Ustaz Abdul Somad Bongkar Betapa Berbahayanya Melakukan Ghibah Bersama Tetangga: Berbahagialah Orang yang Sibuk Mengurus Aibnya Sendiri

Rabu, 21 Desember 2022 | 18:25
Pixabay

Ilustrasi orang mengobrol

Gridhot.ID - Ustaz Abdul Somad membahas tentang bahaya dari melakukan ghibah.

Ustaz Abdul Somad kemudian membahas tentang ganjaran jika melakukan ghibah.

Berikut penjelasan Ustaz Abdul Somad tentang permasalahan ghibah ini.

Dikutip Gridhot dari laman resmi Muhammadiyah, ghibah adalah menggunjing atau menyebutkan sesuatu yang terdapat pada saudaranya ketika ia tidak hadir dengan sesuatu yang benar tetapi tidak disukainya, seperti menggambarkannya dengan apa yang dianggap sebagai kekurangan menurut umum untuk meremehkan dan menjelekkan.

Maksud saudaranya di sini adalah sesama muslim.

Termasuk sebagai ghibah adalah menarik perhatian seseorang terhadap sesuatu dimana orang yang dibicarakan tidak suka untuk dikenali seperti itu.

Hal-hal yang disebutkan dalam ghibah antara lain: keadaan jasmani, yang dipakainya, nasab dan keluarganya, perangai, pekerjaan, perbuatan, ibadah, dan hal-hal lain menyangkut cacat, kekurangan atau hal-hal yang bersifat negatif.

Dikutip Gridhot dari Bangka POS, Ustaz Abdul Somad menerangkan bahwa orang yang melakukan ghibah seperti seseorang yang memakan bangkai saudaranya sendiri.

"Maukah kamu memakan bangkai saudaramu, tentulah kamu benci. Siapa yang makan bangkai, bicarakan aib orang lain, setop," ujar Ustadz Abdul Somad seperti dikutif dari channel Tanya Ustadz Somad.

Dijelaskan Ustadz Abdul Somad tak ada gunanya membicarakan aib orang lain.

Lebih baik menurutnya, seseorang memperbanyak zikir dan berhenti membicarakan aib orang lain.

Baca Juga: Detik-detik Eks Asisten Panji Petualang Meregang Nyawa Dipatuk King Kobra, Terjadi saat Sorak Gol Kedua Argentina di Final Piala Dunia, Sahabat: Ularnya Kecil...

"Perbanyak zikir, janganlah membicarakan orang lain, setop," tegasnya.

Tak hanya itu, Ustadz Abdul Somad menerangkan bagaimana aturan atau adab bertetangga.

Hendaknya hal tersebut tidak dilakukan karena akan merugikan orang lain dan diri sendiri.

"Berbahagialah orang yang sibuk mengurus aibnya sehingga tak sempat mengurus aib orang lain, berbahagialah orang yang sibuk mengurus cacat dirinya, sehingga tak sempat menengok cacat orang lain.

Berbahagialah orang yang mengurus suaminya, sehingga tak sempat menengok suami orang lain, berbahagialah orang yang mengurus istrinya, sehingga tak sempat menengok istri orang lain," ujarnya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber bangka pos, muhammadiyah.or.id