Find Us On Social Media :

Ustaz Abdul Somad Ungkap Cara Agar Bisa Rajin Salat Tahajud, Singgung Tidur Berkualitas dan Kebiasaan Nabi Muhammad SAW

Ilustrasi salat dan berdoa

Gridhot.ID - Ustaz Abdul Somad kali ini membahas tentang salat Tahajud.

Diketahui Ustaz Abdul Somad memberikan penjelasan tentang orang-orang yang kesusahan untuk bangun di tengah malam dan melaksanakan salat Tahajud.

Ustaz Abdul Somad akhirnya memberikan tips agar bisa rajin melaksanakan salat Tahajud.

Dikutip Gridhot dari Gramedia.com, Sholat Tahajud atau Sholat Malam adalah salah satu bentuk ibadah sunnah yang tidak pernah ditinggalkan Nabi Muhammad SAW.

Barang siapa yang rutin menunaikan ibadah sholat tahajud, maka Allah SWT akan memudahkan segala urusan hidupnya, dijauhkan dari kesengsaraan, kesulitan hidup, serta dimuliakan hidupnya.

Sholat tahajud biasanya dilaksanakan pada sepertiga malam, ketika manusia lain tertidur dalam keheningan.

Meskipun Sholat ini adalah amalan sunnah, namun Allah SWT menjanjikan banyak kebaikan dalam ibadah ini.

Sholat tahajjud termasuk salat sunnat mu'akad (salat yang dikuatkan oleh syara').

Dikutip Gridhot dari Serambinews, sholat tahajud dikerjakan sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas.

Menurut Ustadz Abdul Somad, Rasulullah SAW saat di Makkah melaksanakan salat Tahajud di Masjidil Haram.

Hal itu dilakukan Rasulullah SAW karena pada waktu malam sunyi tidak ada orang sehingga tak mendapat gangguan dari kafir Quraisy musyrik.

Baca Juga: Ada Mantra Khusus yang Bisa Diucapkan, Simak Cara Berkomunikasi dengan Khodam Berdasarkan Asal Muasalnya

Menurut Ustaz Abdul Somad, habis Isya, Nabi Muhammad SAW tidur.

Itulah makanya Nabi SAW mudah bangun untuk salat Tahajud.

"Kenapa kita payah bangun Tahajud? Habis Isya tak tidur," ungkap UAS.

"Boleh bicara setelah Isya dengan syarat bicara agama. Selain daripada itu makruh hukumnya," urainya.

Ustaz Abdul Somad mengatakan, makanya habis Isya matikan lampu, tidur.

"Itu maka orang-ornag dulu itu sehat-sehat badannya. Habis Isya tidur. TV tak ada. Internet tak ada. Makan ikan asin kangkung, tidur, besok anak 10," jelasnya.

Oleh sebab itu maka, kata UAS, kalau mau tidur yang berkualitas adalah setelah Isya.

"Itu tidur berkualitas. Nabi SAW tidur tak banyak. Sikit tapi berkualitas. Bukan macam kita, sikit-sikit tidur," jelasnya.

(*)