Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Berita penyerangan 14 pekerja jalan trans Bintuni-Maybrat Provinsi Papua Barat hingga tewas dan luka-luka oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua, Kamis 29 September 2022, ternyata menyisakan cerita heroik.
Seorang juru masak bagi 13 pekerja bernama Devi Manise alias Reva luput dari serangan KKB Papua setelah rela didorong ke jurang dan berkubang lumpur lalu mencari perlindungan di sebuah keluarga di Kampung Inokra, Distrik Moskona Barat, Kabupaten Bintuni.
Pasca penyerangan KKB Papua tersebut, Reva dinyatakan hilang. Namun setelah tiga hari, Tim Gabungan Polri dan TNI menemukan Reva di Kampung Inokra, Distrik Moskona Barat, Kabupaten Bintuni, Minggu 2 Oktober 2022.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Pos-Kupang, 3 Oktober 2022, juru masak bagi pekerja proyek jalan trans Papua Barat di Teluk Bintuni-Maybrat itu mengalami luka memar di sekujur tubuh.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Adam Erwindi, menceritakan bagaimana Reva selamat dari serangan KKB.
Adam Erwindi mengatakan, Reva berhasil selamat setelah bersembunyi di salah satu rumah warga di Kampung Inokra, Distrik Moskona Barat, Kabupaten Bintuni.
Reva adalah pekerja yang bertugas sebagai juru masak bagi 13 para pekerja yang membangun jalan ruas Moskona Utara-Moskona Barat-Kabupaten Bintuni.
Ia menuturkan, keberadaan Reva diketahui setelah adanya laporan dari seorang warga bernama Marinus Orocomna kepada aparat keamanan di Pos TNI di Kampung Mayerga.
Marinus melaporkan telah ditemukan seorang wanita bernama Reva yang berada di rumah kerabatnya bernama Barnabas Orocomna di Kampung Inokra.
Aparat keamanan pun segera menjemput Reva di Kampung Inokra dan membawanya ke pos TNI di Kampung Mayerga.
Mereka memberikan pertolongan pertama bagi Reva yang mengalami luka memar di sekujur tubuh.
”Reva mengalami cedera pada lutut kiri dan kanan ketika menyelamatkan diri dengan melompat dari atas tebing.
Kini tim gabungan TNI dan Polri telah membawanya dari Mayerga ke ibu kota Teluk Bintuni," kata Adam.
Diceritakan, saat penyerangan oleh TPNPB, Reva sedang naik mobil dan duduk di samping sopir.
Karena ada ancaman, Reva loncat dari mobil.
Akibatnya, dia mengalami cedera di bagian lutut kiri dan kanan.
"Korban tak mampu melanjutkan perjalanan," kata Adam Erwindi kepada TribunPapuaBarat.com, Minggu 2 Oktober 2022.
Agar tak tertangkap dan menjadi korban keganasan KKB, Reva sengaja didorong ke jurang oleh rekannya.
Setelah ditinggal rekan-rekannya, Reva harus berjuang sendiri untuk selamat dari serangan KKB Papua.
Ia masuk ke kubangan lumpur.
Pada malam hari, Devi Manise berjalan kaki ke Moskona Utara-Moskona Barat-Maybrat.
Ia harus menahan sakit karena tubuh yang terluka dan memar.
Menurut Adam Erwindi, Reva akhirnya bisa selamat karena bantuan warga.
"Ia diselamatkan oleh masyarakat kemudian dilaporkan ke Pospam TNI Mayerga," katanya.
Warga Kampung Istewkim bernama Marinus Orocomna melaporkan soal Reva ke Pos TNI Mayerga.
Saat itu, Reva diamankan di rumah Barnabas Orocomna.
Petugas di Pos Mayerga langsung memerintahkan agar Reva dibawa ke Pos Mayerga untuk mendapatkan bantuan medis.
Setibanya Reva di sana, tenaga kesehatan Pos TNI Mayerga langsung mengecek kondisi juru masak itu.
Lalu, kata Adam Erwindi, Dandim 1806/Bintuni mengontak Kapolres Bintuni untuk menyampaikan soal Reva.
"Kapolres mendapatkan laporan dari Dandim Teluk Bintuni bahwa Reva sudah ditemukan selamat," katanya.
Reva lalu dibawa ke Bituni dan diterima tim Ditreskrimum Polda Papua Barat.
Empat Korban Meninggal
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunPapuaBarat, 4 Oktober 2022, menurut Adam Erwindi, dari 14 korban serangan KBB tersebut, 4 orang dinyatakan meninggal dunia.
Mereka adalah Abas (52) tinggal di Sorong, Yafet (50) dari Sorong, Darmin (46) asal Bintuni, dan Armin (43) dari Sorong.
Mereka yang meninggal dunia dilaporkan berstatus sebagai bos, operator alat berat, dan sopir truk di proyek Jalan Trans Papua.
KKB sempat menahan dan mengatakan tidak akan menyerahkan empat jenazah korban meninggal dunia dalam peristiwa mencekam, Kamis 29 September 2022 sekira pukul 18.12 WIT.
Tim gabungan dari Polres Teluk Bintuni dan Kodim 1806/Teluk Bintuni bisa menemukan keempat jenazah pekerja di Jalan Trans Teluk Bintuni-Maybrat itu, pada Jumat 30 September 2022 siang.
Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Adam Erwindi, mengatakan keempat jenazah itu dibawa ke Polres Teluk Bintuni.
Berikut daftar 14 korban serangan KBB:
Korban meninggal dunia
Abas (52) tinggal di Sorong
Yafet (50) Sorong
Darmin (46) Bintuni
Armin (43 thn) Sorong.
Korban Selamat
Kusnadi (30) tinggal di Meyado (Distrik di Teluk Bintuni)
Remon Ulimpa (26) Sorong
Irson (42) Sorong
Agung (18) Sorong
Muksin Rambe (49) Bintuni
Ruslan (33) asal Pinrang
Sitinjak (25) Sorong
Om Kumis (55) Pinrang
Halim (20) tinggal di Sorong.
Reva (28) tinggal di Sorong.
Adam menambahkan, perbuatan para pelaku sangat sadis. Empat jenazah korban ditemukan dengan tubuh penuh luka bacok, sementara dua dari empat jenazah ini juga dalam kondisi hangus terbakar.
”Para pelaku juga membakar dua alat berat dan tiga truk yang digunakan untuk pembangunan jalan. Polres Teluk Bintuni telah melakukan olah tempat kejadian perkara saat mengevakuasi jenazah empat pekerja,” kata Adam.
Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Perwakilan Wilayah Papua Frits Ramandey menyatakan, sungguh menyayangkan tindakan tidak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata.
Ia menilai aksi tersebut sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan tindakan kriminalitas sehingga pihak keamanan bisa mengambil upaya penegakan hukum.
Sementara itu, juru bicara Jaringan Damai Papua Yan Christian Warinussy mengatakan, sungguh disesalkan Organisasi Papua Merdeka yang dinyatakan aparat keamanan sebagai KKB lebih memilih jalan kekerasan daripada dialog damai dalam perjuangannya.
Kelompok ini sering menuduh warga sipil yang tidak bersalah sebagai intelijen tanpa ada pembuktian sama sekali.
”Aksi kelompok ini dapat memicu konflik dengan pihak keamanan yang semakin meluas. Akibatnya, masyarakat di kampung akan mengungsi dari tempat tinggalnya karena merasa ketakutan,” tutur Yan.
Sebelumnya, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menyatakan, pihaknya bertanggung jawab atas penyerangan para pekerja Jalan Trans-Kabupaten Teluk Bintuni-Kabupaten Maybrat.
Aksi ini dipimpin oleh Arnoldus Yancen Kocu selaku pimpinan operasi OPM Wilayah IV Sorong.
Ia pun menyatakan OPM pimpinan Arnoldus membunuh empat pekerja dan melukai seorang pekerja lainnya dalam aksi ini.
Pembunuhan empat warga ini karena dinilai sebagai anggota intelijen pihak keamanan yang menyamar sebagai pekerja jalan.
(*)