Find Us On Social Media :

Kejar Produksi Iphone 14 Besar-besaran, Foxconn China Diduga Paksa Karyawannya Tetap Bekerja Meski Memiliki Gejala Covid-19 Bahkan yang Sulit Bernapas

Para pekerja pabrik foxconn di Shenzen, China

Gridhot.ID - China hingga kini memang masih berkutat dengan Covid-19.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, China bahkan dilaporkan sedang menghadapi kenaikan kasus Covid-19 secara signifikan.

Dunia sampai waspada jika China tiba-tiba mengalami gelombang Covid-19 baru lagi nantinya.

Beberapa pejabat China dan pakar sendiri sudah sepakat berpendapat bahwa negara tersebut belum memiliki fasilitas perawatan kesehatan yang layak untuk mencegah gelombang tersebut.

Beberapa pejabat AS dan Eropa pun berjuang untuk mencari tahu bagaimana cara mereka dapat membantu mengurangi krisis yang dikhawatirkan akan merugikan ekonomi global, semakin membatasi rantai pasokan perusahaan, dan menelurkan varian baru virus corona di kemudian hari di China.

Di tengah pergulatan tersebut, di China sendiri malah ada perusahaan yang mati-matian membuat pekerjanya terus bekerja meski mengalami gejala-gejala covid-19 yang parah.

Dikutip Gridhot dari Tribun Bisnis, sejumlah karyawan pabrik Foxconn yang berbasis di distrik Zhengzhou China dilaporkan tengah mengalami eksploitasi, lantaran perusahaan melarang mereka melakukan serangkaian tes Covid-19.

Menurut laporan yang dipublikasi oleh media lokal China publikasi Rest of the World, para karyawan Foxconn yang berada di lini produksi dilarang menjalani tes Covid-19. Meski beberapa dari mereka telah mengeluhkan gejala penyakit Covid seperti gangguan sesak napas hingga demam.

"Saya mengalami kesulitan bernapas pada jam 7 malam, namun atasan menyarankan untuk tidak menjalani tes agar kami dapat tetap berada di jalur produksi selama 10 jam pada hari esok.” ujar seorang pekerja Foxconn.

Tak hanya itu para karyawan yang telah menunjukkan gejala Covid-19 bahkan tidak diisolasi secara mandiri, perusahaan dengan sengaja menempatkan kasur tidur dan tempat istirahat dengan pekerja lainnya di satu asrama agar pemerintah pusat tak curiga akan adanya resiko penularan Covid di pabrik Foxconn.

“Mereka yang telah tertular virus masih dapat tinggal di dalam asrama. Bahkan tiap kamar berisi delapan orang dengan jarak berdekatan,” jelas pekerja Foxconn yang disembunyikan identitasnya.

Baca Juga: Kubu Ferdy Sambo Ngerasa di Atas Angin, Pakar IT Bongkar Analisa Berbeda Soal Suami Putri Candrawathi yang Tak Terekam CCTV Pakai Sarung Tangan, Singgung Satu Hal yang Harus Dibuktikan

Baik Apple ataupun juru bicara perusahaan Foxconn hingga kini belum menanggapi isu pelanggaran hak karyawan yang tengah menjadi perbincangan hangat netizen di sosial media.

Akan tetapi melansir dari Apple Insider tindakan tersebut sengaja dilakukan lantaran pabrik Foxconn saat ini tengah mengejar peningkatan produksi iPhone 14 series yang sebelumnya sempat mengalami pemangkasan hingga 87 juta unit. Akibat terdampak pengetatan wilayah atau lockdown yang memicu eksodus ribuan karyawan,

Namun setelah awal Desember lalu pemerintah Xi Jinping mulai melonggarkan kebijakan lockdown, kini operasi produksi di pabrik Foxconn mulai dipacu dengan meningkatkan jam kerja. Hingga menambah karyawan baru, di tengah meningkatnya lonjakan kasus positif Covid di China terutama di kawasan distrik Zhengzhou.

(*)