Find Us On Social Media :

Rudy Salam Lawan Depresi Selama 7 Tahun, Sang Istri Bongkar Suaminya Tak Mau Makan Beberapa Hari Sebelum Meninggal Dunia: Sudah Nggak Bisa Jalan, Beliau Memang Tertutup

Kakak Roy Marten, aktor Rudy Salam meninggal dunia

Gridhot.ID - Rudy Salam dikabarkan baru saja meninggal dunia.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, kabar Rudy Salam meninggal dunia diungkapkan oleh Gading Marten dan Roy Marten yang merupakan keluarganya.

Belum diketahui persis penyebab meninggalnya Rudy Salam.

Namun, sang istri mengungkapkan kondisi suaminya beberapa tahun belakangan yang cukup tidak mengenakkan.

Istri aktor Rudy Salam, Marina Gardena, mengungkap kondisi suaminya sebelum meninggal dunia.

Diketahui, Rudy Salam meninggal dunia pada Jumat (18/11/2022) pukul 06.04 di RS Harum.

"Dari beberapa tahun yang lalu, beliau sudah depresi. Kemarin-kemarin biasa aja. Beberapa hari yang lalu, tidur-tidur aja, enggak mau makan. Dan tadi pagi beliau tiba-tiba pergi gitu aja," kata Marina Gardena sambil menahan isak tangisnya, saat ditemui di Rumah Duka PGI Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (18/11/2022).

Marina menambahkan, Rudy Salam sudah mengalami depresi sejak tujuh tahun lalu.

"Beliau depresi itu sudah tujuh tahun, sudah enggak bisa jalan. Tapi beliau memang tertutup orangnya," ucap Marina.

Selain itu, Marina menyebut Rudy juga kurang istirahat karena mengalami kesulitan tidur.

"Kalau penyakit dalamnya sih, enggak ada. Karena dia juga ada sleep paralyses, jadi dia tidurnya berkurang," tutur Marina.

Baca Juga: Dijamin Aman dan Langsung Cair, Berikut Rekomendasi 5 Pinjaman Online Legal Berizin OJK dengan Bunga Rendah

Sebelum meninggal dunia, Rudy Salam sempat dilarikan ke rumah sakit oleh keluarganya. Namun, dia telah mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan.

"Saat di perjalanan, napasnya sudah mulai satu-satu, dia enggak bisa omong," tutur Marina Gardena.

Bahaya Depresi

Dikutip Gridhot dari Tribun Kesehatan, berikut ini bahaya depresi yang perlu diwaspadai, dikutip dari Health Grades:

1. Sebabkan penyakit jantung

Studi menunjukkan bahwa depresi dapat menyebabkan penyakit jantung, memperburuk penyakit jantung, dan membuat lebih sulit untuk pulih dari komplikasi penyakit jantung.

Depresi bahkan dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung.

Mengalami depresi meningkatkan risiko kematian hampir 20 persen dalam enam bulan pertama setelah serangan jantung.

Kebiasaan gaya hidup yang sering menyertai depresi, seperti pola makan yang buruk, merokok, minum, dan tidak berolahraga, juga buruk bagi kesehatan jantung.

2. Tingkatkan risiko diabetes

Depresi yang membuat seseorang makan dengan buruk, merokok, menambah berat badan, dan melewatkan olahraga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Baca Juga: Tampang Rizky Billar Jadi Sorotan Warganet Saat Ikut Arisan Geng Lesti Kejora di Rumah Aurel Hermansyah: Drama Gak Tu di Depan Kamera!

Jika sudah menderita diabetes atau pradiabetes, depresi dapat mencegah melakukan hal-hal yang diperlukan untuk mengelola diabetes.

Tidak peduli mana yang lebih dulu, statistik menunjukkan bahwa sekitar 20 persen penderita diabetes juga mengalami depresi.

Jika tidak diobati, depresi dan diabetes adalah kombinasi yang berbahaya.

3. Alami obesitas

Jika seseorang mengalami depresi, maka memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas.

Faktanya, depresi dapat meningkatkan risiko obesitas hingga 58 persen.

Ini sebagian karena makan adalah cara untuk mengobati diri sendiri saat merasa tertekan, dan tidak berolahraga.

Depresi juga dapat menyebabkan seseorang mengeluarkan hormon stres yang meningkatkan lemak perut.

4. Menurunkan mental

Depresi yang berlangsung lama dapat menyebabkan hilangnya kekuatan otak.

Terutama benar jika seseorang sudah berusia lanjut.

Baca Juga: Jessica Iskandar Klaim 11 Mobil Mewah Sepenuhnya Miliknya, Sang Rival Steven Justru Bongkar Fakta Berbeda, Kuasa Hukum Beberkan Hal Mengejutkan

Pemindaian otak orang tua dengan depresi menunjukkan penyusutan di area otak tertentu yang lebih signifikan daripada di antara orang tua tanpa depresi.

Depresi yang tidak diobati di awal kehidupan meningkatkan risiko terkena penyakit Alzheimer, menjadi pikun, dan mengalami stroke.

5. Bunuh diri

Risiko paling berbahaya dari depresi yang tidak diobati adalah bunuh diri; risiko meningkat ketika penyalahgunaan zat terlibat.

Dua pertiga dari semua kasus bunuh diri disebabkan oleh depresi.

Jika seseorang pernah memiliki pikiran tentang kematian atau bunuh diri, sebaiknya mencari bantuan segera.

Tanda-tanda peringatan bunuh diri dengan depresi termasuk memberikan barang-barang favorit, tiba-tiba menjadi ceria, dan membicarakan kematian sebagai pelarian.

(*)