Rusia Akhirnya Bersedia Damai dengan Ukraina, Namun Syarat Berat Ini Harus Dipenuhi Oleh Amerika Serikat, Apa?

Minggu, 04 Desember 2022 | 20:42
The Moscow Time

Cuplikan video yang diduga merekam insiden pembunuhan tahanan Rusia oleh tentara Ukraina, dibagikan Senin (21/11/2022).

Gridhot.ID - Rusia dan Ukraina kini dalam kondisi terbaru.

Meski peperangan masih berlangsung, Rusia nampaknya sudah mulai terbuka untuk bernegosiasi masalah invasinya ke Ukraina.

Rusia memang sudah lama menggempur Ukraina habis-habisan.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Rusia dilaporkan telah kehilangan 13.000 tentaranya selama melakukan invasi ini.

Sementara itu, Ukraina sendiri juga babak belur usai beberapa fasilitas vital negara tersebut diberondong hujan rudal oleh Rusia.

Kini Rusia akhirnya membuka opsi jalur diplomasi.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews.com, Presiden Rusia, Vladimir Putin menolak permintaan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden untuk damai dengan Ukraina, jika syarat khusus dari Rusia tak terpenuhi.

Rusia mensyaratkan beberapa hal, termasuk mengakui empat wilayah baru Rusia yang dianeksasi selama perang di Ukraina.

Empat wilayah itu adalah Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia.

Sebelumnya, Vladimir Putin telah mendeklarasikan empat wilayah baru Rusia tersebut melalui siaran TV Rusia pada 30 September 2022, setelah mengadakan referendum.

Vladimir Putin mengklaim deklarasi itu ia lakukan karena kehendak jutaan orang dari keempat wilayah itu memiliki hak menentukan nasib sendiri untuk bergabung dengan Rusia, dikutip dari CNBC.

Baca Juga: Awan Panas Tebal Meluncur 1.500 di Atas Puncak, Gunung Semeru Tiba-tiba Erupsi di Tengah Duka Gempa Cianjur yang Belum Usai

Menanggapi permintaan diplomasi AS, Juru Bicara Rusia Dmitry Peskov mengatakan, Vladimir Putin tetap terbuka untuk negosiasi selama AS juga dapat menjamin keamanan Rusia.

Dmitry Peskov mencatat permintaan Joe Biden agar Vladimir Putin menarik pasukannya dari Ukraina, yang tidak mungkin dilakukan karena AS tidak mengakui empat wilayah baru Rusia.

"AS masih belum mengakui wilayah baru Federasi Rusia," kata Dmitry Peskov, Jumat (2/12/2022), dikutip dari KBIA.

Tribunnews
Tribunnews

Sosok Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Itu memperumit pencarian alasan untuk mengadakan diskusi bersama," lanjutnya.

Beberapa minggu sebelumnya, Vladimir Putin melancarkan serangan ke infrastruktur energi Ukraina, sebagai serangan balasan setelah Ukraina menyerang jembatan utama yang menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea.

Karena konflik yang semakin parah, Kanselir Jerman Olaf Scholz menelepon Vladimir Putin.

Dalam pembicaraan itu, Vladimir Putin memberikan pembelaan yang kuat atas tindakannya ke Ukraina.

Vladimir Putin mengatakan, Barat mengejar kebijakan destruktifnya terhadap Ukraina melalui dukungan keuangan dan militernya.

Bantuan dari pihak Barat kepada Ukraina menjadi fakta bahwa Ukraina menolak gagasan negosiasi apa pun dengan Rusia, termasuk mengakui empat wilayah baru yang dianeksasi Rusia dari Ukraina.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribunnews