Find Us On Social Media :

Nasib Pilot Susi Air Masih Misteri, Menhan Prabowo Ungkap Hal Ini Soal Keberadaan Kapten Philips: Kita Ikuti

Prabowo Subianto

GridHot.ID - Pilot Susi Air Kapten Philips Mehrtens  sampai sekarang belum diketahui nasib dan keberadaanya usai pesawat yang diterbangkannya dibakar KKB Papua di Bandara Paro, Nduga, Selasa (7/2/2023).

Pesawat tersebut melayani penerbangan dari Timika-Paro membawa lima orang penumpang termasuk seorang bayi. Lima penumpang pesawat milik Susi Air yaitu Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W.

Lima penumpang tersebut diketahui sudah dievakuasi.

Lantas bagaimana dengan sang pilot? Dimana keberadaannya? Benarkah dugaan pilot Susi Air itu disandera oleh KKB Papua?

Terkait hal itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto buka suara.

Melansir Kompas.com, Prabowo mengatakan, pihaknya masih terus mengikuti perkembangan pencarian pilot pesawat Susi Air, Philips Marthens, yang masih belum diketahui keberadaannya.

"Kita ikuti perkembangan terus," ujar Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (11/2/2023).

Prabowo pun menjelaskan, saat ini Kodam dan Polda setempat juga terus melakukan penanganan kondisi di Papua sehingga pemerintah menunggu perkembangan selanjutnya.

"Ya nanti saya kira Kodam, Polda sedang menangani itu. Kita lihat perkembangannya," katanya.

Sebelumnya, TNI Angkatan Darat (AD) menambah pasukan untuk operasi pencarian Philips dan pengamanan di distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Hal itu disampaikan Kepala Staf AD (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman usai Rapim TNI AD, Jumat (10/2/2023).

Baca Juga: Lokasi Pilot Susi Air Sudah Terdeteksi, KSAD Kirim Pasukan ke Nduga untuk Jalankan 2 Misi Ini, Panglima TNI: Prioritas!

Dudung menyatakan bahwa ia bertolak ke Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, untuk melihat pemberangkatan pasukan.

"Pada hari ini saya akan ke Halim, saya akan melihat pasukan yang akan diberangkatkan ke Papua, saya akan memberikan moril kepada mereka," kata Dudung kepada awak media di Markas Besar AD, Jakarta.

Saat ditanya soal tujuan penambahan pasukan guna mencari keberadaan Philips dan menebalkan pengamanan di Paro dari kelompok kriminal bersenjata, Dudung membenarkannya.

"Kira-kira begitulah. Dua-duanya, target itu harus tercapai," ujar Dudung.

Di sisi lain, melansir Kompas TV, Kapolda dan Pangdam setempat tengah berkoordinasi dengan sejumlah tokoh masyarakat dan gereja, untuk membantu penyelamatan pilot Susi Air.

Selain kondisi lapangan yang menyulitkan deteksi lokasi sang pilot, mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI, Laksamana Muda Purnawairawan Soleman Pontoh juga menyoroti pendekatan yang dipilih, agar tidak mengorbankan keselamatan sandera.

Direktur Eksekutif Amnesti Internasional Indonesia, Usman Hamid, berpandangan, dugaan penyanderaan pilot Susi Air oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya untuk tujuan politis, justru kontradiktif bagi kelompok kriminal bersenjata itu, karena melanggar hukum internasional.

Sebagaimana diketahui dari Kompas.com, pesawat Susi Air itu hilang kontak sesaat usai mendarat di Bandara Paro, Selasa (7/2/2023). Representative Susi Air Donal Fariz menjelaskan, awalnya pesawat itu hilang kontak pada pukul 06.17 WIT.

Lalu, pesawat itu dilaporkan terbakar.

Usai dibakar, muncul simpang siur bahwa sang pilot disandera KKB.

Namun, hal ini dibantah oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

Baca Juga: Pilot Susi Air yang Disebut Diculik KKB Papua Egianus Kogoya Punya Standar Tinggi dan Sekolah Khusus di AS, Terungkap Sosok Istrinya yang Kini Sedang Menanti

Yudo menyebut bahwa sang pilot menyelamatkan diri usai pesawat yang dibawanya dibakar KKB.

"Enggak ada penyanderaan, dia (mereka) kan ini menyelamatkan diri," ujar Yudo Margono di sela-sela Rapim TNI-Polri di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Akan tetapi, pernyataan Yudo baru-baru ini berubah. Ia menyebut bahwa pihaknya belum bisa memastikan nasib pilot apakah dibawa KKB atau tidak.

"Kemudian perkembangan Papua ya sampai saat ini masih kita laksanakan observasi ya tempatnya di mana dan sebagainya, makanya untuk menentukan itu, yang pilot kan yang ditanyakan?" kata Yudo usai Rapat Pimpinan (Rapim) TNI di Museum Satria Mandala, Jakarta, Kamis lalu.

"(Pilot) dibawa apa KKB atau enggak ini masih belum bisa dipastikan karena dari awal kan kita enggak ada saksinya di situ," sambung dia. (*)