Gridhot.ID - KKB Papua memang menjadi momok mengerikan di tengah usaha Pemerintah Indonesia untuk memajukan infrastruktur di wilayah tersebut.
Dikutip Gridhot dari Tribun Palu, beberapa waktu lalu bahkan KKB Papua melakukan serangan brutal ke pekerja proyek Trans Papua di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Memang, Papua Barat jadi salah satu wilayah yang cukup rawan dari serangan KKB Papua.
Tak hanya serangan ke warga sipil, dilaporkan KKB Papua juga menduduki berbagai sekolah sehingga anak-anak kecil kesulitan untuk belajar.
Oleh sebab itu, aparat setempat berusaha melakukan penjagaan ketat.
Namun petugas yang satu ini rela melakukan hal ekstra demi masa depan anak-anak Papua.
"Melihat kondisi anak-anak Papua saat ini, kalau tidak ada pendidikan, masa depan mereka nantinya seperti apa?"
Begitulah ungkapan Bripka Septinus Arui, Bhabinkamtibmas, anggota Polsek Saukorem, Kampung Warsinembri, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, selain menjalankan tugasnya sebagai anggota polisi, Septinus juga membagi waktunya untuk mengajar di SD Inpres 102 Kampung Warsnembri.
Kampung itu berada di wilayah pesisir Kabupaten Tambrauw yang masih belum banyak tersentuh Listrik dan jaringan telekomunikasi.
"Maka di situ saya sayang kepada mereka. Saya mau mereka juga bisa berpendidikan. Ada yang bercita-cita jadi polisi atau jadi apa itu tergantung nasib, " kata Bripka Septinus Arui melalui video yang dikirim pada Minggu (15/10/2022).
Sebagai pengajar, Septinus melakukan pendekatan kepada anak-anak agar mau belajar.
Dengan gaji polisi yang diterimanya, Septinus membeli roti, permen dan cemilan untuk membujuk para generasi muda Papua itu untuk tetap rajin belajar.
"Pada intinya mereka (Anak-anak) ini harus belajar dulu, sekolah dulu tamat SD SMP dan SMA bahkan kuliah nasib itukan sesuai garis tangan" ucap polisi asal Papua itu.
Sekolah SD tempat Bripka Septinus mengajar, nyaris ditutup karena kekurangan guru.
Sekolah tersebut juga kurang perhatian pemerintah.
Kehadiran Septinus seakan membawa energi baru, bukan hanya bagi anak-anak tetapi juga warga di Kampung Warsinebri.
"Sebenarnya sekolah ini kan sudah mau tutup. Tetapi kami sebagai sekertaris kampung dan juga masyarakat. Walaupun dia sebagai keamanan tetapi dia melihat itu, dia membantu" kata Kasi Sekertaris Kampung Warsinebri, Demianus.
Ruland Kapisa, seorang warga Kampung Warsinebri menyebut Bripka Septinus bertugas sebagai ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).
Dia melihat Septinus sebagai sosok yang peduli dengan keadaaan di Kampung tersebut.
"Bertugas sebagai ABRI, tetapi dia melihat keadaan itu akhirnya dia terjun lagi membantu di sekolah tanpa biaya namun dia tetap membantu," kata Kapisa.
Dijuluki polisi guru, polisi pendeta
Septinus Arui tidak hanya mengambil peran sebagai guru.
Berbekal pengalaman yang dimiliki, Septinus kerap memimpin ibadah di gereja dan rumah-rumah warga, sebagai hamba Tuhan.
"Kita sebagai majelis itu kan pelayanan sama. Pelayanan sebagai majelis melayani masyarakat, membina masyarakat" kata Septinus Arui.
Peran Septinus di dunia pendidikan dan gereja membuatnya disebut sebagai polisi guru dan polisi pendeta
"Dia setia melayani kita punya jemaat ini, walaupun tidak ada petugas di gereja. Kami menyebut dia sebagai Polisi Guru dan Polisi Pendeta," kata Demianus Kasi.
(*)