Find Us On Social Media :

Taiwan Bakal Dibela Mati-matian, Presiden Amerika Joe Biden Siap Pasang Badan Jika Anak Emasnya Diserang, China: Sinyal yang Salah!

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Minggu (18/9/2022) mengatakan bahwa pasukan AS akan membela Taiwan jika China melakukan invasi.

AS juga menekan Uni Eropa untuk melakukan hal yang sama dengan mereka.

Hal itu diungkapkan oleh sumber yang dekat dengan permasalahan tersebut.

Dikutip dari Al-Jazeera, Rabu (14/9/2022), sumber tersebut mengungkapkan, AS dan Taiwan secara terpisah melobi wakil Uni Eropa di tingkat awal untuk merespons ketakutan atas invasi Taiwan.

Baca Juga: Warga Inggris Membludak Beri Penghormatan Terakhir untuk Ratunya, Para Pelayat Rela Berdesakan dan Menunggu 14 Jam untuk Lihat Peti Jenazah Ratu Elizabeth II, Antreannya Capai 10 Km

Ketakutan itu muncul karena semakin meningkatnya tensi militer di Selat Taiwan.

Ide keduanya adalah untuk mengadopsi sanksi di luar tindakan yang telah diambil Barat untuk membatasi beberapa perdagangan dan investasi dengan China, dalam teknologi sensitif seperti chip komputer dan peralatan telekomunikasi.

Sumber tersebut tak memberikan perincian tentang sanksi apa yang sedang dipertimbangkan.

Tetapi, gagasan sanksi terhadap negara ekonomi terbesar kedua di dunia dan salah satu mata rantai terbesar pasokan global itu menimbulkan pertanyaan tentang kelayakan sanksi tersebut.

Salah satu yang mempertanyakan adalah mantan Pejabat Senior Departemen Perdagangan AS Nazak Nikakhtar.

“Kemungkinan pemberian sanksi ke China jauh lebih kompleks ketimbang sanksi ke Rusia,” katanya.

“Hal itu mengingat AS dan sekutunya memiliki keterikatan yang luas dengan ekonomi China,” lanjutnya.

China sendiri mengeklaim Taiwan masuk dalam wilayahnya.

Pada bulan lalu, China melakukan latihan militer besar-besaran dan menembakkan rudal ke dekat Taiwan setelah kedatangan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pemerintah pulau tersebut.

Presiden China Xi Jinping telah berjanji untuk memerintah Taiwan secara demokratis seandainya unifikasi terjadi.

Ia juga berjanji tak akan menggunakan kekerasan dalam memerintah.

(*)

(*)