Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka ( TPNPB - OPM ) Kodap XXXV Bintang Timur mengeksekusi tiga warga sipil di Jalan Trans Papua, Kabupaten Pegunungan Bintang, Senin 5 Desember 2022.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Pos-Kupang, 16 Desember 2022, mereka berdalih ketiga korban adalah intelijen.
Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua dilakukan dengan sangat keji.
Tiga korban yang berprofesi sebagai tukang ojek itu terlebih dahulu dianiaya, ditembak, dipanah dan ditikam dengan senjata tajam hingga merenggang nyawa.
Pembantaian tiga tukang ojek divideokan, kemudian diunggah di akun Rimbah Hutan 61 yang diduga dikendalikan oleh TPNPB-OPM.
Video berdurasi 8 menit 34 detik, disertai dengan keterangan: Kronologi penyerangan terhadap tiga tukang ojek di Pegunungan Bintang Oleh TPNPB-OPM Kodap XXXV Bintang Timur pada 5 Desember 2022
Video diawali dengan seorang pria dewasa duduk bertekuk lutuk di atas tanah bebatuan, korban sudah bersimbah darah, mengucur dari wajah dan kepalanya.
Meski korban sudah tidak berdaya namun anggota KKB Papua Kodap XXXV Bintang Timur tidak peduli.
"Jangan pukul dia dulu," ujar seorang anggota KKB Papua melarang rekannya, mereka memandu korban untuk berbicara menyebut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Pak Jokowi...Serahkan kemerdekaan kepada Papua," ujar korban dengan suara terbata-bata.
Sejurus kemudian dia menyampaikan permohonan maaf. "Maaf...maaf...," ucap dia. "Tidak ada maaf di sini," hardik anggota KKB Papua Kodap XXXV Bintang Timur.
Slide berikutnya, seorang pria lainnya juga menjadi korban terbaring di jalan beraspal. Dia masih mengenakan helm. Kondisinya sudah tidak berdaya.
Anggota KKB Papua Kodap XXXV Bintang Timur menggeledahnya, mengeluarkan sejumlah barang dari tas pinggang milik korban.
Korban ketiga mendapat perlakuan lebih sadis dan keji. Dalam posisi terbaring di tanah berbatuan, pria itu dihajar secara bergantian oleh anggota KKB Papua Kodap XXXV Bintang Timur.
Sebuah anak panah menacap tubuhnya. Mereka juga menikam dengan sajam ke korban.
Selanjutnya, bersorak kemenangan dan menari sambil menginjak-injak tubuh korban yang sudah menjadi mayat.
Panglima Kodap XXXV Bintang Timur Ananias mengatakan, Kodap XXXV Bintang Timur telah mengekseskusi tiga tukang ojek yang merupakan intelijen TNI Polri.
"Kami telah eksekusi intelijen yang sedang menyamar memata-matai kami di wilayah Pegunungan Bintang. Mereka menyamar untuk memusnahka orang asli Papua," kata Ananias.
Ananias menegaskan bahwa ada tiga intelijen sudah ditembak di Jalan Trans Papua oleh pasukan Kodap XXXV Bintang Timur.
"Perang sudah mulai sampai Papua merdeka," tandasnya.
Dia meminta Jokowi jangan mengirim pedagang, termasuk TNI Polri ke tanah Papua. "TNI Polri yang masuk ke pos, akan kami serang," katanya.
"Wilayah Pegunungan Bintang siap ekseskusi," timpal Wakil Komandan Kodap XXXV Bintang Timur, Daus Dunggi.
Sedangkan tiga tukang ojek lainnya berhasil melarikan diri sehingga selamat dari amukan massa.
Insiden mengerikan tersebut terjadi di pangkalan ojek Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito membenarkan bahwa tragedi berdarah itu terjadi di Distrik Oksebang.
Ia menyebut Nason Mimin diduga sebagai sosok yang paling bertanggung jawab atas insiden itu.
"Diduga pelakunya kelompok Nason Mimin dari Distrik Okshop," ujar Kapolres Cahyo Sukarnito melalui pesan singkat, Selasa 6 Desember 2022 malam.
Menurut Cahyo Sukarnito, Nason Mimin merupakan anggota KKB Papua yang dalam struktur organisasinya masuk dalam wilayah Kodap XV Pegunungan Bintang Papua.
Pimpinan tertinggi di Kodap XV tersebut, lanjut dia, adalah Ngalum Kupel. Sementara Nason Mimin merupakan salah satu unsur pimpinan di bawahnya.
"Nason Mimin itu memimpin Batalyon di bawah Kodap Ngalum Kupel," tandas Cahyo Sukarnito.
Ketiga korban tersebut masing-masing bernama La Usu, La Aman, dan La Ati.
Bupati Pegunungan Bintang Papua, Spen Yan Bidana meradang. Ia sangat marah atas tindakan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua yang menembak mati tiga tukang ojek di daerah itu.
Atas kasus tersebut Bupati Spen Yan Bidana pun mendesak aparat TNI Polri agar segera menangkap dan menindak para pelaku.
"Tindakan para pelaku sudah melanggar hukum. Jadi tangkap dan segera proses para pelaku itu secara hukum. Berikan hukum yang berat supaya ada efek jera."
Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Pegunungan Bintang Papua, Spey Yan Bidana merespon kasus pembunuhan tiga tukang ojek di daerah itu.
Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw benar-benar marah.
Ia sangat murka sehingga mengecam tindakan KKB Papua yang suka main hakim sendiri, suka bunuh-bunuh orang yang tidak berdosa.
Amarah mantan Kapolda Papua itu mencuat pasca terjadinya tindakan pembunuhan oleh KKB Papua yang sampai saat ini terus saja terjadi di Tanah Papua.
Dikatakannya, saat ini pihaknya akan membersihkan kelompok yang selama ini selalu menghalang-halangi pelaksanaan pembangunan di seluruh Papua.
Khusus di Papua Barat, lanjut mantan kapolda papua ini, pihaknya sangat marah atas tindakan kelompok yang menghalangi pembangunan di Kabupaten Maybrat dan Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
Pernyataan tegas Paulus Waterpauw disampaikan saat melakukan kunjungan kerjanya ke Kabupaten Manokwari, baru-baru ini.
"Saya sudah sampaikan kepada Kapolda Papua Barat agar kipas (tumpas) habis seluruh kelompok yang menghambat pertumbuhan di Maybrat dan Bintuni," tandas Paulus Waterpauw.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunPapua, 16 Desember 2022, disisi lain Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyinggung soal penanganan konflik di Papua dalam konferensi pers Catatan Akhir Tahun 2022.
Mahfud MD menyebutkan, penyelesaian konflik di Papua, utamanya soal aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), tidak bisa dilakukan dengan cara emosional dan sembarangan.
"Mari kita ini jangan terlalu emosional, jangan terlalu emosi. 'Pak kok tidak dibabat aja, kan gampang aja' bukan begitu caranya mengelola negara. Dibabat salah, tidak dibabat banyak masalah seperti ini," terang Mahfud, seperti dikutip dari tayangan Kompas TV, Kamis (15/12/2022).
Ia menegaskan bahwa penyelesaian konflik KKB Papua tidak bisa ditempuh dengan melakukan hal yang sama kepada kelompok tersebut.
Hal ini dilakukan pemerintah bukan karena takut.
Melainkan pemerintah menjunjung tinggi bahwa setiap nyawa manusia sangat berharga.
"Tapi mari kita pelan-pelan, kita menyelamatkan satu nyawa manusia itu sangat penting dilakukan," tuturnya.
"Kita ngerem karena ada saran dialog, jeda dulu jangan bertindak. Bukan soal kita takut atau apa, mana takut. Tapi menyelesaikan dengan mengingat setiap nyawa manusia itu berharga," tutup Mahfud.
(*)