Lambung hingga Otak Merah Seperti Terbakar, Hasil Autopsi Keluarga yang Tewas di Magelang Ungkap Kadar Racun yang Dipakai Pelaku: Masuk Pembuluh Darah

Rabu, 30 November 2022 | 17:42
kolase kompas.com/Ika Fitriana/pixabay

Kasus satu keluarga di Magelang tewas karena diracun dan bahaya racun arsenik.

GridHot.ID - Tiga anggota keluarga di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ditemukan tewas, Senin (28/11/2022).

Jasad tiga anggota keluarga tersebut ditemukan di tiga kamar mandi berbeda di rumahnya, Jalan Sudiro, Gang Durian, RT 010 RW 001, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Atas kejadian tragis tersebut, DDS alias Dhio (22), warga Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, mengaku ke polisi bahwa ia bertanggung jawab atas kematian ayah, ibu, dan kakak perempuannya.

Mengutip Kompas.com, satu keluarga ditemukan meninggal dunia di rumahnya di Desa/Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa tengah, Senin (28/11/2022) sekitar pukul 07.30 WIB.

Para korban adalah ayah Abas Ashari (58), ibu Heri Riyani (54), dan anak pertama bernama Dea Khairunisa (25).

Warga masih belum percaya keluarga Abas Ashari ditemukan tewas bersamaan di rumahnya di Jalan Sudiro Gang Durian, Dusun Prajenan.

Sebab, sebelum ditemukan tewas, warga merasa tidak ada perilaku yang mencurigakan pada keluarga pensiunan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) itu.

Kepala Desa Mertoyudan, Eko Sungkono masih tak menyangka dan tak percaya kalau satu keluarga tersebut meninggal bersamaan dalam kondisi tidak wajar.

"Masih enggak nyangka, enggak percaya. Kok bisa? kami enggak pernah dengar kejanggalan-kejanggalan," ujar Eko, ditemui usai prosesi pemakaman keluarga korban di TPU Sasono Loyo Dusun Prajenan, Senin (28/11/2022) malam.

Sosok keluarga yang tewas

Dia mengungkapkan, keluarga korban dikenal sangat baik di mata tetangga.

Baca Juga: Skenario Pembunuhan dengan Racun Keluarga di Magelang Tercium Polisi, Kerabat Akui Hatinya Hancur hingga Bongkar Sifat Pelaku: Sekalipun Pelakunya Anak Korban

Bahkan, mereka juga aktif di kegiatan-kegiatan masyarakat.

Mereka sudah tinggal di rumah tersebut sejak lama, ketika dua anak Abas masih kecil.

"Mereka itu keluarga yang sopan dan harmonis. Saya satu RT dengan keluarga ini, enggak pernah ada masalah," ucap dia.

Dilansir dari tribunstyle.com, hasil autopsi satu keluarga tewas di racun di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, telah diungkap oleh Kabid Dokkes Polda Jateng, Kombes Sumy Hastry, Selasa, (29/11/2022).

Tribunjogja.com | Nanda Sagita

Pihak kepolisian saat melakukan olah TKP di rumah korban, di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, pada Senin (28/11/2022)

Dari hasil autopsi, memperlihatkan organ ketiga korban yaitu Abas Ashar, Heri Riyani, dan Dea Khairunisa, seperti terbakar.

Bukan tanpa alasan, penyebab organ seperti terbakar itu karena racun yang dimasukan pelaku ke dalam minuman dinilai sangat mematikan.

Adapun, kata Sumy, organ yang terlihat terbakar tersebut adalah tenggorokan, lambung, hingga otak.

"Dari tenggorok, lambung, usus, hati, jantung, paru, dan otak. Ya, merah seperti terbakar," katanya dalam konferensi pers di Polres Magelang, dikutip TribunStyle.com dari Tribunnews, Selasa (29/11/2022).

Sumy mengatakan organ milik korban terlihat terbakar karena racun diproses oleh pembuluh darah dengan cepat.

Ia juga mengungkapkan kadar racun yang dipakai tersangka DDS alias Dhio (22) sangat tinggi.

"Karena proses cepat, memasuki pembuluh darah, sehingga mematikan. (Kadar racun) sangat tinggi," jelasnya.

Baca Juga: Dua Gelas Teh dan Es Kopi Ditemukan di TKP, Fakta Baru Keluarga yang Tewas Diracun di Magelang Terungkap, ART Beri Kesaksian Ini

Kronologi versi Saksi

Saksi yang merupakan kakak dari korban Heri Riyani bernama Agus mengungkapkan kronologi sebelum satu keluarga tersebut tewas.

Agus mengungkapkan pada Senin (28/11/2022) pagi, Abas, Riyani, kakak DDS Dea Khairunisa dan pelaku berada di rumah.

"Jadi di rumah itu ada empat orang, ayahnya, ibunya, anak pertama perempuan, dan anak kedua laki-laki," tuturnya dikutip dari Tribun Jogja.

Kemudian, kata Agus, dirinya mengantarkan kakak tertuanya untuk terapi dan berobat.

Hanya saja, ketika sampai di rumah sakit, kakak tertua Agus dihubungi bahwa adiknya Riyani dan keluarganya pingsan di rumahnya.

"Saya baru sampai di rumah sakit, kakak saya belum terapi. Itu langsung turun (dari RS) mengabari kalau adik saya dan keluarganya pingsan," kata Agus.

pixabay
pixabay

Satu keluarga di Magelang tewas karena diracun.

Padahal sebelumnya, Agus mengaku bahwa dirinya bertemu dengan seluruh korban dan disebut dalam keadaan sehat.

Kemudian, sesampainya di lokasi, para korban ditemukan di ruang berbeda dalam kondisi pingsan.

Agus mengatakan Abas ditemukan di kamar dan Riyani berada di kasur depan televisi.

Sementara Dhea berada di kamar depan.

Baca Juga: Brigadir J Sempat Disuapi Putri Candrawathi Saat Rayakan Ulang Tahun Pernikahan dengan Ferdy Sambo di Magelang, Ajudan Daden: Atas Petunjuk Almarhum

Melihat hal tersebut, Agus pun tidak berani untuk langsung membawa seluruh korban ke rumah sakit dan memutuskan menghubungi sanak saudara terlebih dahulu.

Keputusan pun dibuat dan akhirnya seluruh korban dibawa ke rumah sakit melalui persetujuan DDS.

"Saya gak berani langsung bawa ke rumah sakit karena saya harus komunikasi dengan pihak kakak adik semua.

Terus saya menghubungi dan diputuskan membawa ke rumah sakit dengan persetujuan anaknya yang paling kecil juga (Dhio)," ujarnya.

Agus mengaku sebelum dibawa ke rumah sakit, Riyani sempat diolesi minyak kayu putih olehnya.

Dhea pun juga dilakukan hal serupa tetapi oleh ART, Sartinah.

Kompas.com

Rumah keluarga yang diracun anak kedua

Sementara Abas diberikan minyak kayu putih oleh DDS.

Setelah itu, para korban pun dibawa ke rumah sakit.

Keseharian DDS alias Dhio

Sosok DDS alias Dhio (22) menghebohkan khalayak ramai karena telah membunuh satu keluarganya dengan cara diracun.

Publik pun dibuat bertanya-tanya bagaimana keseharian Dhio sehingga dirinya nekat membunuh keluarganya sendiri.

Baca Juga: Komnas HAM Koar-koar Ada Pelecehan Terhadap Putri Candrawathi, Ayah Brigadir J Beri Tanggapan Begini, Samuel Hutabarat: di Magelang Kan Laporan Dia Aja Gak Ada ke Polisi!

Seolah ingin menjawab rasa penasaran khalayak ramai, kerabatnya pun kini mengungkap keseharian Dhio.

Pelaku pembunuhan itu dikatakan akhir-akhir ini sering berbohong.

Kakak tertua dari korban Heri Riyani, Sukoco (69) mengatakan, dirinya mendengar perangai Dhio yang belakangan ini kurang mengenakkan.

Perilaku tak mengenakkan dari tersangka ini merupakan masalah internal dari tersangka sendiri.

"Masalah internal, DDS si pelaku itu sendiri. Kalau internal keluarga, yang pasti saya tidak tahu persis.

Tapi, kelakukan dari pelaku ini. Akhir-akhir ini, kelakuan pelaku saya tidak tahu.

Cuma, ada yang laporan atau masukan ke saya, bahwa si A begini begini. Kalau ngomong sering bohong," terangnya.

Diketahui, suasana duka begitu mendalam terasa di kediaman keluarga Abbas Ashari (58), korban yang ditemukan meninggal dunia bersama dengan istrinya dan anaknya di Mertoyudan, Magelang, Selasa (29/11/2022).

Abbas Ashari sebelumnya ditemukan meninggal dunia bersama istrinya bernama Heri Riyani (54) dan anak perempuan pertama Dhea Chairunisa (25), Senin (28/11/2022) pagi.

Baca Juga: Ditelepon Putri Candrawathi Suruh Cepat Pulang, Bripka RR Buka-bukaan Apa yang Terjadi di Magelang, Pengacara Tanyai Kesiapan Sidang: Kamu Berani Nggak Hadap-hadapan Karena Ada Pak Sambo?

Senin pagi kemarin menjadi hari kelabu bagi satu keluarga ini.

Ketiganya ditemukan meninggal dunia karena menenggak minuman beracun yang dicampurkan dengan zat arsenik.

Zat berbahaya itu dicampurkan oleh keluarga terdekat korban, yang tak lain adalah anak kedua korban atau adik kandung korban.

Pelaku berinisial DDS sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Ketiga korban ditemukan tak berdaya di rumahnya yang berlokasi di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Suka Hamburkan Uang

Kakak laki-laki kandung dari Riyani, Agus Sutiarso memberikan kesaksiannya.

Ia merasa syok mengetahui korban dibunuh oleh anaknya sendiri.

"Hancur hati saya, saya sangat merasakan kehilangan," ucap Agus, dikutip TribunStyle.com dari TribunJogja.com, Selasa (29/11/2022).

Agus melanjutkan ceritanya, selama ini keluarga tersebut tidak pernah ada konflik.

Akan tetapi, Dhio dikenal suka menghambur-hamburkan uang.

Baca Juga: 15 Menit Berjaga di Dekat Kamar Putri Candrawathi, Bripka RR Bongkar Peristiwa di Magelang, Ada Ketegangan Ini Sebelum Brigadir J Naik ke Lantai Atas

"Ya ini memang dia itu over lap-ya. Setahu saya itu banyak menghambur-hamburkan uang," jelas Agus.

Sosok pendiam

Kesaksian lain diberikan oleh Kepala Desa Mertoyudan, Eko Sungkono.

Ia menyebut sosok Dhio sebagai pribadi pendiam.

Meskipun demikian, Dhio dikenal aktif saat ada kegiatan warga.

"Anaknya itu aktif ikut kegiatan, ngaji, ke musala."

"Kalau ada pertemuan remaja dia juga kerap ikut," kata Eko, dikutip dari Kompas.com.

Eko secara pribadi mengaku kaget dengan kasus ini.

Dirinya tidak menyangka Dhio akan berbuat tega kepada keluarganya sendiri.

Apalagi keluarga Abbas dikenal sebagai keluarga yang baik dan harmonis.

"Masih enggak nyangka, enggak percaya. Kok bisa?" tegasnya.(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Kompas.com, Tribunstyle.com