Guru Ngaji Sebut Ada 1 Kejadian Menyakitkan di Masa Lalu yang Buat Anak Bunuh Keluarga di Magelang Memendam Sakit Hati, Paman Tersangka: dengan Kebohongan Dana Orang Tua Digerogoti

Kamis, 01 Desember 2022 | 15:42
(Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting) dan IST

Sosok DDS, pemuda yang habisi nyawa ayah, ibu dan kakaknya di Mertoyudan, Magelang, Senin (28/11/2022).

Gridhot.ID - Kasus anak bunuh keluarga di Magelang kini menggegerkan publik.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, DDS alias Dhio (22) diketahui merupakan sosok anak bunuh keluarga di Magelang.

Beberapa kebohongan dari kasus anak bunuh keluarga di Magelang ini pun mulai terungkap satu per satu.

Sebelumnya, Dhio mengaku membunuh keluarganya dengan racun karena dipaksa menjadi tulang punggung keluarga.

Namun setelah penyelidikan mendalam dan pengakuan keluarga, seluruh omongan Dhio dipenuhi kebohongan semata.

Sukoco, Paman Dhio menegaskan seluruh berita yang menyebut tersangka menjadi tulang punggung keluarga itu tidak benar.

Dirinya bahkan langsung gamblang menyebutkan Dhio lah yang merusak kondisi ekonomi keluarga.

"Bahkan justru yang merusak dana-dana orang tua itu, dia sendiri. Dengan kebohongan-kebohongannya, kepandaiannya, sehingga dana-dana orang tua digerogoti," tutur Sukoco.

Menurut Sukoco, Dhio pernah menghabiskan uang hingga Rp 32 juga setiap bulan dengan alasan digunakan untuk mengikuti sejumlah kursus.

Informasi tersebut Sukoco dapatkan dari adiknya, Heri Riyani yang tak lain ibu Dhio yang tewas di tangan anaknya sendiri.

"Jadi waktu almarhumah adik saya (Heri Riyani), pernah beberapa bulan yang lalu bertemu dengan saya 'mas ini untuk pengeluaran Dhio satu bulan 32 juta' untuk kursus bahasa Inggris, belum yang lain-lainnya,"jelas Sukoco.

Baca Juga: Anak Nathalie Holscher Kini Sebut Fariz dengan Panggilan Papa, Sule: Anak Pasti Cari Tau Bapaknya Siapa

"Namun kursusnya belum dibuktikan benar adanya," kata Sukoco.

Dikutip Gridhot dari Tribun Jatim, penetapan status tersangka kepada DSS pun menyedot perhatian masyarakat, tak terkecuali guru ngaji tersangka yakni Ahmad Anwari.

Guru yang lama pernah mendidik tersangka mengaku kaget dan lemas mengetahui kabar tersebut.

Ia tak pernah menyangka sosok muridnya yang dikenal aktif berorganisasi itu bisa melakukan hal keji.

"Saya tidak menyangka anak ini melakukan ini. Dari kecil saya mengajar dia mengaji. Anaknya itu sebenarnya apik, saya ya kaget tau-tau anaknya seperti itu. Orangtuanya juga apik, keluarganya sangat apik,"ujarnya dengan nada kecewa.

Saat mengetahui bahwa tersangka pembunuhan tiga anggota keluarga itu adalah DDS, dirinya pun langsung lemas.

Guru ngaji Dheo tak menyangka anak didiknya yang dikenalnya sebagai anak baik hati, berubah menjadi sosok pembunuh sadis.

"Ya Allah, langsung lemes soalnya cah apik (anak baik) itu. Soalnya anaknya apik itu sedikit pun saya tidak curiga.Semalam pas ibunya semaput dia itu sempat ibu ini kenapa, pas dawet itu. Lalu, pas ayahnya keracunan dia juga sempat menolong, tidak ada curiga,"tuturnya.

Masa lalu tersangka pada akhirnya ikut dikuak oleh Ahmad Anwari.

Ternyata ada sebuah kejadian yang diduga oleh sang Guru Ngaji Anak Bunuh Keluarga di Magelang sebagai pemicu sakit hati.

Tak hanya rasa iri hati seperti yang selama ini disebut-sebut.

Baca Juga: Tahun Dimana Musim Panas Menghilang, Ribuan Orang Meninggal Dunia, Ini Penyebabnya

Menurut Ahmad Anwari sifat tersangka DSS mulai berubah sejak lulus sekolah menengah atas (SMA).

Terlebih, setelah Dheo mendapat kecelakaan yang membuat dirinya kehilangan beberapa jarinya.

"Sejak kecelakaan itu, ya sewaktu lulus SMA dia (tersangka) mulai tidak pernah ke masjid. Bahkan, Salat Jumat pun tak pernah kelihatan,"ungkapnya.

Sementara itu, saat disinggung terkait keseharian tersangka DDS termasuk pekerjaannya, Dia mengaku tidak mengetahui pasti.

"Saya juga tidak tahu, katanya pegawai di KAI tapi setelah di cek tidak ada. Dia (DSS) juga tidak pernah kelihatan pergi bekerja, kalau ditanya ke orangtuanya yaitu kerja online. Kalau pernah kuliah atau tidak saya juga tidak mengetahui, memang ada rencana mau coba TNI,"ucapnya.

Kekecewaan yang dirasakan Ahmad Anwari pun masih tersimpan.

Bahkan, dirinya enggan untuk menjenguk tersangka yang saat ini sudah ditahan di Polresta Magelang.

"Enggak (mau menjenguk). Kalau untuk hukuman, kami serahkan kepada aparat negara,"urainya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Tribun Jatim