GridHot.ID -Terkuak kalimat yang dilontarkan purnawirawan polisi yang menabrak mahasiswa UI, Muhamamd Hasya Atallah, hingga tewas.
Ditabrak hingga tewas, Hasya malah dijadikan tersangka karena dianggap lalai.
Ibunda Muhammad Hasya Atallah, Dwi Syafiera Putri, membeberkan sikap Purnawirawan Polri AKBP Eko Budi Setia Wahono setelah menabrak putranya hingga meninggal.
Mengutip tribunjakarta.com, ibunda Hasya, Dwi Syafiera Putri mengaku sempat melihat bekas ban di jenazah putranya yang meninggal karena ditabrak purnawirawan Polri.
Pria bernama Muhammad Hasya Atallah Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) meninggal dunia setelah terlibat kecelakaan pada Oktober 2022 lalu.
Namun yang membuat ibunda Hasya sakit hati, putranya malah ditetapkan sebagai tersangka.
Sementara pria yang menabraknya yang merupakan purnawirawan Polri sampai saat ini masih bebas.
Karena Hasya sudah meninggal dunia, polisi kemudian menghentikan kasus ini.
Dikutip dari YouTube Narasi, Dwi sempat menceritakan detik-detik mendapatkan kabar Hasya tewas kecelakaan.
Saat itu Dwi mengaku mendapatkan telepon dari rumah sakit.
"Dari RS Andika Jagakarsa, kami mau mengabarkan Hasya meninggal dunia. Saya spontan teriak, adiknya juga teriak," kata Dwi dikutip TribunJakarta.com, Senin (30/1/2023).
Kala itu Dwi dan suaminya langsung berangkat ke rumah sakit melihat jenazah Hasya.
Dwi juga bercerita saat itu sempat bertemu dengan penabrak Hasya yang tak lain purnawirawan Polri.
"Si bapak itu sedang duduk, dia langsung berdiri langsung begini 'Saya yang nabrak, saya yang lindes anak bapak, bapak mau apa'," tutur penabrak saat itu kepada suami Dwi.
Mendengar ucapan dari penabrak, sontak ayah Hasya bak tersulut api.
"Suami saya udah mau mukul, tapi di situ sudah sangat ramai ada polisi juga dilerai. Di situ saya denger ada temennya yang bilang 'Bapak yang tadi ceritanya gak bener, saya berani bersumpah',"
"Terus suami saya lebih panik lagi, akhirnya mau bikin laporan polisi," kata Dwi.
Singkat cerita, Dwi dan suami menyetujui jenazah anaknya harus divisum di RS Fatmawati.
Dwi kemudian menceritakan proses visum anaknya.
Ia bahkan mengaku sempat melihat bekas ban di perut anaknya.
"Semua baju Hasya dibuka secara normal tidak digunting tinggal daleman aja yang gak dibuka, di situ kami lihat betapa bersihnya anak kami, maksudnya tidak ada luka berarti sedikit pun,"
"Bersih tak ada luka, tapi di situ saya lihat ada bekas roda Pajero di perut Hasya," kata Dwi.
Dilansir dari tribunnewsbogor.com, penetapan tersangka kepada mahasiswa UI (Universitas Indonesia) Muhammad Hasya Atallah menuai sorotan.
Hasya tewas usai sepeda motornya terlibat kecelakaan dengan mobil Pajero yang dikemudikan Purnawirawan Polri AKBP Eko Budi Setia Wahono.
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengungkap alasan Muhammad Hasya Atallah Syaputra yang tewas dalam kecelakaan di Jagakarsa, Jakarta Selatan, dijadikan tersangka.
Latif mengatakan Hasya dijadikan sebagai tersangka lantaran lalai dalam berkendara sehingga mengakibatkan kecelakaan.
"Jadi gini, penyebab terjadinya kecelakaan ini si korban sendiri. Kenapa dijadikan tersangka ini. Dia kan yang menyebabkan, karena kelalaiannya menghilangkan nyawa orang lain dan dirinya sendiri," kata Latif saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jumat (27/1/2023).
Kedua orang tua Hasya yakni Dwi Syafiera Putri dan Adi Syaputra kini hanya berharap keadilan usai anaknya jadi korban kecelakaan.
Terlebih, putrnya yang menjadi korban kecelakaan kini malah menjadi tersangka.
Dwi Syafiera Putri masih mengingat jelas ketegangan yang terjadi usai kecelakaan yang menewaskan putranya bernama Hasya.
Ia mengatakan, ketegangan itu terjadi di RS Andika Jagakarsa dimana saat itu sang anak sudah dalam kondisi terbujur kaku tak bernyawa.
Menurutnya, sosok yang menabrak putranya hingga meninggal dunia bersikap cukup arogan.
Bukannya meminta maaf kepada keluarga korban, namun saat itu sang purnawirawan Polri bernama AKBP Eko Budi Setia Wahono malah bersuara tinggi seolah menantang hingga memancing esmosi suaminya atau ayah kandung Hasya.
Baca Juga: Kepala Dikoyak Bahu Digigit, Seorang Penyelam Tewas Terbunuh Hiu Putih saat Lakukan Hal Ini
Saat itu, Ayah Hasya yakni Adi Syahputra bertanya siapa sosok yang sudah membuat anaknya meninggal dunia tersebut.
"Setelah melihat anak saya sudah meninggal, dia (ayah Hasya) keluarkan," ucap Dwi.
"Mana yang nabrak?" kata Dwi meniru ucapan suaminya seperti dikutip dari YouTube Narasi,
Sambil berdiri dan bersuara lantang, AKBP (purn) Eko Setia Budi Wahono mengakui perbuatannya.
"Si bapak itu sepertinya sedang duduk," ujar Dwi.
"Dia langsung berdiri, bilang begini 'Saya yang nabrak, saya yang lindes anak bapak, bapak mau apa?'," kata Dwi meniru ucapan AKBP (purn) Eko Setia Budi Wahono.
Mendengar ucapan AKBP (purn) Eko Setia Budi Wahono, emosi ayah Hasya pun langsung tersulut.
Adi Syahputra mencoba memukul AKBP (purn) Eko Setia Budi Wahono namun langsung dilerai.
"Di sana suami saya, kaya disulut api, suami saya sudah mau mukul, di sana sangat ramai sudah ada polisi juga, keadaan semakin keos. Lalu akhirnya dilerai," kata dia.
Tim Khusus Dibentuk
Mengutip Tribun Jakarta, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran membentuk tim khusus untuk menguak fakta kasus kematian Hasya Attalah Syaputra yang terlibat kecelakaan dengan pensiunan polisi AKBP purnawirawan Eko Setia Budi Wahono.
Tim ini dibentuk atas perintah Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan masukan dari berbagai elemen masyarakat soal kasus yang menjadi polemik lantaran Hasya ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap lalai.
"Sebagai Kapolda saya akan mengambil langkah yang pertama akan membentuk tim untuk melakukan langkah-langkah pencarian fakta," kata Fadil kepada wartawan, Senin (30/1/2023).
Fadil mengatakan tim khusus yang dibentuk melibatkan pihak internal maupun eksternal dalam rangka membuat terang kasus kecelakaan lalu lintas tersebut.
Tim eksternal yang dilibatkan, kata Fadil, terdiri dari pakar keselamatan transportasi, pakar hukum, ahli otomotif terkait dengan produk (Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) hingga media untuk melihat fakta kematian Hasya.
"Yang kedua dari tim internal akaan beranggotakan tim Polda Metro jaya dari Irwasda, Propam, dari Bidkum, dari Lantas dan kita sudah minta bantuan Korlantas dalam rangka pemanfaatan scientific crime investigation kecelakaan lantas," ungkapnya.
Lebih lanjut, mantan Kapolda Jawa Timur ini mengatakan nantinya tim ini dapat mengungkap fakta untuk memberikan kepastian hukum.
"Dari fakta-fakta nanti akan kita tindaklanjuti semoga rasa keadilan dan kepastian hukum bisa kita peroleh di dalam langkah-langkah tersebut," tuturnya. (*)