Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengatakan, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sebagai kelompok teroris.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 14 Februari 2023, oleh karena itu, BNPB meminta aparat penegak hukum menggunakan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Terorisme dalam penanganannya.
“Memiliki motif ideologi, dan politik karena di sana dia (KKB Papua) secara faktual kalau kita lihat memang menamakan dirinya Organisasi Papua Merdeka,” ujar Boy usai rapat kerja dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (13/2/2023).
Selain itu, lanjut dia, KKB Papua telah banyak merugikan masyarakat dengan berbagai tindakannya, seperti melakukan pembunuhan, dan merusak fasilitas publik.
“Jadi itu adalah sebuah tindakan aksi kekerasan, yang sudah sangat masuk delik tindak pidana terorisme,” ungkap dia.
Dalam rapat dengan Komisi III DPR RI, Boy menyatakan, pihaknya bakal memperkuat koordinasi dengan aparat penegak hukum terkait hal ini.
Sebab, penuntasan KKB Papua tak bisa dilakukan asal-asalan, dan mesti memperhatikan banyak aspek.
“Juga penuh kewaspadaan karena kondisi geografis dan mereka seolah-olah berbaur dengan masyarakat,” ucapnya.
Terakhir, Boy menjelaskan bahwa BNPT hanya bisa memperkuat koordinasi karena tak memiliki kewenangan untuk melakukan penindakan.
Baca Juga: 5 Arti Kedutan di Jari Manis Tangan Kiri Menurut Primbon Jawa, Awas Fitnah dan Rahasia Terbongkar
Maka dari itu, ia mendorong agar kementerian/lembaga terkait saling bersinergi untuk menyelesaikan persoalan itu.
“Ini adalah perang totalitas menghadapi ideologi terorisme, yang tidak dapat diatasi oleh kelompok tertentu atau instansi tertentu, tetapi seluruh masyarakat kami libatkan,” imbuhnya.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 9 Februari 2023, untuk diketahui, sebanyak 15 pekerja Puskesmas yang sempat diancam oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Nduga Papua akhirnya berhasil dievakuasi ke Timika dengan keadaan selamat.
Ke 15 pekerja puskesmas tersebut dievakuasi oleh personel gabungan TNI-Polri dengan menggunakan helikopter.
Meski 15 pekerja berhasil dievakuasi, namun sang pilot pesawat Susi Air asal Selandia Baru bernama Captain Philips Marthen belum diketahui keberadaannya hingga saat ini.
Sebanyak 15 pekerja Puskesmas yang sempat diancam oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Nduga Papua akhirnya berhasil dievakuasi ke Timika dengan keadaan selamat.
Ke 15 pekerja puskesmas tersebut dievakuasi oleh personel gabungan TNI-Polri dengan menggunakan helikopter.
Meski 15 pekerja berhasil dievakuasi, namun sang pilot pesawat Susi Air asal Selandia Baru bernama Captain Philips Marthen belum diketahui keberadaannya hingga saat ini.
Seperti diketahui, pesawat Susi Air yang dipiloti oleh Captain Philips Marthen dibakar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua.
Baca Juga: Jenis Olahraga yang Wajib Dihindari Penderita Asam Lambung, Termasuk Angkat Beban dan Loncat Tali
Pihak KKB mengklaim telah menyandera sang pilot yang berasal dari Selandia baru tersebut.
Namun hal itu dibantah oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.
Yudo mengungkap bahwa pilot Captain Philips Marthen tidak disandera KKB melainkan menyelamatkan diri saat KKB membakar pesawatnya.
Hal senada juga diungkapkan Wakapolda Papua, Brigjen Pol Ramdani Hidayat.
"Kita sementara melakukan pencarian apakah pilot disandera atau tidak. Kami perlu saksi apakah dia diamankan KKB atau pada saat pesawat dibakar dia melarikan diri," kata Wakapolda Papua, Brigjen Pol Ramdani Hidayat kepada Tribun-Papua.com di Timika saat jumpa pers.
(*)