Find Us On Social Media :

Bisa-bisa Gagal Nyalon di Pilpres 2024, Donald Trump Diduga Korupsi Sampai Rp 3,76 Triliun, Penipuan Ini Jadi Kasus Utama Sang Mantan Presiden

Saat Donald Trump dan Melanie berjabat tangan.

Gridhot.ID - Donald Trump baru-baru ini terus menjadi sorotan dunia terutama di tempat asalanya, Amerika Serikat.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, sebelumnya Donald Trump sang mantan Presiden Amerika Serikat ketahuan mencuri dokumen rahasia negara dari Gedung Putih.

Dokumen rahasia yang diduga dicuri Donald Trump tersebut berisi rahasia kekuatan militer asing dan kekuatan nuklir beberapa negara.

Dokumen-dokumen tersebut ditemukan di rumahnya yang berada di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida.

FBI sampai turun tangan sendiri menggerebek rumah Trump.

Belum lama dari kasus tersebut, kini Donald Trump kembali terjerat kasus lain.

Dikutip Gridhot dari Kontan, presiden Amerika Serikat (AS) ke-45, Donald Trump diduga melakukan tindakan korupsi.

Kerugian AS akibat dugaan korupsi tersebut mencapai setara Rp 3,76 triliun.

Dugaan korupsi Donald Trump diungkap oleh Kejaksaan Agung AS.

Jaksa Agung New York Letitia James pada Rabu (21/9/2022) mengatakan, Donald Trump dan tiga anaknya menipu otoritas untuk memperkaya diri sendiri.

Donald Trump dan ketiga anaknya disebut berbohong kepada pemungut pajak, pemberi pinjaman, dan perusahaan asuransi selama bertahun-tahun dengan tidak menyebutkan nilai propertinya secara benar.

Baca Juga: Gagal Nikahi Anak Konglomerat, Boy William Kini Asik Nongkrong Bareng Ayu Ting-ting, Warganet Sebut Sang Youtuber Sesuai Kriteria Bilqis

Letitia James menambahkan, Donald Trump dengan bantuan anak-anaknya dan orang lain di Trump Organization memberikan pernyataan palsu tentang kekayaan bersihnya dan penilaian asetnya untuk mendapatkan serta memenuhi pinjaman, mendapatkan manfaat asuransi, juga membayar pajak yang lebih rendah.

"Singkatnya, dia berbohong untuk mendapatkan keuntungan finansial yang besar untuk dirinya sendiri," lanjutnya dikutip dari kantor berita AFP.

Investigasi ini adalah salah satu dari banyak penyelidikan kriminal, perdata, dan kongres terhadap Donald Trump yang hendak mencalonkan diri lagi di pilpres AS 2024.

Namun, Donald Trump kembali mengulangi pembelaannya yang sering digunakan bahwa gugatan itu adalah perburuan penyihir lain terhadapnya.

Sementara juru bicara Donald Trump mengecamnya sebagai langkah politik Demokrat terhadap pengusaha dari Partai Republik tersebut.

Kantor James meminta Donald Trump membayar denda setidaknya 250 juta dollar AS (Rp 3,76 triliun)--jumlah yang menurut jaksa agung diperoleh dari penipuan--dan keluarganya dilarang menjalankan bisnis di New York.

Letitia James juga mendesak agar Donald Trump bersama anak-anaknya yaitu Donald Trump Jr, Eric Trump, dan Ivanka Trump dilarang membeli properti di New York selama lima tahun.

"Dasar dari kekayaan bersihnya berakar pada penipuan dan ilegalitas yang luar biasa," kata James.

Mahkamah Agung Negara Bagian New York tidak memiliki wewenang mengajukan tuntutan pidana, sehingga membuat rujukan kriminal ke Kementerian Kehakiman AS serta Internal Revenue Service berdasarkan penyelidikan tiga tahun.

Gugatan yang diajukan MA New York termasuk tuduhan bahwa laporan keuangan tahunan Donald Trump selama setidaknya 10 tahun menggelembungkan nilai properti di seluruh asetnya dari resor Mar-a-Lago di Florida hingga Trump Tower di Manhattan.

Donald Trump melakukannya untuk mendapatkan pinjaman yang menguntungkan dengan bunga dan premi yang lebih rendah, kata James, yang mencalonkan diri untuk dipilih kembali ke jabatannya pada November 2022.

Baca Juga: HP Turun Harga September 2022, iPhone 11 Sang Pelopor Boba Kini Makin Terjangkau, Segini Nominalnya di iBox

Kantornya menghitung bahwa Donald Trump dan rekan-rekannya mengeluarkan lebih dari 200 penilaian aset yang salah.

Gugatan tersebut juga mengungkapkan taktik yang digunakan Donald Trump dan rekan-rekannya, yaitu menyatakan bahwa dia memiliki uang tunai padahal tidak, mengubah properti penilaian secara liar, dan menggunakan angka yang salah secara objektif untuk menghitung nilai properti termasuk di tripleks terkenalnya di Fifth Avenue.

Salah satu dugaan kejahatan termasuk harga pasar di properti Trump Park Avenue yang digelembungkan nilainya hingga 65 kali lipat, kata James.

(*)