GridHot.ID - Persiapan nama anak sebenarnya bisa dilakukan sebelum si kecil lahir.
Memberikan nama terbaik untuk buah hati menjadi salah satu wujud kasih sayang orangtua terhadap anaknya.
Nama Islami banyak digunakan orang Indonesia yang mayoritas beragama islam.
Mengutip bangkapos.com, nama adalah doa sekaligus harapan bagi orang tersebut.
Setiap nama pastinya memiliki arti masing-masing.
Kadangkala, ketika anak mulai beranjak dewasa atau masih bayi, kerapkali orang tua menganti nama anaknya.
Terlebih biasanya pada anak yang sering sakit-sakitan saat kecil.
Hal itu masih banyak terjadi pada masyarakat Indonesia.
Namun sebenarnya bagaimana hukum mengganti nama anak menurut syariat Islam.
Menurut syariat Islam, bolehkah mengganti nama anak ini dilakukan.
Dalam sebuah kajian Buya Yahya menjelaskan hukumnya dalam kanal YouTube Al Bahjah TV yang dikutip Bangkapos.com pada Sabtu (22/1/2022).
Buya Yahya menerangkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam memang memberikan anjuran untuk mengubah nama anak jika terasa tidak pantas atau maknanya kurang bagus.
"Contoh namanya pahit kan enggak enak, gantilah yang manis, yang bagus, jadi dianjurkan memberi nama dari yang baik," jelas Buya Yahya,
Buya Yahya mengatakan nama yang bagus tidak harus memakai bahasa Arab.
Menurut Buya Yahya, hal yang terpenting adalah nama harus mengandung dua unsur, yakni makna yang baik dan tersambung dengan orang yang bersikap baik pula.
"Contoh Anda memberi nama Salman, beri nama anak namanya Salman, atau Anda memberi nama yang lainnya nama Muhammad, kemudian kita tahu maknanya baik lalu kita sambungkan dengan orang mulia, Salman Al Farisi. Seperti itu, maka boleh," jelas Buya Yahya.
Jadi kesimpulannya adalah dalam syariat Islam memperbolehkan seseorang mengganti nama anak jika nama tersebut mengandung kemudaratan.
Hal ini juga dijelaskan dalam kitab 'Tanwirul Qulub' yang berbunyi:
"Mengubah nama-nama yang haram itu hukumnya wajib, dan nama-nama yang makruh hukumnya sunah." (Syekh M Amin Al-Kurdi, Tanwirul Qulub, [Beirut, Darul Fikr: 1994 M/1414 H], halaman 234)
Dilansir dari banjarmasinpost.co.id, penceramah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan ketentuan mengganti nama lahir seeorang dalam Islam.
Dijabarkan Ustadz Adi Hidayat, mengubah nama boleh dilakukan jika nama sebelumnya mengandung makna kontradiktif dengan nilai kebaikan, sesuai dengan yang pernah dilakukan Rasulullah SAW.
Arti nama yang buruk menurut Ustadz Adi Hidayat, bisa menjadi doa atau harapan yang buruk pula bagi si pemilik nama.
Manusia yang baru dilahirkan umumnya diberi nama untuk menyebutnya dan merupakan identitas yang membedakan dengan manusia lain.
Sebagian besar orangtua memberikan nama yang memiliki arti dan doa yang baik-baik kepada anaknya.
Namun, tanpa disengaja kerap dijumpai arti dari sebuah nama bermakna buruk atau kurang baik.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan hukum mengganti nama lahir dengan nama baru adalah mubah atau boleh.
Hal tersebut boleh dilakukan lantaran ada alasan khusus misalnya mengubah nama karena bermakna buruk.
Ustadz Adi Hidayat menceritakan mengubah nama pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW kepada anak sahabatnya.
Mulanya nama anak sahabat Rasulullah SAW memiliki nama asli Al-Ash sebelum menjadi Islam, kemudian diganti menjadi Abdullah bin Amru.
"Ini dalil boleh hanya ganti nama kepada yang lebih baik kalau nama itu nama asalnya mengandung makna yang kontradiktif dengan nilai kebaikan," kata Ustadz Adi Hidayat dilansir dari kanal youtube Adi Hidayat Official.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, Al-Ash mempunyai arti orang bermaksiat atau pelaku maksiat.
Meskipun nama Al-Ash dari awalnya netral, yaitu sebagai pemberi topangan yang kuat, memberikan dorongan dan kekuatan tetapi nama itu juga memiliki makna fujur atau maksiat.
"Jangan pakai nama ini (Al-Ash), kamu nopang tapi kalau ditopang setan nanti lebih buruk, namanya jelek tuh, pelaku maksiat, karena kata itu akan menyesuaikan dengan keadaan, pengaruh-pengaruh lingkungan memberikan kata-kata, yang kadang-kadang punya makna tersendiri," imbuhnya.
Bagi ustadz Adi Hidayat netralitas kata bisa ditentukan oleh konteks yang menghasilkan sebuah makna.
Untuk itu, dengan adanya dalil tersebut, maka dibolehkan mengganti nama yang mungkin nama dari orang itu tidak bagus secara makna, dimana bertentangan dengan hukum syariat.
Agar terhindar dari pemberian nama yang bermakna buruk, Ustadz Adi Hidayat pun menyampaikan bahwa ada sembilan nama pokok yang berhubungan dengan setan yang perlu dihindari.
1. Wasnan
Nama iblis satu ini memiliki tugas untuk meniupkan tepung ke mata manusia.
Gunanya adalah untuk membuat manusia mudah mengantuk, terutama dalam kegiatan ibadah.
2. Walhan
Tugas utama iblis Walhan ini adalah untuk mengganggu manusia dalam urusan bersuci.
Walhan akan mengganggu manusia saat wudu, mandi, dan aktivitas bersuci lainnya.
3. Sauth
Cucu iblis ini dianggap sebagai sosok yang sukses dalam tugasnya.
Pekerjaan utamanya berfokus pada modifikasi pemberitaan dengan dusta.
4. Dasim
Dasim cukup berbeda dengan iblis lainnya karena ia bertugas untuk merusak keharmonisan rumah tangga manusia.
5. Zalanbur
Iblis ini selalu berada di sekitar pasar.
Tugas utamanya menghasut manusia untuk berbuat curang dalam berniaga dan melakukan tipu daya terhadap konsumen.
6. Syabru
blis Syabru mengajak manusia untuk berlebihan dalam menyikapi cobaan atau bencana yang dihadapi.
Baik itu dengan cara mengamuk, histeris, ataupun cara lainnya.
7. Khanzab
Khanzab menjadi satu dari sekian nama nama iblis yang perlu kamu ketahui juga.
Iblis ini punya tugas khusus yang berkaitan dengan ibadah.
Khanzab secara khusus bertugas untuk mengganggu manusia dalam menjalankan salat.
8. Tibbir
Kalau ada manusia yang mudah marah dan emosi, itu adalah salah satu keberhasilan kerja Tibbir.
Tugas utamanya menggoda manusia agar terus menyalurkan emosi negatif dan meledak-ledak.
Jadi, ketika kamu marah, bisa jadi kamu sedang dikendalikan oleh iblis Tibbir.
9. A’war
Bagi iblis bernama A’war, keberhasilan utamanya adalah ketika melihat manusia terlibat dalam tindak asusila.
Ia secara khusus bertugas di bagian kemaluan pria dan wanita agar mereka asyik dalam perzinaan.
Setelah menyebutkan perihal itu dengan rinci, Ustadz Adi Hidayat meminta agar segera mengganti nama apabila nama-nama iblis tersebut ada yang melekat pada seseorang.(*)