Find Us On Social Media :

Takut Disandera Komplotan KKB Papua, 10 Pekerja Bangunan di Distrik Alama Rela Lakukan Hal Ini Selama 2 Hari, Pangdam Cendrawasih Beri Keterangan Begini

Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan KKB Papua ternyata memiliki perbedaan

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID - Personel TNI berhasil mengevakuasi 10 pekerja bangunan dari Distrik Alama menuju Timika, Papua pada Senin (20/2/2023).

Penyelamatan menggunakan helikopter itu turut membawa 8 warga yang mengalami gangguan kesehatan.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 21 Februari 2023, namun sebelum evakuasi tersebut dilakukan para pekerja berjalan kaki selama dua hari untuk keluar dari Distrik Yenggelo.

Hal ini dikarenakan pihak kontraktor mendapatkan informasi bahwa KKB Papua akan melakukan aksi yang sama seperti di Distrik Paro.

Pihak kontraktor pembangunan puskesmas Distrik Yenggelo mengungkapkan bahwa para pekerjanya beresiko mendapatkan ancaman dari KKB.

"Jadi karena pekerjanya ada tujuh orang pendatang, kami melihat bahwa dampak kejadian di Paro". ucap Panglima Kodam XVII/Cendrawasih.

"Kami mengambil langkah-langkah dengan menyelamatkannya juga dengan membawa pekerjanya menjauh dari Yenggelo, jadi menuju ke Alama, dua malam berjalan kaki" tukasnya.

Sebelumnya Gwijangge sebagai kontraktor telah berusaha menyewa pesawat komersil, namun tidak ada maskapai yang berani melayani penerbangan tersebut setelah ada aksi pembakaran Pesawat Susi Air di Distrik Paro.

Untuk itu ia melakukan panggilan telepon ke TNI/Polri guna meminta bantuan.

Baca Juga: Sejak Zaman Nabi, Talbinah Bermanfaat untuk Atasi Asam Lambung, Begini Penjelasan dr. Zaidul Akbar

Untuk diketahui, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya mengancam belasan pekerja bangunan di Puskesmas Paro pada Sabtu, 4 Februari 2023.

Bahkan mereka juga membakar Pesawat Susi Air di Lapangan terbang Paro pada Selasa, 7 Februari 2023.

Akibatnya warga Distrik Paro berbondong-bondong mengamankan diri ke Distrik Kenyam dengan berjalan kaki.

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunJogja, 21 Februari 2023, sebelumnya, TNI-Polri juga telah mengamankan Bandara Paro terkait operasi pencarian pilot maskapai Susi Air, Philips Mark Methrtens (37).

J.O Sembiring mengatakan, Bandara Paro telah diamankan personel Damai Cartenz dan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI Angkatan Udara (AU).

“Personel Damai Cartenz dan Kopasgat telah mengamankan Bandara Paro. Saat ini situasi di Paro, Nduga, sudah tidak ada masyarakat. Tetapi Bandara sudah diamankan dan bisa digunakan," kata Sembiring dalam siaran pers Pendam XVII/Cenderawasih, Jumat (17/2/2023).

Dalam operasi pencarian pilot Philips, TNI-Polri mengedepankan cara persuasif dengan melibatkan tokoh-tokoh agama.

Terbaru, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan, pihaknya masih menunggu Pj Bupati Nduga Namia Gwijangge bernegosiasi dengan KKB yang menyandera Philips.

“Ya kita tunggu dulu. Karena dari Bupati minta waktu dia akan nego dulu. Ya sudah kita penuhi permintaan Bupati Nduga," ujar Yudo Margono saat ditemui di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (16/2/2023).

Baca Juga: Jempol Tangan Kanan Mengalami Kedutan, Begini Artinya Menurut Ramalan Primbon Jawa

Hal sama juga diungkapkan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen Saleh Mustafa.

Namun, jika pendekatan dialog atau soft approach gagal, jajarannya akan melakukan "tindakan terukur".

“Namun, mengingat waktu, kami aparat TNI-Polri punya standar operasi yang harus dijalankan dalam upaya penegakan hukum, agar persoalan ini tidak berlarut. Harus ada batas waktunya," kata Saleh.

“Saya tidak bisa sampaikan dan ungkapkan waktunya karena ini suatu hal yang dirahasiakan. Tetapi, apabila tiba waktunya, TNI-Polri akan melakukan penegakan hukum secara terukur, terpilih, dan terarah," ujarnya lagi.

Terlebih, Saleh mengatakan bahwa semua warga lokal telah dievakuasi keluar Distrik Paro.

“Sudah tidak ada evakuasi masyarakat di Paro. (Sudah) kosong," kata Saleh

(*)