Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Kombes Faizal Ramadhani, Direskrimum Polda Papua, kembali mengungkapkan fakta tentang aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB Papua) di daerah bergolak Papua.
Gerombolan yang biasa disebut sebagai KKB Papua itu melakukan aksinya dengan menghadang sebuah truk di Kampung Baguwo, Distrik Topiyai, Kabupaten Paniai, Papua.
Dalam insiden tersebut, KKB Papua berniat melakukan perampokan dengan menyasar senjata api plus amunisi.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Pos-Kupang, 8 Oktober 2022, akan tetapi apa yang dicari tak ditemukan.
"Penghadangan dan perampokan itu terjadi setelah sebuah truk baru saja mengantarkan profil tank ke Distrik Aradide."
"Saat melewati Distrik Topiyai, truk tersebut dihadang oleh sekitar 20 anggota KKB Papua," kata Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani, melalui pesan singkat, Sabtu 8 Oktober 2022.
Tentang korban perampokan, Kombes Faizal Ramadhan mengatakan, ada 9 orang. Namun satu di antaranya adalah anggota TNI, Sertu Bayu Prasetyo, yang saat itu berpakaian preman.
"Dari keterangan para korban perampokan, saat itu KKB Papua sedang mencari senjata api dan amunisi. Tapi KKB tidak mendapati senjata maupun amunisinya."
Dari data tentang pelaku penghadangan dan perampokan, lanjut Faisal Ramadhan, gerombolan pengacau keamanan itu diduga kuat merupakan anggota KKB Paniai pimpinan Mathius Gobay.
"Dari penyampaian para korban, saat itu KKB Papua sedang mencari senjata dan amunisi. Makanya saat kendaraan itu melintas, para pelaku langsung menghadang dan melakukan perampokkan," ujarnya.
Namun dalam insiden itu, KKB Papua tak menemukan senjata api maupun amunisi. Karena itu, para kriminalis itu hanya merampas harta benda milik korban.
"Setelah tahu tak satu korban pun yang membawa senjata dan amunisi, sehingga anggota KKB itu hanya melakukan perampasan atas barang-barang elektronik milik korban kemudian melepaskan para korban," tutur Faizal.
Selain kerugian materi, para korban mengalami luka ringan karena sempat dipukul dengan popor senjata oleh komplotan KKB.
Faizal menyebutkan, aksi KKB berakhir ketika warga kampung setempat beramai-ramai mendatangi lokasi kejadian untuk menyelamatkan para korban.
"Masyarakat Kampung Baguwo datang dengan tujuan menyelamatkan korban. Saat itulah anggota KKB yang diperkirakan berjumlah 20 orang dan memegang empat senjata api, menghilang satu per satu," ungkap Faizal.
Umumkan 12 Nama Anggota KKB
Polda Papua Barat kini mengumumkan 12 nama anggota KKB yang teridentifikasi melakukan penyerangan dan membantai empat pekerja proyek Jalan Trans Papua di Teluk Bintuni.
Nama-nama ini diumumkan setelah Polda Papua Barat secara cermat melakukan identifikasi terhadap para pelaku penyerangan dan pembantaian warga sipil itu.
Bahkan nama-nama anggota KKB Papua itu telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) atas tindak kekejaman yang dilakukannya.
Ada pun nama-nama anggota KKB yang terlibat dalam aksi pembantaian di Teluk Bintuni, sebagaimana yang tertera di bawah ini.
1. Martinus Aisnak.
2. Frangky Muuk.
3. Tom Aimau.
4. Manfret Fatem.
5. Manuel Aimau.
6. Sutiawan Orocomna.
7. Barnabas Muuk.
8. Matias Aisasior.
9. Marthen Aikingging.
10. Willy Sakof.
11 Thomas Muuk.
Dari 12 anggota KKB yang teridentifikasi itu, satu di antaranya masih berusia di bawah umur dan belum diketahui identitasnya.
Sementara Komnas HAM Papua dan Papua Barat juga bekerja sekuat tenaga untuk mengungkap tabir pembantaian tersebut.
Bahkan Bupati Bintuni pun sudah dimintai keterangan terkait kasus tersebut. Hanya saja Bupati Bintuni mengaku tak tahu menahu soal proyek Trans Papua yang kini sedang dibangun.
Pada lokasi proyek jalan itulah, anggota KKB Papua melakukan penyerangan hingga empat warga sipil tewas terkena tembakan.
"Kami sudah periksa Bupati Bintuni. Tapi ironisnya, orang sekelas Bupati, kok dia tidak tahu ada proyek di wilayah yang dipimpinnya," kata Kepala Komnas HAM Papua Frits Ramandey, Kamis 6 Oktober 2022.
Frits mengaku, selama ini bupati tersebut mengaku tidak mengetahui keberadaan kelompok sipil bersenjata di Bintuni.
Baca Juga: Putih Telur Bisa Sembuhkan Asam Lambung Akut Jika Diolah Seperti Ini, Simak Cara Buatnya Sekarang
Bahkan tak diketahui pula ada pekerjaan jalan Trans Papua di wilayah Bintuni."Sayangnya proyek besar yang sedang dikerjakan di wilayah itu dan insiden pembantaian itu tak diketahui oleh bupati," tuturnya.
Saat itu, tutur Frits, pihaknya mengajukan sejumlah pertanyaan kepada bupati dan berharap adanya jawaban atas pertanyaan itu. Namun Bupati Bintuni mengaku tak tahu.
Ketidaktahuan Bupati Bintuni itu, lanjut dia, merupakan sebuah ironi. "Kami minta agar bupati harus segera melakukan evaluasi standar teknis terkait pekerjaan itu," jelas Frits.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunPapua, 3 Oktober 2022, disisi lain diberitakan sebelumnya, Polisi terus memburu pelaku pembantaian 4 pekerja jalan Trans Papua Barat di Distrik Moskona Utara, Teluk Bintuni.
Pelaku diketahui Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) - Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Ada 14 pekerja Jalan Trans Papua Barat (Bintuni - Maybrat) diserang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), pada Kamis (29/9/2022).
Empat di antaranya tewas mengenaskan, dan satu orang lainnya sempat hilang.
Kapolda Papua Barat Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga mengatakan, pihaknya masih melakukan upaya penyidik dan penyelidikan.
"Langkah ini akan bermuara pada penegakan hukum yang setimpal dengan tindakan dari pelaku kejahatan," ujar Daniel kepada awak media, di Polda Papua Barat, Senin (3/10/2022).
Hingga kini, sejumlah data telah dikumpulkan oleh tim dari Krimum dan Polres Teluk Bintuni.
"Tunggu saja dalam waktu dekat, kita akan mengambil tindakan hukum yang setimpal kepada para pekerja jalan di Moskona," tegasnya.
Terkait keterlibatan kompolotan KKB di wilayah Maybrat, pihaknya masih melakukan upaya pengungkapan.
Sehingga, pihaknya belum bisa memastikan pelaku ini masuk dalam kelompok mana.
"Kita tetap mencocokkan dan mempelajari data-data di Kisor dengan Moskona, baru bisa mendapatkan kesimpulan," jelas Daniel.
Tak hanya itu, pria berdarah Batak ini menjelaskan, pengejaran para pelaku di Bintuni bukan bagian dari operasi, namun penegakan hukum.
"Terkait senjata dan lainnya saya tidak bisa bicara karena data jangan meraba-raba hasilnya," pungkasnya.
(*)