Hasil Lie Detector Kuat Ma'ruf Berbohong, Kesaksian ART Ferdy Sambo di Persidangan Bak Langit Bumi dengan Bharada E, Hakim Murka: Kalian Buta?

Selasa, 06 Desember 2022 | 16:42
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO

Terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, Kuat Ma'ruf menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (2/11/2022).

Gridhot.ID - Terdakwa Kuat Ma'ruf memberikan kesaksian yang berbeda dengan pengakuan Bharada E atau Richard Eliezer.

Kuat Ma'ruf mengaku tidak melihat Ferdy Sambo melakukan penembakan terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J saat dieksekusi di rumah dinasnya di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022 lalu.

Mengutip Kompas.com, hal itu diungkap Kuat Ma'ruf saat dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) sebagai saksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J dengan terdakwa Bharada E dan Ricky Rizal.

"Jadi Saudara tidak melihat Ferdy Sambo ditembak atau menembak?" kata Ronny dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (5/12/2022).

"Tidak melihat," ujar Kuat.

Mendengar jawaban itu, Ronny lantas menanyakan apakah Kuat pernah menjalani pemeriksaan dengan menggunakan lie detector saat penyidikan di Bareskrim Polri.

Kuat pun mengakui bahwa ia telah menjalani pemeriksaan menggunakan alat pendeteksi kebohongan dalam pemeriksaan di kepolisian.

"Saudara saksi pernah diperiksa lie detector?" ujar Ronny.

"Pernah," kata Kuat.

"Tahu hasilnya?" tanya Ronny lagi.

"Tahu," jawab Kuat.

Baca Juga: HP Brigadir J Sempat Diperiksa Ricky Rizal, Eks Ajudan Ferdy Sambo Ini Beberkan Siapa yang Perintahkan Ambil Ponsel Yosua, Ternyata Polisi Berpangkat Kompol

Kuat lantas mengungkapkan, hasil pemeriksaan dengan lie detector yang menunjukkan bahwa ia berbohong kepada penyidik.

"Apa hasilnya?" kata Ronny.

"Katanya berbohong," ujar Kuat.

"Jadi, Saudara saksi berbohong saat Saudara saksi ditanya lihat Ferdy Sambo menembak tidak Saudara saksi bilang tidak? Hasilnya apa?" ujar Ronny.

"Berbohong," kata dia.

Atas penegasan jawaban itu, Ronny pun kembali memastikan hasil pemeriksaan lie detector yang disampaikan Kuat tersebut.

Bukannya kembali menegaskan bahwa hasil lie detector menunjukkan kebohongan, Kuat malah mengatakan bahwa jawaban dialah yang benar.

"Jadi yang benar yang mana?" kata Ronny lagi.

"Ya benar sayalah, itu kan robot," ujar Kuat.

Selain itu, Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso meminta Kuat menceritakan kronologi penembakan yang menewaskan Brigadir J.

Kuat mengaku, saat itu ia hanya melihat Ferdy Sambo memarahi Yosua di rumah dinas tersebut.

Baca Juga: Ferdy Sambo Tertawa-tawa Usai Bunuh Brigadir J, Bharada E Bongkar Kesalahan Suami Putri Candrawathi saat Pegang Senjata, Sosok Ini Ikut Melihatnya

"Waktu itu seinget saya dan sependengeran saya, bapak sempet mengatakan kepada Yosua, 'kamu kurang ajar sekali sama saya'," terang Kuat.

Lantas, Hakim pun bertanya posisi Kuat saat eksekusi terhadap Yosua itu terjadi.

"Saya tanya, seberapa jauh berdiri dengan Ricky ?" tanya Hakim.

Kuat mengaku, posisinya bersebelahan dengan terdakwa lain yakni Ricky Rizal.

Mendengar jawaban Kuat, lantas Hakim Wahyu menanyakan apa yang ia dengar ketika penembakan itu terjadi.

"Jadi begitu masuk (rumah dinas) Yosua lagi ngadep, bapak lagi marah-marah, saya denger seperti itu. Saya bergeser," jelas Kuat.

"Bapak lagi marah-marah, Yosua sempet bilang, 'apa pak'," ucapnya.

Setelah itu, kata Kuat, lantas Richard melakukan penembakan terhadap Yosua.

"Bapak bilang 'hajar Chad, hajar Chad' terus ditembak sama Richard. Deeer deeerrrr, enggak berapa kali itu terus Yosua tengkurep di samping tangga," papar Kuat.

Melihat Yosua terkapar setelah ditembak Richard, Kuat mengaku takut. Ia khawatir ikut dieksekusi oleh Ferdy Sambo.

"Jadi setelah itu Pak Sambo sempet liat belakang, jadi pada saat itu saya ketakutan. Kalo saya berpikir, bapak sempet nengok-nengok begitu, pikir saya, saya juga mau ditembak waktu itu, oh ternyata bapak mau ke depan tembak-tembak tembok," terang Kuat.

Baca Juga: Bulu Mata Lentik dan Alis Kekinian Putri Candrawathi, Istri Ferdy Sambo Bergaya Modis Usai Sembuh dari Covid-19, Ini Potretnya di Persidangan

"Sebentar, sebelum tembak tembok kapan dia nembak Yosua?" timpal Hakim.

"Saya tidak melihat Bapak menembak Yosua," jawab Kuat.

Mendengar jawaban itu, Hakim pun menyinggung jawaban Kuat yang mirip dengan kesaksian Ricky Rizal.

Dalam sidang sebelumnya, Ricky Rizal juga mengaku bahwa ia tidak melihat eks Kadiv Propam itu menembak Yosua.

"Bahasa kamu sama dengan Ricky, ya kan, 'saya tidak tahu, tidak dengar'," singgung Hakim dengan nada tinggi.

Mendengar singgungan itu, Kuat lantas menjelaskan posisinya saat proses eksekusi terhadap Yosua tersebut.

Ia mengaku hanya melihat kaki Yosua ketika terkapar di pinggir tangga rumah dinas Sambo itu.

"Sodara itu kan katanya tadi bilang berdiri sejajar (dengan Ricky)," cecar Hakim.

"Iya, tapi agak jauh sama Ricky," jelas Kuat.

Atas jawaban Kuat, Hakim Wahyu kemudian menyinggung kesaksian Richard Eliezer yang mempraktikan posisi para terdakwa ketika penembakan Yosua terjadi.

Namun, lagi-lagi, Kuat membantah melihat Sambo menembak Yosua meskipun ia berada di lokasi pemembakan itu.

Baca Juga: Nekat Kibuli Kapolri, Bharada E Takut dengan Ferdy Sambo, Ngaku Berdosa dan Dihantui Mimpi Buruk di Depan Hakim: Pangkat Kami Bagai Langit dan Bumi

"Tadi sudah dipraktikkan sama saudara Richard. Berdirinya RE (Richard Eliezer) sama RR (Ricky Rizal) enggak jauh, tapi karena kalian buta, dan tuli, jadi saudara enggak denger dan enggak lihat, kan gitu yang saudara sampaikan," singgung Hakim.

"Tidak begitu Yang Mulia," timpal Kuat.

"Terus gimana," cecar Hakim.

"Kalo Pak Sambo nembak, mungkin. Kan saya udah ketutupan, tinggal liat kakinya saja kalau dari tempat saya," jelas Kuat.

"Bukan, pertanyaan saya, kapan saudara Sambo kapan nembak?" kata Hakim lagi.

"Saya enggak lihat Pak Sambo nembak," timpal Kuat.

"Iya, terserah saudara tapi faktanya saat ditanya soal penembakan oleh anggota Polres Jaksel saudara bisa jawab dengan tuntas. Apa skenario itu, kan begitu," singgung Hakim.

Adapun, peristiwa pembunuhan Brigadir J disebut terjadi setelah cerita Putri Candrawathi yang mengaku dilecehkan Yosua di Magelang.

Kemudian, Ferdy Sambo marah dan merencanakan pembunuhan terhadap Yosua yang melibatkan Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.

Akhirnya, Brigadir J tewas ditembak di rumah dinas Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022.

Atas perbuatannya, Richard Eliezer, Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 56 ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

Baca Juga: Janji Tak Akan Membabi Buta Bela Putri Candrawathi, Febri Diansyah Bikin Kecewa Lantaran Gabung Kubu Ferdy Sambo, Novel Baswedan: Saran Saya Mundur Saja

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Kompas.com