Find Us On Social Media :

Dijelaskan Ustaz Adi Hidayat, Terungkap Makna dari Amalan Sedekah Jariyah, Dapat Gugurkan Dosa-dosa di Masa Lalu

Arti mimpi sedekah.

GridHot.ID - Setiap makhluk yang lahir ke bumi ini pasti akan menghadapi kematian.

Karena itu mereka yang selalu cinta dunia nanti di akhirat kelak hidupnya akan sia-sia.

Manusia yang sudah mati maka habis baginya kesempatan mengumpulkan pahala atau bekal di akhirat.

Melansir Grid.id, pernahkah kamu mendengar tentang sedekah jariyah?

Sedekah jariyah merupakan sebuah konsep penting dalam Islam, dilansir dari Islamic Relief.

Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

"Ketika seseorang meninggal, semua perbuatan mereka berakhir kecuali tiga: amal yang berkelanjutan (jariyah), pengetahuan yang bermanfaat dan seorang anak yang berdoa untuk mereka," (Hadits, Muslim).

Karena itu, umat Islam sangat ingin memberikan amal yang akan terus memberi manfaat bagi orang-orang setelah kematian mereka dan terus memberikan pahala bagi mereka.

Amal apapun yang terus memiliki efek positif pada umat dalam jangka panjang dapat dianggap sebagai sedekah jariyah.

Dilansir dari banjarmasinpost.co.id, penceramah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan makna sedekah jariyah yang dapat mendatangkan pahala yang luar biasa bagi kaum muslimin.

Dituturkan Ustadz Adi Hidayat, makna dan keutamaan dari sedekah jariyah adalah dapat menggugurkan dosa-dosa yang telah diperbuat.

Baca Juga: Ustaz Abdul Somad Menjelaskannya, Simak Amalan Doa yang Bisa Jadi Penyelamat dari Azab dan Siksa Kubur

Ustadz Adi Hidayat menyebutkan salah satu amal shaleh yang bisa dikerjakan adalah berinfaq.

Pendakwah yang disapa UAH menuturkan, adanya sedekah jariyah maka dosa dan kesalahan yang telah dilakukan akan gugur tertutupi oleh pahala yang terus mengalir dari amalan tersebut.

Di dunia ini seluruh umat Islam tak terlepas dari kekhilafan yang membuat dosa-dosa kian menumpuk.

Meski demikian, ada amalan cerdas yang bisa menggugurkan dosa-dosa dan kesalahan baik disengaja maupun tidak.

Ustadz Adi Hidayat mengatakan cara menghapus dosa yang sudah terjadi adalah gunakan konsep pahala menggugurkan dosa.

"Cara cerdasnya carilah amalan-amalan yang menghasilkan pahala banyak, sehingga dosa-dosa seketika akan ditutup, dihapus, inilah yang disebut amalan cerdas dalam beramal shaleh, maka Nabi SAW memberi rumus namanya disebut dengan sedekah jariyah," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Kalam Iman.

Setiap perbuatan baik namanya sedekah, bukan berarti selalu mengeluarkan uang masukkan kotak amal, ini hanya satu di antara jenisnya.

Zakat, infaq, shalat, menuntut ilmu juga termasuk sedekah. Jikalau merasa diri banyak dosa dalam kehidupan maka mengupayakan lakukan amalan yang pahalanya bisa menggelembung menutup peluang dosa yang pernah dikerjakan.

"Contoh Anda punya uang Rp 50.000, dibelikan makanan dan disedekahkan pahalanya ada minimal 700 kali lipat. Kalau makanan ini kemudian jadi energi kemudian orang itu shalat Anda dapat bagian pahala shalatnya," papar UAH.

Jika kemudian energi habis, maka pahala yang didapatkan orang yang bersedekah akan selesai pula.

Cara cerdas agar pahala tak habis, alternatifnya uang Rp 50.000 Anda belikan mushaf atau Alquran, kemudian disedekahkan kepada penghafal Alquran.

Baca Juga: Dipanjatkan Nabi Ibrahim AS Saat Akan Dilempar ke dalam Api Membara, Simak Dahsyatnya Amalan Doa Zikir Hasbunallah Wanikmal Wakil

Entah bisa disimpan di mesjid atau langsung berikan kepada santri Hafiz Quran.

"Pahala yang dibacakan penghafal Quran dari setiap hurufnya adalah 10, satu huruf 10, tak pernah penghafal Quran membaca hanya satu huruf, dan membacanya pun berulang-ulang," urainya.

Maka orang yang memberi Alquran kepada penghafal Quran sangat besar pahalanya dan tidak putus-putus atau yang disebut sedekah jariyah.

Sedekah Paling Afdhol

Dari Sa’id bahwasanya Sa’ad mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bertanya,

أَىُّ الصَّدَقَةِ أَعْجَبُ إِلَيْكَ قَالَ « الْمَاءُ ».

“Sedekah apa yang paling engkau sukai.” Jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sedekah air.” (HR. Abu Daud, no. 1679 dan An-Nasai, no. 3694; 3695; Ibnu Majah, no. 3684. Hadits ini tidak bersambung, Sa’id bin Al-Musayyib tidak bercumpa dengan Sa’ad bin ‘Ubadah. Hadits ini punya syawahid atau penguat tetapi dhaif. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif. Syaikh Al-Albani berpendapat bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain sebagaimana disebutkan dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no. 962).

Dalam riwayat An-Nasai disebutkan sebagai berikut,

Dari Sa’id bin Al-Musayyib, dari Sa’ad bin ‘Ubadah, ia berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي مَاتَتْ أَفَأَتَصَدَّقُ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ قُلْتُ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ سَقْيُ الْمَاءِ

“Wahai Rasulullah, sungguh ibuku telah meninggal dunia, apakah boleh aku bersedekah atas namanya?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Iya, boleh.” Sa’ad bertanya lagi, “Lalu sedekah apa yang paling afdal?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Memberi minum air.” (HR. An-Nasai, no. 3694 dan 3695. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lainnya). (*)