Wakil Panglima KKB Papua Sampai Ngaku Jiper Duluan, Begini Situasi Terkini Intan Jaya yang Dijaga 6 Pasukan Elit Satgas TNI Polri

Jumat, 02 Desember 2022 | 17:00
Penerangan Kostrad/ istimewa kolase via GridHot

KKB Papua Takut Menampakkan Diri Karena Intan Jaya Dijaga 6 Pasukan Khusus TNI-Polri

GridHot.ID - Sejumlah pasukan khusus TNI-Polri saat ini tengah berpatroli di wilayah Intan Jaya, Papua, untuk mengantisipasi serangan KKB Papua.

Dengan kehadiran gabungan pasukan khusus ini, para KKB Papua akan berfikir seribu kali untuk melakukan teror di Intan Jaya.

Terungkap situasi terkini di Kabupaten Intan Jaya, Papua yang merupakan wilayah rawan aksi KKB Papua.

Mengutip tribunjogja.com, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terus melakukan teror di sejumlah wilayah di Papua.

Serangan tak hanya menyasar pasukan TNI Polri, namun juga warga sipil dan aparat pemerintahan.

KKB Papua sendiri terdiri dari banyak kelompok dan memiliki wilayah tersendiri-sendiri.

Setidaknya ada empat kabupaten yang menjadi medan perang bagi KKB Papua dalam melakukan terornya.

Keempat kabupaten tersebut meliputi Mimika, Intan Jaya, Paniai dan Puncak.

Dikutip Tribunjogja.com dari Tribun-Papua.com, berikut ini rangkuman empat daerah rawan KKB di Papua :

Kabupaten Mimika

Di Kabupaten Mimika, terakhir kasus penembakan yang dilakukan oleh KKB yaitu menewaskan satu karyawan PT Freeport Indonesia dan dua lainnya luka-luka.

Baca Juga: KKB Papua Jadi Tugas Besar Yudo Margono Jika Dilantik Sebagai Panglima TNI, Kepala CIDE Singgung Pendekatan Baru ke OPM dan Reorientasi Militer yang Belum Terlihat Jelas

Kasus tersebut terjadi pada Senin (30/3/2020) di Kuala Kencana, Timika, Mimika.

Karyawan PT Freeport yang meninggal tersebut adalah warga negara asing (WNA).

Korban tewas berinisial GTW (57) yang merupakan warga negara Selandia Baru.

Kemudian, korban luka-luka berinisial JMB (49) dan US (52). Korban berinisial JMB mengalami luka karena tembakan pada perut bagian kanan dan paha bagian kanan.

Sementara itu, korban US mengalami luka pada siku kanan dan punggung.

Para korban kemudian dilarikan ke Klinik Kuala Kencana untuk mendapat perawatan medis.

Kabupaten Intan Jaya

Kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali berulah di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Sabtu (5/2/2022).

Seorang personel Satgas Kodim Yonif PR 328/DGH Prada Giyade Ramadhani Fattah yang bertugas di Pos TNI Titigi, terluka akibat terkena tembakan di bagian kaki.

Kabupaten Paniai

Untuk di Kabupaten Paniai, kasus KKB terjadi di lokasi penambangan di Distrik Baya Biru.

Baca Juga: KKB Papua Sembunyi di Bawah Jembatan Tembaki Satgas Damai Cartenz Secara Brutal, Satu Anggota Brimob Gugur, Polisi Bongkar Detik-detik Mencekam

Kasusnya terjadi pada Minggu (20/3/2022) sekitar pukul 05.35 WIT.

Dalam serangan itu, KKB dilaporkan melakukan tembakan dan pembakaran sejumlah bangunan.

Diketahui, Distrik Baya Biru memang merupakan salah satu kawasan penambangan emas di Paniai.

Dalam insiden penembakan tersebut tidak ada korban jiwa.

Namun, ada 15 rumah yang menjadi tempat camp pendulang yang dibakar KKB. Rumah itu berada di lokasi 81 dan 45. Selain itu, KKB juga membakar puskesmas dan perumahan guru.

Polisi menduga, pelaku penyerangan adalah KKB pimpinan Lewis Kogoya. Kogoya diduga menyerang bersama sembilan anggotanya dengan membawa senjata api, seperti SS1, Mauser, dan AK-47.

Lewis Kogoya diduga berafiliasi dengan KKB di Kabupaten Intan Jaya.

Kabupaten Puncak

Kelompok yang dicap teroris tersebut melakukan aksinya di Kabupaten Puncak terhadap Delapan karyawan PT Palapa Timur Telematika (PTT), Senin (7/3/2022) di Distrik Beoga.

Adapun nama delapan korban yang dievakuasi antara lain, Bona Simanulang, Bili Gadi Balien, Renal Tagase, Beby Tabuni, Jamaludin, Eko Satiansyah, Syahril Nurdiansyah, Ibo.

Sementara, Nelson Sarira, satu-satunya saksi yang selamat dari serangan KKB di Distrik Beoga.

Baca Juga: Sehelai Benangpun Tak Ada di Tubuhnya, Pria Diduga Pekerja Tambang Ilegal Jadi Korban Keganasan KKB Papua, Begini Kata Kepala SAR Manokwari

Nelson mengatakan ada sekitar 10 orang anggota KKB yang memasuki kamp mereka, hingga membantai delapan rekannya.

Nelson yang selamat pun sempat mengirimkan kode bahaya dengan melambai-lambaikan tangan ke CCTV di lokasi.

Dilansir dari Surya.co.id, situasi Kabupaten Intan Jaya, salah satu wilayah rawan aksi KKB Papua, saat ini sudah berangsur kondusif.

Aksi brutal KKB Papua di sana berhasil diredam oleh pasukan gabungan TNI-Polri.

Sebanyak enam pasukan khusus dari TNI-Polri ditempatkan untuk menjaga keamanan di Intan Jaya.

Bahkan salah satu bos KKB Papua menyatakan ketakutannya atas aksi dan gerakan para pasukan Satgas TNI-Polri dalam dua bulan terakhir ini.

Melansir dari Penerangan Kostrad, Satgas Batalyon Infanteri (Yonif) Para Raider 305/Tengkorak terus melaksanakan kegiatan untuk meyakinkan keamanan, kedamaian dan ketentraman di wilayah Intan jaya, Papua.

Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah berupa lari bersama dengan aparat keamanan lainnya sebagai bukti bahwa kondisi Intan Jaya Papua saat ini sudah berubah.

Keputusan Dansatgas Letkol Inf Ardiansyah menyelenggarakan kegiatan lari sambil bernyanyi, dilanjutkan olahraga bersama dengan seluruh Satuan Tugas (Satgas) di Intan Jaya bukan tanpa alasan.

Kolaborasi bersama AKBP Christian Kadang (Satgas Damai Cartenz), Kapten Inf Puji alias Bos Mamba (Satgas Elang), Kapten Kav Effendi (BAIS TNI), Lettu Inf Komang (Mandala, Kopassus), Lettu Pas Marpaung (Pasopati, Pasgat) dan Letda Zaenal (Brimob Gakkum), telah menjadikan Intan Jaya aman, damai dan tentram.

Bahkan, Apeni Kobogau (tercatat sebagai Wakil Panglima Kodap VIII Intan Jaya), menyatakan ketakutannya dengan aksi dan gerakan para pasukan elit Satgas TNI-Polri dalam dua bulan terakhir ini.

Baca Juga: KKB Papua Sembunyi di Tempat yang Sulit Dijangkau, Jenderal Daniel Silitonga Sudah Pantau dari Langit dan Akui Medannya Berat

Sejumlah pasukan gabungan dari Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Taipur, Kopassus, Kopasgat, Kopaskha, Taifib dan Brimob berkumpul di depan Pos Kodim Persiapan.

Mereka datang dari segala penjuru Intan Jaya. Rombongan dengan santai, seolah di kampung sendiri, berjalan dari komplek Pos Mamba sambil bersenda gurau.

Semoga segala upaya pendekatan Satgas TNI-Polri, baik melalui beragam kegiatan teritorial, penggalangan maupun kegiatan lain seperti patroli-patroli di kota dan hutan, dapat menjadikan Papua, khususnya Intan Jaya semakin aman, tentram dan damai.

Solidaritas TNI dan Warga Intan Jaya

Selain itu, solidaritas antara TNI dan warga Intan Jaya, Papua, tampak erat di tengah maraknya teror KKB Papua.

Hal ini terlihat saat Yonif PR 305/Tengkorak Kostrad sedang membangun gereja.

Sejumlah warga Intan Jaya bersenjatakan panah berjaga-jaga supaya tak ada gangguang dari KKB Papua.

Melansir dari Penerangan Kostrad, gereja yang dibangun pasukan elite tempur meliter TNI Angkatan Darat, di Kampung Bazemba, Intan Jaya itu, sempat terbengkalai.

Pengerjaan pembangunan gereja itu terbengkalai, karena Pasukan Tengkorak pada saat itu harus melakukan patroli keamanan untuk menjaga keselamatan penduduk setempat.

"Hitungan kami, seminggu sebelum Natal, sudah clear semua," ucap Letnan Basyir si Bos Koper yang menjadi penanggung jawab pengerjaan pembangunan Gereja Bazemba.

Sambungnya menjelaskan, bangunan gereja tersebut ditargetkan harus tuntas sebelum Perayaan Natal 25 Desember 2022.

Baca Juga: KKB Papua Lari Kocar-kacir Korbannya Masih Bisa Bangun Setelah Ditembak, Fakta Mengerikan OPM Dibongkar Usai Habisi Imam Masjid, Pelurunya Diduga Beracun

Maka dari itu, Pasukan Tengkorak tancap gas pool dan tidak pakai rem dalam mengerjakan pembangunan gereja itu.

"Berjaga-jaga, siapa tahu kelompok Undius mencoba mendekat untuk mengganggu.

Wujud kecintaannya kepada prajurit yang sedang bekerja, mereka yang berjaga melengkapi diri dengan busur panah," ujar Dansatgas (Raja Aibon Kogila) dalam tulisannya.

Saya sampaikan di atas juga, di Wandoga, waktu Komandan datang. Pak Camat juga bilang, ini TNI sekarang orang baik. Jangan ada ganggu daerah ini. Jadi, harus tenang, aman.

Zaki juga sudah bilang kepada orang Dani, tidak boleh itu ganggu. Kalau perang, perang betul. Tidak boleh ganggu, ganggu dengan dorang," cerita Gembala Yakob Sondegau.

Sementara itu, di saat para pemuda angkat senjata memasang pagar betis, warga lainnya dan para mama-mama turun tangan membantu Pasukan Tengkorak mengerjakan bangunan gereja.

"Prajurit dan kawan-kawan sejak pagi hingga sore hari bekerja di gereja. Masyarakat yang bisa, ikut membantu. Mama-mama menyiapkan bekal makan dan minum. Semua bersama-sama.

Saat siang, para prajurit dan masyarakat makan bersama-sama. Bekal yang dibawa prajurit dan makanan yang disiapkan warga, dinikmati bersama," ujar Dansatgas.

Tidak ada perbedaan antara mereka. Semua serasa satu keluarga besar. Saat prajurit yang beragama Islam menunaikan ibadah salat Zuhur, warga bersama prajurit lain yang menjaga.

Terlihat jelas, anak cucu keturunan Kepala Suku Besar Mendiang Oktavianus Sondegau sangat sayang kepada para Ksatria Tengkorak," sambung Raja Aibon Kogila menjelaskan.

Dansatgas menyampaikan kepada Gembala Yakob dan beberapa tokoh masyarakat Bazemba, bahwa dukungan pembangunan gereja bukan semata-mata dari pasukan Kostrad yang saat ini berada di Intan Jaya saja.

Baca Juga: KKB Papua Sembunyi di Pedalaman Hutan yang Sulit Dijangkau, Ini Alasan Mengapa TNI Tidak Terjunkan Serangan Udara untuk Melenyapkan OPM

Namun, sebagian besar merupakan bantuan dari Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Dudung Abdurrachman.

Selain itu, teman-teman seangkatan Raja Aibon, ARUPADATU, juga mengirimkan uang untuk tambahan membeli bahan bangunan.

Bahkan prajurit yang berada di Karawang serta keluarga yang berada di Sumatera Utara dan Kalimantan juga turut serta menyisihkan rezekinya, demi segera tuntasnya pembangunan Gereja Bazemba.

"Jadi, ini bukan hanya kita saja yang punya uang, tetapi teman-teman. Dari teman-teman kita yang di luar sana, teman-teman dari Medan, itu sumbang uang juga.

Teman-teman yang sekarang ada tinggal di asrama juga ada, teman teman angkatan saya juga. Jadi, saya kan dulu selesai sekolah tentara tahun 2004," kata Raja Aibon Kogila. (*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Surya.co.id, Tribunjogja.com