Sejarah Tradisi Sumbangan Amplop Pernikahan yang Tak Dilakukan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono, Banyak yang Pakai Cara Ini Agar Uang Tidak Ditilep Tuyul Jahat

Sabtu, 10 Desember 2022 | 16:25
Live streaming indosiar

Acara akad nikah Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.

Gridhot.ID - Pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono berlangsung dengan meriah.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Gibran selaku adik Kaesang Pangarep menyatakan acara pernikahan tidak akan menerima sumbangan apapun.

Pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono juga nampak tidak menunjukkan adanya kotak sumbangan.

"Tidak ada (sumbangan). Saya dulu tidak ada yang pakai sumbangan, tidak ada kotak sumbangan," kata Gibran, Senin (5/12/2022).

Seluruh tamu nantinya akan diberikan barcode sebagai bukti akses ke pernikahan tersebut.

Sumbangan amplop pernikahan memang sudah jadi tradisi tersendiri di Indonesia.

Jika biasanya hanya diberi nama penyumbang, ada pula yang melakukan tradisi amplop sumbangan diberi nomer urut datang.

Jadi pemilik hajat akan tahu siapa, menyumbang berapa saat menghadiri pesta pernikahan.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, tradisi unik ini terjadi di daerah Ngawi, Jawa Timur.

Setiap pesta pernikahan digelar, pasti ditugaskan dua orang yang bertugas untuk menjaga kotak amplop.

Bila ada tamu yang memberikan amplop, mereka akan langsung mencatat nomor urut, lalu memasukkan nomor itu ke dalam buku rekapan.

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi atau PIEP untuk Lulusan S1, Berikut Syarat dan Cara Daftarnya

Buku rekapan itu terdiri dari nomor, nama, alamat dan besarnya uang yang disumbangkan kata sumber Tribun Jogja warga setempat.

Untuk besarnya sumbangan ditulis sendiri oleh si pemilik hajat, ketika acara sudah selesai.

Ia tinggal mengurutkan nomor urut di amplop dan buku rekapan, lalu memasukkan besarnya sumbangan masing-masing tamu.

Arsip via Tribun Jogja
Arsip via Tribun Jogja

ilustrasi Amplop pernikahan

Cara ini diyakini dapat mendatangkan dua manfaat.

Selain untuk menjadi pengingat pemilik hajatan ketika kelak akan menyumbang ke pemberi amplop, ini juga sangat membantu untuk mengetahui apakah ada amplop yang hilang atau tidak.

Masyarakat setempat meyakini, amplop yang hilang bisa karena terselip, atau bisa juga dibawa oleh tuyul.

Tidak hanya amplop uang, barang-barang yang dibawa ibu-ibu saat akan menyumbang seperti gula dan teh juga dicatat.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribunnews