datang ke Uzbekistan untuk membicarakan kerja sama Bilateral bersama Presiden Shavkat Mirziyoyev.
Keduanya bahkan melakukan latihan militer bersama-sama.
Dikutip Gridhot dari GridVideo, latihan militer yang dilakukan oleh China dan Rusia kini disebut-sebut makin diperluas.
Bahkan lebih dari itu, latihan militer Rusia dan China ini disebut bisa menjadi makin mengkhawatirkan.
Dua negara yang memiliki kekuatan militer besar ini disebut mencoba mempersiapkan kemungkinan terjadinya perang dunia III.
Kewaspadaan tinggi pun kini tengah jadi prioritas utama sejumlah negara Barat terkait kekuatan militer China dan Rusia.
Salah satunya adalah Jerman, lewat Menteri Pertahanan Jerman, Christine Lambrecht mengungkapkan bahwa ada indikasi perluasan kekuatan militer China dan Rusia.
Tak hanya itu saja, meski kini Jerman tengah fokus pada perang Ukraina vs Rusia, namun Berlin juga menilai ada kejanggalan pada militer China.
Hal itu lantaran perkembangan keamanan di wilayah Balkan atau Indo Pasifik semakin mengkhawatirkan.
Melansir dari Reuters, Christine mengungkap adanya kemungkinan terjadi invasi baru di mana saja di sekitar Indo Pasifik.
“Kami tentu saja mengamati perluasan China dengan kekhawatiran dan mengamati dengan sangat tepat setiap langkah di sana,” kata Lambrecht.
Oleh penemuan tersebut, Jerman mengambil sikap bersama dengan negar-negara Barat lainnya dalam sikap untuk mengawasi ambisi Beijing di sekitar Laut China Selatan.
Bahkan diketahui pada tahun 2021 lalu, Jerman untuk pertama kalinya sampai mengirim kapal perang usai 20 tahun lamanya ke perairan Laut China Selatan.
Kini, di bulan September, Jerman juga mengirimkan 13 pesawat militernya untuk ikut berpartisipasi dalam latihan bersama di Australia.
“Melalui kehadiran dan partisipasi kami dalam latihan, kami mengirimkan sinyal yang jelas,” ucap Lambrecht.
“Kami berada di pihak mitra yang mendukung tatanan berbasis aturan,” lanjut Lambrecht, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (16/9/2022).
Latihan militer di Australia terbukti konstruktif dan menunjukkan bahwa Jerman dapat memenuhi komitmennya kepada mitra di kawasan itu serta kepada NATO.
Ditanya apakah Jerman akan mengirim kapal perang melalui Selat Taiwan seperti yang dilakukan AS, jawaban Lambrecht diplomatis.
“Ini bukan tentang memprovokasi atau meningkatkan situasi dengan cara apa pun. Sebaliknya pendekatan kami adalah untuk mengurangi ketegangan,” kata Lambrecht.
“Kami sekarang harus lebih mandiri di sektor lain, bukan hanya energi, untuk bisa bertindak bebas,” ujar Lambrecht.
“Kami terikat dengan China melalui hubungan ekonomi tetapi itu tidak boleh menghentikan kami untuk mengambil posisi yang jelas pada keputusan tertentu,” lanjutnya.
(*)