Sempat Dikabarkan Menghilang, Pilot Susi Air Dikabarkan Sudah Terdeteksi Tapi Belum Bisa Dijemput, Kapolda Papua Ungkap Ternyata Disini Lokasinya

Jumat, 10 Februari 2023 | 18:50
Istimewa via Kompas.com

Kepolisian berhasil mendeteksi keberadaan pilot Susi Air bernama Kapten Philips Max Marthin yang sebelumnya hilang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di wilayah Bandara Paro, Nduga, Papua

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Mathius D Fakhiri, Kapolda Papua mengungkapkan kabar terbaru tentang keberadaan pilot Susi Air yang diduga sedang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Pos-Kupang, 10 Februari 2023, Pilot bernama Philips Max Marthin tersebut, lanjut dia, telah terdeteksi keberadannya. Namun hingga kini belum bisa dijemput.

"Kami juga minta bantuan masyarakat yang dekat dengan kelompok KKB untuk berkomunikasi," ujar Mathius di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu 8 Februari 2023.

Untuk diketahui, pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY, dibakar KKB Papua setelah armada penerbangan itu landing di lapangan terbang Poro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Setelah pesawat dibakar, pilot pesawat itu pun hilang kontak. Dan, tak lama berselang, pilot bernama Kapten Philips Max Marthin itu tak tahu entah ke mana.

Sejak itu hingga saat ini, aparat keamanan terus melakukan pelbagai upaya untuk menemukan pilot tersebut.

"Kami juga minta bantuan masyarakat setempat yang dekat dengan kelompok KKB untuk berkomunikasi," ujar Mathius D Fakhiri.

Saat ini, lanjut dia, tim memang telah mendeteksi keberadaan Philips. Dan, dari hasil deteksi tersebut, Philips diketahui berada tidak jauh dari Distrik Paro.

Ia memastikan, bahwa tim evakuasi gabungan akan terus berupaya secara maksimal untuk menemukan Kapten Philips.

Baca Juga: Bripda HS Baru Keluar dari Patsus, Terungkap Motif Utama Anggota Densus 88 Nekat Bunuh Sopir Taksi Online

Untuk diketahui, pesawat Susi Air hilang kontak sesaat setelah mendarat di Lapangan Terbang Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Selasa 7 Februari 2023.

Pesawat yang mengangkut lima penumpang dan satu pilot tersebut, tiba di Poro dan landing dengan sempurnah di lapangan terbang tersebut.

Namun beberapa saat kemudian, pesawat naas itu malah dibakar habis oleh anggota KKB Papua yang dipimpin oleh Panglima TPNPB Kodap III Nduga, Egianus Kogoya.

Sementara itu, Perwakilan Susi Air Donal Fariz mengungkapkan bahwa awalnya pesawat itu hilang kontak pada pukul 06.17 WIT. Tak lama berselang, pesawat itu dilaporkan terbakar.

Saat pesawat sedang terbakar, pilotnya juga hilang kontak. Sejak itu sampai saat ini, pria berkebangsaan Selandia Baru itu belum ditemukan sampai sekarang.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono juga membenarkan bahwa pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37) itu hilang kontak sesaat setelah pesawat itu mendarat di Bandara Paro, Nduga.

"Sudah terdeteksi. Makanya tadi sudah kami evakuasi 15 (pekerja bangunan puskemas), prioritasnya sekarang ini adalah mencari pilotnya," ujar Yudo Margono usai Rapim TNI-Polri di Hotel Sultan, Jakarta.

Egianus Kogoya Beri Ultimatum

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Pos-Kupang, 10 Februari 2023, Egianus Kogoya, pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata yang paling ditakuti di Papua, juga memberikan ultimatum seusai membakar Pesawat Susi Air, Selasa 7 Februari 2023 pagi.

Baca Juga: Lowongan Kerja Lulusan SMK, PT Ultrajaya Milk Industry Buka Kesempatan Emas di Posisi Ini, Simak Syarat dan Cara Mendaftarnya

Egianus Kogoya yang juga Panglima TPNPB ( Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat ) Ndugama itu mengakui bahwa anak buahnya yang membakar armada penerbangan tersebut.

Juru Bicara OPM ( Organisasi Papua Merdeka ), Sebby Sambom juga mengakui tindakan nekad KKB Papua yang membakar habis pesawat milik Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti.

Bahwa pada Selasa 7 Februari 2023, Egianus Kogoya bersama komplotannya, membakar pesawat Susi Air di Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.

Egianus Kogoya menyebutkan bahwa aksi pembakaran pesawat tersebut, dilakukannya dengan alasan yang masuk akal. Meski demikan, tak disebutkan alasan pembakaran pesawat itu.

"Kami Kodap III Ndugama-Derakma, sudah membakar satu pesawat Susi Air nomor registrasi PK-BVY di lapangan terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga."

"Pesawat yang dibakar itu dari Mimika terbang ke Distrik Paro pukul 06:26 WIT," kata Sebby Sambom dalam keterangan persnya.

Usai membakar pesawat itu, lanjut dia, pilotnya ditahan dan kini disandera. Penyanderaan pilot itu merupakan kedua kalinya dilakukan oleh kelompok kriminal tersebut.

Dia menyebutkan, penyanderaan pertama dilakukan Tim Lorenz pada tahun 1996 di Mapenduma. Saat itu penyanderdaan itu dilakukan beberapa jenderal KKB Papua.

Para jenderal KKB yang menyandera armada penerbangan tersebut, yakni Kely Kwalyk, Daniel Yudas Kogeya, Silas Elmin Kogoya dan kawan-kawan. Ini sesuai fakta sejarah KKB Papua.

Baca Juga: KKB Papua Gondol GPS Susi Air, Sinyal Berhasil Melacak Pilot yang Tersandera OPM Diduga Menuju Lokasi Ini

Fakta lainnya menyebutkan, bahwa usai membakar habis pesawat Susi Air, Egianus Kogoya kembali mengeluarkan pernyataan sikap yang nuansanya mengerikan.

Ada pun pernyataan sikap Egianus Kogoya, sebagai berikut.

1. Semua penerbangan jalur masuk ke Kabupaten Nduga mulai sekarang stop.

2. Roda pemerintahan Kabupaten Nduga sebelum alm YG berbeda dengan PJ sekarang, dalam hal ini setelah PJ Bupati dilantik banyak penangkapan masyarakat sipil, pengungsi, pemerkosaan terhadap mama di kebun.

3. Pilot kami sandera dan kami sedang bawa keluar. Untuk itu anggota TNI dan Polri tidak boleh tembak atau interogasi masyarakat sipil Nduga sembarangan. Karena yang melakukan adalah kami TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma dibawah Pimpinan Panglima Egianus Kogoya.

4. TPNPB 36 KODAP se-Tanah Papua segera bergerak

5. Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma tidak akan pernah kasih kembali atau kasih lepas pilot yang kami sandera ini.

6. Sesuai sikap kami, TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma, segala jenis pembangunan di Tanah Ndugama kami sudah tolak resmi. Apabila ada pembangunan di Ndugama apa lagi di distrik-distrik yang pengungsian, maka kami akan sapu bersih, dengan itu kami TPNPB lakukan sesuai sikap keputusan secara militer TPNPB;

7. Dan selama ini hampir 1 tahun kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma sudah istrahat sekalian dalam duka nasional.

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Pos-Kupang.com, Tribunnews