Find Us On Social Media :

Nyaris Jadi Pengacara Ferdy Sambo, Hotman Paris Bocorkan Strategi Suami Putri Candrawathi di Pengadilan Agar Tak Dapat Hukuman Berat, Para Jaksa Diberi Peringatan

Hotman Paris siap ajak pengacara Brigadir J dan pengacara Ferdy Sambo duduk bersama.

Gridhot.ID - Hotman Paris memang hampir saja menjadi pengacara Ferdy Sambo.

Pasalnya, Hotman Paris di awal kasus sempat mendapat tawaran untuk menjadi pengacara Ferdy Sambo.

Tak jadi pengacara Ferdy Sambo, Hotman Paris juga sempat ditawari untuk jadi kuasa hukum Putri Candrawathi.

Dikutip Gridhot dari Tribun WOW, Hotman Paris langsung menolak permintaan tersebut.

"Maaf untuk kali ini saya enggak bisa."

"Ada alasan tertentu, terutama dalam bulan yang sama ada kasus viral rakyat kecil yang berhasil saya tolong," tandasnya kala itu.

Kini Hotman Paris terus mengikuti kasus Ferdy Sambo.

Bahkan dirinya juga ikut mengomentara permasalahan hukum yang sedang terjadi di kasus pembunuhan Brigadir J ini.

Diketahui sebelumnya bahwa kasus pembunuhan Brigadir J diduga besar merupakan pembunuhan berencana yang sengaja dilakukan oleh Ferdy Sambo.

Dikutip Gridhot dari Grid.ID, setelah mengakui perbuatannya telah menghabisi nyawa Brigadir J, jaksa harus benar-benar membuktikan apakah Ferdy Sambo melakukan pembunuhan berencana atau pembunuhan biasa (spontan). Mengingat hukuman yang diberikan berbeda jauh.

"Pengacara itu ada agar orang mendapatkan putusan sesuai perbuatannya, apakah itu pembunuhan berencana, apakah itu pembunuhan biasa,"

Baca Juga: Tampang Reza Arap di Instagram Istri Lenyap, Wendy Walters Hanya Sisakan 1 Foto Ini, Caption Berubah dari Simbol Cinta Jadi Trauma, Netizen: Sumpah Kaget Banget

"Kalau Sambo kan sudah mengakui kalau dia memerintahkan penembakan, tapi apakah itu berencana atau tidak," ujar Hotman Paris, dikutip dari YouTube Deddy Corbuzier, Rabu (21/9/2022).

Hotman yang sempat mempelajari kasus tersebut usai ditawari menjadi pengacara Sambo mengungkapkan hasil BAP yang mana salah satu ajudannya bersaksi bahwa Ferdy Sambo sempat menangis usai sang istri Putri Chandrawati pulang dari Magelang.

Melihat kesaksian tersebut, Hotman menduga jika dalam kasus ini terdapat unsur spontanitas.

Hal ini dikarenakan Sambo diduga masih tersulut emosi saat menghabisi nyawa Brigadir J, mengingat jarak waktu dari Putri Chandrawati sampai rumah hingga tragedi pembunuhan Brigadir J sangat singkat, tak sampai 1 jam.

"Saya waktu itu mau bukan karena saya tergoda uangnya. Karena saya sudah dapat data dari tim kuasa hukumnya, bahwa ada arahnya ke arah seolah-olah ini bukan berencana, tapi spontan."

"Ibu PC setelah pulang dari Magelang, ini hasil kesaksian ajudan di BAOP, ini BAP lho, bukan hoax, bahwa Irjen Pol Sambo itu menangis,"

"Kalau seorang jendral menangis, berarti ada kejadian yang dia dengar dari istrinya yang sangat menyakiti hatinya. Emosi,"

"Habis itu gak sampai beberapa menit, disuruh panggil Almarhum ke rumah dinas dan terjadilah penembakan kurang dari satu jam. (Iya) masih tersulut emosi," ujar Hotman.

Hotman Paris juga meyakini bahwa hal tersebut akan digunakan oleh tim kuasa hukum Ferdy Sambo sebagai pembelaan agar sang klien tak diberi hukuman pembunuhan berencana.

Bapak 3 anak itu lantas meminta agar jaksa jeli dalam menangani kasus ini agar tidak tertipu dengan bukti-bukti kecil yang dimiliki tim Sambo.

"Perhatiin deh, itu pasti dipakek untuk kuasa hukumnya sebagai pembelaan bahwa itu bukan pembunuhan berencana, dan agar jaksa juga harus hati-hati," tutur Hotman.

Baca Juga: Tak Selalu Bermakna Baik, Inilah Arti Kedutan Area Tangan Kiri Menurut Primbon Jawa, Waspada Pertikaian!

Meski ada beberapa alasan yang meyakinkan Sambo melakukan pembunuhan berencana, namun Hotman merasa jika alasan tersebut masih bisa dipatahkan dengan alasan Sambo menangis.

"Memang sih ada satu lagi yang sedikit bertentangan dengan itu, waktu Ajudan Ricky ditanya mau gak menembak nanti, gak mau, dan Bharada E mau."

"Berarti kan dianggap itu perencanaan, tapi itu semua kan masih dalam keadaan emosi," tegas Hotman.

"Pembunuhan spontan itu kan dalam keadaan emosi, dan itu kurun waktunya singkat, itu lah pasti nanti menjadi debat utama dalam perkaranya Sambo."

(*)