Utangnya Diduga Tak Bisa Kebayar, Pria Bekasi Ini Nekat Bunuh dan Cor 2 Jenazah Wanita, Begini Kronologi Lengkapnya

Rabu, 01 Maret 2023 | 12:25
Serambinews

Penampakan gundukan coran semen yang mengubur dua jasad wanita di Bekasi pada Selasa (28/2/2023).

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Berikut kronologi pria di Bekasi bunuh dan cor jasad dua wanita di kontrakannya.

Jasad wanita ini dicor dilantai tanpa digali lubang.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Serambinews, 1 Maret 2023, pelaku adalah pria berinisial P.

Ia melakukan perbuatan keji terhadap dua orang wanita tersebut di rumah kontrakannya di Kampung Bulak Sentul, Kelurahan Harapan Jaya, Bekasi Utara

Dua orang wanita yang menjadi korban kekejaman P bernama Heni Purwaningsih (38) dan Yusi (45).

Jasad Heni dan Yusi ditemukan dengan kondisi ditutup coran semen seperti gundukan, pelaku tidak mengubur atau membongkar lantai.

Jasad hanya ditumpuk, lalu bagian tubuhnya ditutup coran semen berkerikil.

"Di bawah tangga yang ditemukan secara bertumpukan, ditutup dengan coran semen terus di atasnya ubin, kondisinya lurus," ucap Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Polisi Hengki.

Hengki mengatakan awal penemuan dua mayat perempuan tersebut bermula dari laporan keluarga korban yang kehilangan anggota keluarganya.

Baca Juga: Terkenal Bisa Lancarkan Pencernaan, Inilah Cara Olah Kayu Manis Jadi Obat Alternatif Asam Lambung, Simak Penjelasannya Sekarang

"Keluarga korban yakni suaminya yang curiga sejak hari Minggu diduga korban ini pergi mengaji, namun sampai hari Senin kemarin tidak pulang ke rumah," kata Kombes Hengki.

Hingga akhirnya pihak keluarga mencari keberadaan korban, bermodalkan GPS.

Keberadan korban pun akhirnya diketahui berada di sebuah rumah kontrakan.

"Untuk sementara suami yang kehilangan isterinya ada dua orang. Satu suaminya yang ada di TKP bahwa melihat kendaraan yang dibawa korban pada saat pamit pergi mengaji," katanya.

Selanjutnya pada Selasa (28/2/2023) dini hari, rumah kontrakan tersebut digrebek oleh warga sekitar, bersama dengan keluarga korban.

Betapa terkejutnya warga dan keluarga korban, di dalam rumah kontrakan itu ditemukan dua mayat perempuan satu diantaranya dalam kondisi dicor.

"Ada dua jenazah yang ditemukan. Sedangkan satu diantaranya diduga di cor beton di bawah tangga," katanya.

Dalam penggerebakan itu warga dan keluarga korban mendapati P sudah bersimbah darah.

Kondisi P penuh luka di tangan.

"Dibawa ke rumah sakit. Tapi wanita tersebut meninggal dunia dalam perjalanan," kata Kombes Hengki.

Baca Juga: 'Langgar HAM Hanya 1,5 Tahun Penjara', Vonis Hendra Kurniawan Lebih Berat dari Bharada E, Seali Syah Beri Sindiran Menohok

Sempat Terciduk Beli Semen

Tetangga sekaligus petugas keamanan di lingkungan rumah kontrakan P, yakni Adi (54) mengatakan pada Minggu (26/2/2023) atau pada hari pembunuhan terjadi, terduga pelaku keluar dari rumah kontrakannya.

P terlihat membeli semen dan pasir.

Sebelumnya, P sempat terlibat cekcok soal utang piutang dengan dua orang terduga korban.

"Yang meninggal datang mau nagih utang, mungkin cekcok,".

"Tetangga dengar suara gaduh, terus setelah itu curiga melihat dia beli semen satu sak sama pasir waktu hari Minggu sore," ucap dia.

Sosok P

Heri, suami Y, mengungkapkan bahwa P adalah teman sekolah istrinya. "P adalah teman sekolah istri saya.

Saya kenal dengan tersangka," kata dia di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa. Heri mengatakan, P dimasukkan ke tempat kerja oleh Y sehingga membuat kehidupan terduga pelaku menjadi sejahtera.

Baca Juga: Profil Komjen Boy Rafli Amar, Jenderal Bintang 3 yang Tolak Mentah-mentah Tuntutan KKB Papua, Sosoknya Punya Gelar Datuak Rangkayo Basa

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 1 Maret 2023, selain itu, P disebut sudah menempati rumah kontrakan yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) sejak sekitar tiga tahun lalu.

"Dia (P) mengontrak di sini kurang lebih 3 tahun, dari tahun 2019," ungkap Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki di lokasi kejadian, Selasa.

P ditemukan bersimbah darah ketika warga dan polisi mendobrak pintu rumah, Senin (27/2/2023) malam.

Ketika ditemukan, terdapat luka sayatan di bagian urat nadinya.

Hengki menuturkan, korban H dan P mempunyai relasi sebagai rekan kerja.

Diketahui, keduanya bekerja di perusahaan besi di wilayah Kampung Rawa Pasung, Kelurahan Kota Baru, Kota Bekasi.

"Inisial H (korban), kenal dengan yang sudah meninggal inisial P, dia bekerja sebagai buruh karyawan toko material, tidak jauh dari sini," jelas Hengki.

Sementara itu, Ketua RT setempat yakni Purwo Darmanto mengatakan, sosok P memang tinggal seorang diri di rumah tersebut.

Aktivitasnya pun terlihat wajar. Sebagai warga pendatang, ia juga terbilang aktif di lingkungan tempat sekitar.

Baca Juga: Syakir Daulay Akhirnya Kunjungi Orangtua Setelah Disindir Sang Kakak di Medsos, Zikri Daulay: Hanya Datang Say Hi

"Aktif biasa sih normal, di lingkungan kalau pas lagi arisan dia ikut arisan, kerja bakti ya kerja bakti," jelasnya.

Purwo melanjutkan, P pun mengaku memang bekerja di perusahaan toko material besi konstruksi di wilayah Jalan Sultan Agung Bekasi.

"Kerja di perusahaan PT, yang jual beli besi di Jalan Sultan Agung, cuma itu yang tahu," jelas dia.

Motif pembunuhan

Motif dari kasus pembunuhan ini diduga karena masalah utang setoran perusahaan.

Hal itu disampaikan oleh Ryandi, tetangga Y di Jakarta Timur.

"Ibu Y yang masukin pelaku kerja di perusahaan besi itu.

Dugaannya ada utang, P ada setoran tagihan pembayaran besi kepada korban, tapi mundur-mundur terus.

Saya enggak tahu nominalnya berapa," ujar Ryandi, kepada wartawan, Selasa (28/2/2023).

Baca Juga: Syakir Daulay Akhirnya Kunjungi Orangtua Setelah Disindir Sang Kakak di Medsos, Zikri Daulay: Hanya Datang Say Hi

Meski tak mengetahui jabatan Y dan P, Ryandi menduga Y memiliki jabatan yang lebih tinggi dibanding pelaku.

Adapun dugaan utang-piutang antar korban dan terduga pelaku itu juga disebutkan oleh suami korban.

Pada suatu momen, lanjut Ryandi, sang suami dari Y bercerita, P sempat mendatangi kediaman korban dan suaminya yang terletak di Pulogebang, Cakung.

Saat itu, P berniat menggadai motornya kepada Y untuk menutupi utang pembayaran tagihan perusahaan yang memesan besi melalui pelaku.

"P ini kata Pak Heri (suami Y) pernah ke rumahnya. Dia waktu itu mau gadai motor, tapi Pak Heri enggak mau karena itu motor kantor," ungkap Ryandi.

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Kompas.com, Serambinews.com