Find Us On Social Media :

Jangan Lupa Syukuri Nikmat yang Diberikan Allah SWT, Simak Amalan Doa Agar Terhindar dari Istidraj, Waspadai Jebakannya

Amalan Doa Agar Mendapat Ketenangan Dunia Akhirat

GridHot.ID - Kebahagiaan akan rezeki memang sangat menyenangkan.

Namun, rupanya kita harus waspada bila mulai melupakan Allah setelah diberi kenikmatan duniawi.

Bisa jadi, hal itu merupakan pertanda sedang mengalami istidraj.

Melansir tribunsumsel.com, Istidraj atau lebih dikenal sebagai istilah azab yang berupa kenikmatan.

Dengan kata lain, istidraj adalah pemberian sebuah nikmat untuk menjadikan seseorang lalai dan durhaka.

Kata yang berkaitan dengan Istidraj terdapat dalam Al Quran surat Al An Am ayat 44.

فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍۗ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ

Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka.

Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.

Kondisi demikian tentunya sangat tidak diinginkan serta dihindari bagi umat muslim.

Namun tidak sedikit kaum muslimin yang terlena serta tidak menyadari bahwa ia sedang mengalami kondisi Istidraj ini.

Baca Juga: Bisa Dibaca Sebelum Beranjak Usai Sholat Fardu, Berikut Ini Amalan Doa Tolak Bala Agar Dapat Perlindungan dari Bencana

Dikutip dari Rumaysho Istidraj artinya suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah.

Dilansir dari tribunpontianak.co.id, satu di antara ciri orang yang beriman adalah selalu berhati-hati dan khawatir dengan kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepadanya.

Kenapa harus khawatir? Karena kenikmatan tersebut bisa saja berupa istidraj

Syeikh Ibnu Athaillah As-Sakandary RA berkata, “Apabila seseorang diberikan kenikmatan oleh Allah, tetapi ia lupa tidak mensyukuri atas nikmat tersebut.

Sementara di sisi lain justru nikmatnya semakin bertambah, maka ketahuilah, yang demikian itu disebut istidraj.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Syeikh Ibnu Athaillah As-Sakandary RA :

“خف من وجود إحسانه إليك، ودوام إساءتك معه أن يكون ذلك إستدراجا”

“Takutlah adanya kebaikan Allah kepadamu yang disertai langgengnya kemaksiatanmu kepada-Nya, itulah yang dinamakan “istidraj“.

Apa yang disampaikan oleh As- Syeikh tersebut berdasarkan pada firman Allah SWT:

والذين كذبوا بأياتنا سنستدرجهم من حيث لا يعلمون ( ألأعراف: ١٨٢)

“Dan orang-orang yang mendustakan Kami, maka akan Kami tunda-tunda mereka dengan berangsur-angsur (sampai pada kebinasaan), dengan cara yang mereka tidak mengetahuinya”. (Q.S. Al-A’raf: 182).

Baca Juga: Niscaya Wajah Jadi Memancarkan Aura Bercahaya, Berikut Amalan Doa Agar Terlihat Cantik dan Menarik

Syeikh Ibnu Athaillah As-Sakandary RA mengingatkan, betapa banyak orang yang berbuat kesalahan (dosa) lalu mereka diberikan kenikmatan, dan mereka lupa beristighfar atas perbuatan dosa yang mereka lakukan.

Lalu Allah terus memberi kenikmatan berupa kesehatan dan lainnya, hingga Allah mencabut nikmat tersebut secara tiba-tiba, baik dicabut orangnya ataupun kenikmatan yang telah mereka peroleh.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa ketika seseorang mendapatkan kenikmatan, baik nikmat materi maupun non materi,

hendaklah ia bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Dzat Pemberi nikmat, dan bukannya lupa kepadaNya.

Dan segera ikutilah bersyukur kepadaNya, baik secara lisan, perbuatan maupun keyakinan dalam hati.

Realisasi syukur itu bisa berupa semakin rajin beribadah, bersedekah maupun perilaku-perilaku yang bermanfaat bagi orang lain.

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah Hadits:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من لم يشكر الناس لم يشكر الله، أشكركم الناس أشكركم لله

“Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah. Yang paling bersyukur diantara kamu kepada manusia adalah yang paling bersyukur diantara kamu kepada Allah SWT,”. (*)