GridHot.ID - Penyakit asam lambung tinggi atau gastroesophageal reflux disease (GERD) sendiri termasuk salah satu penyakit yang sering kambuh.
Ketika asam lambung naik yang kemudian memicu nyeri perut dan rasa panas seperti terbakar di tenggorokan dan dada (heartburn) memang tak mengenakkan.
Penyakit asam lambung terjadi ketika asam lambung mengalir ke kerongkonan atau pipa makanan.
Melansir Kompas.com, naiknya asam lambung sebenarnya tidak akan memicu penyakit serius.
Namun jika terjadi terus-menerus, hal tersebut bisa menjadi pertanda adanya penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
Meredakan asam lambung
Memang ada beberapa makanan tertentu yang bisa menjadi pemicu naiknya asam lambung.
Namun, adapula makanan atau minuman yang bisa membantu mengurangi gejala asam lambung, berikut di antaranya:
1. Air jahe
Jahe dapat membantu mengurangi masalah pencernaan, seperti asam lambung, kembung, dan dispepsia.
Studi menunjukan bahwa jahe dapat meredakan tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah dan meningkatkan pengosongan lambung.
Tanpa pengurangan tekanan ini, risiko kegagalan sfingter meningkat, sehingga memungkinkan asam lambung mengalir kembali ke pipa makanan.
2. Susu rendah lemak
Makanan dan minuman dengan kandungan lemak tinggi, seperti susu murni, dapat memperburuk gejala GERD.
Jadi, susu rendah lemak dan susu yang terbuat dari bahan nabati bisa menjadi pilihan yang baik.
Beberapa susu nabati, seperti susu almond, juga bersifat basa. Sifat basa tersebut bisa membantu menetralkan asam lambung.
3. Air putih
Air putih dapat membantu melancarkan pencernaan.
Mencukupi kebutuhan cairan tubuh juga membantu memastikan makanan melewati saluran pencernaan dengan benar sehingga mengurangi naiknya asam lambung.
Riset 2016 melaporkan bahwa air dengan suplemen hidrogen karbonat juga dapat membantu mengurangi gejala heartburn dan GERD.
4. Jus buah dan sayur rendah asam
Jus buah yang sangat asam dapat mengiritasi selaput lendir pipa makanan. Hal ini dapat memperburuk gejala refluks asam.
Namun, buah dan sayuran rendah asam mengandung senyawa alami yang dapat mengurangi asam lambung.
Beberapa contoh sayuran dan buah rendah asam antara lain lidah buaya, seledri, wortel, blewah, melon.
Dilansir dari Kontan.co.id, penyakit asam lambung bisa diobati dengan mengubah gaya hidup. Ini 9 cara untuk mencegah asam lambung naik ke tenggorokan.
Ketika mengalami sakit tenggorokan, banyak orang mengira bahwa akan mengalami flu biasa atau akibat dari masuk angin.
Tentunya hal ini sudah lazim bagi masyarakat Indonesia. Namun jika hal ini berangsur lama, mungkin bukan karena flu atau masuk angin.
Hal ini mungkin karena katup stringfer esofagus bagian bawah tidak menutup sepenuhnya. Otot itulah yang mengontrol jalan antara kerongkongan dan lambung.
Ketika katup tidak menutup sepenuhnya, asam lambung dan makanan akan mengalir kembali ke kerongkongan.
Istilah medis untuk proses ini disebut gastroesophageal reflux, yaitu saat asam lambung naik ke tenggorokan.
Dilansir dari Health Harvard, (10/9/2019), ketika asam lambung naik ke tenggorokan hal ini bisa menyebabkan sakit tenggorokan dan suara serak dan mungkin bisa meninggalkan rasa yang aneh di mulut.
Ketika refluks asam menghasilkan gejala kronis, kondisi ini dikenal sebagai gangguan refluks gastroesofagus, atau GERD (asam lambung).
Gejala GERD yang paling umum adalah mulas, nyeri di perut bagian atas dan dada yang terkadang terasa seperti serangan jantung.
"Tiga kondisi saat membersihan makanan atau asam yang buruk dari kerongkongan, terlalu banyak asam di perut, dan pengosongan perut yang tertunda berkontribusi pada asam lambung yang bisa naik ke tenggorokan," kata Dr. Jacqueline Wolf, seorang ahli gastroenterologi dan profesor kedokteran di Harvard Medical School.
Untuk mencegah asam lambung naik, ini 9 cara yang bisa Anda lakukan:
1. Makan perlahan
Saat perut sangat penuh, risiko terjadi asam lambung naik ke kerongkongan lebih besar.
Untuk menghindarinya, lebih baik Anda makan dalam porsi kecil tapi sering dibanding makan tiga kali sehari tapi porsi besar.
2. Hindari makanan ini
Dahulu, orang yang memiliki asam lambung dilarang mengonsumsi semua jenis makanan kecuali makanan hambar.
Dr Wolf menyampaikan, riset telah menemukan makanan apa saja yang dapat memicu asam lambung, antara lain mint, makanan berlemak, makanan pedas, tomat, bawang merah, bawang putih, kopi, teh, coklat, dan alkohol.
Cobalah untuk menghindari makanan ini untuk mengontrol asam lambung, kemudian coba memakannya satu per satu.
3. Jangan minum minuman berkarbonasi
Minuman berkarbonasi memicu sendawa yang mendorong asam naik ke kerongkongan. Minumlah air putih sebagai pengganti air soda.
4. Jangan tidur setelah makan
Saat berdiri, atau bahkan duduk, gravitasi akan membantu menjaga asam di perut. Oleh sebab itu, jangan langsung tidur setelah makan.
Jika ingin tidur, setidaknya tunggu sampai tiga jam. Ini berarti, kita tidak boleh tidur siang setelah makan siang dan beri waktu antara makan malam terakhir dan jam tidur setidaknya tiga jam.
5. Jangan bergerak terlalu cepat
Hindari olahraga berat selama beberapa jam setelah makan. Jalan-jalan setelah makan malam tidak bermasalah.
Olahraga berat, terutama yang melibatkan gerakan membungkuk dapat mengirim asam ke kerongkongan.
6. Posisi tidur
Idealnya, kepala harus 15-20 sentimeter lebih tinggi dari kaki ketika tidur. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan bantal lebih tinggi untuk menopang kepala di tempat tidur.
7. Menurunkan berat badan jika disarankan
Peningkatan berat badan akan menyebabkan struktur otot yang menopang sfingter esofagus bagian bawah menurunkan tekanan yang menahan sfingter agar tetap tertutup. Inilah yang menyebabkan asam lambung dan mulas.
8. Jika Anda merokok, berhentilah
Nikotin dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah.
9. Periksa obat yang sedang dikonsumsi
Obat-obatan seperti estrogen pascamenopause, antidepresan trisiklik, dan obat penghilang rasa sakit anti inflamasi dapat mengendurkan sfingter, sementara yang lain terutama bifosfonat seperti alendronate (Fosamax), ibandronate (Boniva), atau risedronate (Actonel), yang digunakan untuk meningkatkan kepadatan tulang juga bisa mengiritasi kerongkongan.
Jika langkah-langkah di atas tidak efektif dan Anda masih mengalami nyeri hebat atau kesulitan menelan, temui dokter untuk menyingkirkan penyebab lainnya.(*)