GridHot.ID - Tiga orang anggota keluarga di Kabupateng Magelang, Jawa Tengah, tewas akibat diracun arsenik, pada Senin (28/11/2022).
Tiga anggota keluarga itu terdiri dari ayah bernama Abas Ashar, ibu bernama Heri Riyani, dan anak pertama bernama Dea Khairunisa.
Tubuh ketiga korban ditemukan di kamar mandi yang berbeda di rumahnya, alan Sudiro Gang Durian, Dusun Prajenan, Desa/Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Dilansir dari Kompas.com, ketiga korban tewas diracun oleh DDS, anak kedua Abas dan Riyani.
DDS, pria berusia 22 tahun itu telah ditangkap polisi di tempat kejadian perkara (TKP). Ia juga telah mengakui perbuatannya.
DDS kini ditetapkan sebagai tersangka.
Sosok DDS
Dilansir dari TribunJogja.com, kakak laki-laki kandung dari Heri Riyani, Agus Sutiarso mengungkap sosok DDS.
Agus mengatakan bahwa DDS suka menghambur-hamburkan uang.
"Ya ini memang dia itu over lap-nya. Setahu saya itu banyak menghambur-hamburkan uang," ujar Agus.
Sementara itu, dilansir dari Kompas.com, Kepala Desa Mertoyudan bernama Eko Sungkono menyebut DDS sosok yang pendiam.
Meski begitu, DDS dikenal aktif saat ada kegiatan warga.
"Anaknya aktif ikut kegiatan, ngaji, ke musala," ujar Eko.
"Kalau ada pertemuan remaja, dia juga kerap ikut," lanjutnya.
Eko secara pribadi mengaku kaget dengan kasus ini.
Dirinya tidak menyangka DDS akan berbuat tega kepada keluarganya sendiri.
Apalagi keluarga Abbas dikenal sebagai keluarga yang baik dan harmonis.
"Masih enggak nyangka, enggak percaya. Kok bisa?" tegasnya.
DDS bantu angkat ketiga korban dari kamar mandi
Dilansir dari Kompas.com, usai meracuni ketiga anggota keluarganya hingga tewas, DDS ternyata sempat membantu menggotong korban dari kamar mandi ke kamar.
Hal ini disampaikan oleh asisten rumah tangga keluarga korban, Sartinah.
Sartinah mengetahui kondisi korban usai ditelepon oleh DDS, Senin (28/11/2022) sekitar pukul 07.30 WIB.
Pagi itu, Sarinah masih berada di rumahnya di Desa Dampit, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
"Tadi saya ditelepon sama anaknya (DDS) karena bapak, ibu, kakak gitu di kamar mandi, terus saya suruh nolongi, tapi sudah pada pingsan semua," ujarnya.
Setiba di rumah keluarga Abas, Sartinah bersama DDS dan seorang tetangga menggotong korban yang tergeletak di kamar mandi ke kamar terdekat.
Kala itu, Sartinah beranggapan bahwa Abas, Riyani, dan Dea pingsan.
"Iya, saya tolongin bawa ke kamar, tadi sudah pingsan semua. Bawanya saya bertiga, saya, sama di sini sama DDS itu dan Pakde (tetangga). Pokoknya saya taruh kasur yang dekat," ucapnya.
Seusai korban dibawa ke kamar, Sartinah sempat menggosokkan minyak kayu putih ke tubuh korban.
Beberapa saat kemudian, warga membawa ketiga korban ke rumah sakit.
"Saat dikasih minyak kayu putih itu diam. Mungkin masih (hidup), tapi saya enggak tahu, walaupun masih ada napas. Masih anget (badan korban)," ungkap perempuan yang sudah bekerja selama 15 tahun di rumah keluarga Abas ini.
DDS campurkan arsenik ke teh dan kopi korban
Dilansir dari Kompas.com, dalang di balik tewasnya satu keluarga di Kabupaten Magelang ternyata adalah DDS.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Magelang AKBP Muchamad Sajarod Zakun mengatakan, DDS memasukkan racun, masing-masing sebanyak dua sendok teh, ke teh dan kopi yang hendak diminum keluarganya.
Kebiasaan keluarga tersebut, terang Sajarod, sering mengonsumsi teh dan kopi setiap pagi.
"Dia (tersangka) memasukkan racun arsenik pakai 2 sendok ke dalam teh dan kopi yang setiap pagi disajikan oleh ibunya. Ketika ibunya keluar dari dapur, tersangka mencampurkannya," tuturnya, Selasa (29/11/2022).
Tersangka membeli racun itu secara online.
Mengenai jumlah racun yang dibeli DDS, polisi kini masih mendalaminya.
Sajarod menuturkan, saat melakukan olah TKP, polisi menemukan kejanggalan-kejanggalan yang menguatkan bahwa pelaku adalah DDS.
Salah satu kejanggalan adalah DDS menolak jenazah korban diautopsi. Padahal keluarga lainnya mengizinkan.
"Pihak saudara korban minta jenazah diautopsi tapi anak kedua ini tidak ingin. Tapi kami tetap autopsi untuk mengetahui penyebab kematian korban," terangnya.
Kejanggalan lainnya, polisi tidak menemukan sisa muntahan para korban.
"Korban yang meninggal akibat keracunan biasanya ada sisa muntahan tapi di TKP clear, tidak ada," jelasnya.
Ia mengungkapkan, polisi melakukan gelar perkara penetapan tersangka pada Senin malam.
Lalu, pada Selasa, terbit surat perintah penahanan tersangka.
Apa motif tersangka racuni keluarganya hingga tewas?
Dilansir dari Kompas.com, kasus satu keluarga di Kabupaten Magelang tewas diracun ini dilatarbelakangi rasa sakit hati DDS.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara terhadap DDS dan lingkungan sekitarnya, sakit hati itu muncul karena DDS diminta menjadi tulang punggung keluarga.
Sajarod menyampaikan, ayah DDS tidak memiliki penghasilan setelah pensiun dua bulan lalu.
Adapun Riyani merupakan ibu rumah tangga, sedangkan Dea tidak bekerja usai kontrak kerjanya habis.
"Bapak pelaku 2 bulan yang lalu baru pensiun, kebutuhan hidup cukup tinggi. Bapak pelaku punya penyakit sehingga butuh biaya pengobatan. Anak pertama tidak bekerja, sebelumnya bekerja tapi habis kontrak. Anak pertama tidak diberi beban untuk menanggung semua kebutuhan," paparnya.
"Kemudian semua dibebankan kepada anak kedua, sehingga muncul niat membunuh orangtua dan kakak kandung karena sakit hati. Dia sendiri tidak bekerja," sambungnya.
(*)