Gridhot.ID - Seorang TKI atau Tenaga Kerja Indonesia nampak memamerkan hasil kerjanya selama ini melalui sebuah video Youtube.
Nampak dalam video tersebut, sang TKI bisa memperoleh gaji hingga dua digit sebagai pembantu atau Asisten Rumah Tangga (ART).
Sang TKI kemudian menceritakan kisahnya yang berusaha untuk meminta gaji lebih dari pekerjaannya selama ini.
Indonesia sendiri memang sudah sering mengirimkan Sumber Daya Manusianya ke luar negeri untuk berbagai kebutuhan.
Dikutip Gridhot dari Gramedia.com, Tenaga kerja Indonesia (TKI) merupakan program pemerintah yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan dan praktik demi peningkatan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya, yaitu dengan memanfaatkan kesempatan kerja internasional yang tersedia.
TKI adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri (seperti Malaysia, Arab Saudi, Hong Kong, dan sebagainya) dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu.
TKI wanita disebut dengan tenaga kerja wanita (TKW). Namun demikian, istilah TKI sering kali dikonotasikan dengan pekerja kasar.
Selain mengurangi angka pengangguran, TKI merupakan devisa yang cukup besar bagi negara.
Indonesia memperoleh devisa dari pengiriman tenaga kerja ke mancanegara lebih dari Rp 100 triliun setiap tahunnya.
Banyak pula TKI yang kemudian menceritakan pengalamannya bekerja di luar negeri meski sebagai tenaga kasar sekalipun.
Salah satunya adalah wanita yang satu ini.
Dikutip Gridhot dari Pos Belitung, seorang TKI perempuan bernama Nifta melalui kanal YouTube-nya berbagi kisah tentang kehidupan selama ia berada di Taiwan.
Meski cuaca Taiwan sedang diguyur hujan, namun tak menyurutkan semangat TKI perempuan ini untuk pergi ke minimarket mengirim uang yang baru saja ya dapatkan.
Uang gaji itu akan ia kirim ke keluarganya yang ada di Indonesia.
Duduk di sebuah cafe yang ada di minimarket, Nifta mengeluarkan segepok uang yang ada di dalam tasnya, di hadapan kamera ia memperlihatkan sejumlah uang tersebut.
Nifta menunjukkan gajinya selama sebulan yang mencapai Rp12,5 juta
Diakui Nifta, upah yang ia dapat tersebut tidak ia kirim semua, melainkan dibagi untuk membayar agensi dan juga untuk biaya hidupnya selama berada di Taiwan.
Dari jumlah uang sebesar Rp12,5 juta, ia hanya mengirimkan sekitar Rp10 juta untuk keluarganya yang ada di kampung.
"Aku tu mau kirim uang ke Indonesia, aku kirim sebesar Rp10 juta. Dan kayak biasa sekalian aku bayar biaya agensi," ujar Nifta.
Sebelum mengirim uang, TKI perempuan ini terlebih dahulu menghitungnya. Jumlah upah yang ia dapat saat itu sebesar 25 ribu NT atau setara dengan Rp12,5 juta.
"Gaji ku 25 ribu (NT) ya, kalau dirupiahin sekitar Rp12.500.000, karena kurs hari ini lumayan gede," kata Nifta.
Sebelumnya TKI perempuan ini juga sempat membuat video yang memperlihatkan gajinya di bulan Desember 2022, jumlahnya sama yakni 25 ribu NT.
Sebenarnya, normal gaji TKI di Taiwan berkisar 17 ribu hingga 20 ribu NT atau sekitar Rp10 jutaan, namun Nifta memang mendapatkan upah yang besar dari majikannya.
Hal ini dikarenakan TKI perempuan tersebut mengurus seorang lansia yang mengalami lumpuh total, dapat dikatakan pekerjaannya berat, sehingga upahnya pun sebanding dengan pekerjaan.
"Gaji normal di Taiwan untuk per bulan Oktober (2022) itu udah mencapai 20 ribu NT, naik dari 17 ribu jadi 20 ribu. Kalau dikurs-in Indonesia sekitaran Rp10 jutaan lebih sedikit. Dan gaji ku sendiri itu 25 ribu NT," ujar Nifta.
Sejak lansia yang diurus TKI perempuan ini meninggal dunia beberapa waktu lalu, majikan Nifta sempat menawarkan untuk mengurangi gajinya menjadi 20 ribu NT.
Pekerjaan Nifta sehari-hari
Hanya saja TKI perempuan ini keukeuh dengan nominal 25 ribu, bahkan ia tidak malasah jika sang majikan harus mencari pengganti dirinya.
Namun karena sudah merasa nyaman dan tau bagaimana kinerja Nifta, majikan TKI perempuan ini lantas mengalah dan tetap memberikan gaji sebesar 25 ribu NT hingga mendapatkan pembantu dengan kriteria yang serupa.
"Setelah kepergian nenek itu, pekerjaan aku ringan banget, dan majikan nawar aku gaji 20 ribu (NT) akunya nggak mau, aku tetep keukeuh mau 25 ribu (NT)," kata Nifta.
"Aku bilang ke agensi kalau majikan mau nyari yang 20 (ribu NT) sekarang its oke, gapapa aku pergi sekarang, aku nyari majikan yang sama kayak nenek aku kemarin, lumpuh total, biar gaji aku bisa 25,"
"Ternyata majikan masih mau aku sampai pembantu baru datang," lanjutnya.
Kini Nifta harus rela pergi meninggalkan rumah majikannya, dan posisi ia pun telah digantikan dengan seorang TKI perempuan bernama Susanti.
Pekerjaan Nifta sehari-hari di Taiwan
(*)