Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID - Kuasa hukum Shane Lukas (19), Happy SP Sihombing, mengeklaim kliennya dijebak oleh Mario Dandy Satrio (20) dalam kasus penganiayaan remaja berinisial D (17).
Happy menyebutkan, kliennya sejak awal tidak mengetahui bahwa Mario berencana ribut-ribut dengan D di hari kejadian, Senin (20/2/2033).
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 3 Februari 2023, Shane hanya tahu dirinya diajak ke salah satu tempat yang terletak di Jakarta Selatan, tetapi bukan ke lokasi penganiayaan D di bilangan Pesanggrahan.
Mengaku diajak ke Lebak Bulus Happy bercerita bahwa Shane awalnya diajak oleh Mario ke salah satu tempat di wilayah Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Shane yang kerap diajak nongkrong oleh Mario akhirnya mengiakan ajakan tersebut. Namun, ketika Mario menjemput Shane menggunakan Jeep Rubicon, Mario tiba-tiba mengubah tujuan perjalanan hari itu.
Perjalanan yang seharusnya mengarah ke wilayah Lebak Bulus itu justru berakhir di bilangan Ulujami, Pesanggrahan.
"Dia tidak tahu ada ajakan penganiayaan, dia tidak tahu. Dia hanya diberitahukan, 'Shane, ayo kita ke suatu tempat. Suatu tempat di Lebak Bulus'.
Tapi waktu di dalam mobil dia (Mario) beralih ke tempat lain dan si Shane tanya, 'Kita ke mana nih?'," ujar Happy di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Selasa (28/2/2023).
"Kemudian Mario menjawab, 'Sudah kamu tenang saja, kamu duduk saja. Kita akan ke tempatnya D, setelah itu nanti kamu ikut aja, kamu tidak melakukan apa-apa. Kamu ikuti perintah saya saja'," tambah dia.
Pasrah setelah dijanjikan tak akan kena pidana Sesampainya di Kompleks Green Permata Residences, Mario memberikan instruksi lain kepada Shane.
Shane yang dijanjikan tidak melakukan apa pun di TKP justru mendapat tugas untuk merekam setiap aksi Mario.
Shane disebut saat itu hanya bisa pasrah ketika Mario memberikan instruksi kepada dirinya.
Garansi Mario yang menyatakan bahwa Shane tidak akan terseret kasus pidana penganiayaan, pada akhirnya membuat Shane mematuhi perintah tersebut.
Namun, Happy mengungkapkan, ada faktor lain yang menyebabkan Shane langsung menuruti segala perintah Mario.
Happy menyebutkan, Shane mengaku takut terhadap sosok Mario. Ayah Mario yang diketahui seorang pejabat membuat nyali Shane ciut.
"Selama ini dia takut sama Mario. Dia takut karena Mario anak pejabat. Pokoknya apa yang diperintah Mario, dia selalu ikuti," ungkap Happy "Mario juga suka menggampangkan sesuatu.
Ketika Shane disuruh merekam insiden penganiayaan, Mario bilang gini, 'Kamu rekam saja apa yang saya minta. Kamu tidak akan ikut bertanggung jawab.
"Pokoknya kamu rekam aja'," lanjut Happy. Tidak ada provokasi Happy juga menepis kabar soal Shane yang disebut memprovokasi Mario beberapa hari jelang insiden penganiayaan. Shane tidak pernah membuat "percikan api" sebagaimana yang dikatakan pihak kepolisian dalam konferensi pers pada Jumat (24/2/2023).
"Kami bertemu lebih dari dua jam dengan klien kami hari ini. Saya mendapati banyak fakta baru. Salah satunya adalah dia tidak pernah memprovokasi atau mengompori insiden penganiayaan tersebut," kata Happy.
"Waktu hari H kejadian, Shane kan memang tidak tahu mau diajak ke mana. Mario juga bilang bahwa dirinya hanya ingin menginterogasi D, bukan memberikan tindak kekerasan. Tapi yang terjadi justru sebaliknya," pungkas Happy.
Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam menyebutkan, Shane turut memprovokasi Mario untuk melakukan penganiayaan.
Ade menuturkan, awalnya Mario menceritakan soal perlakuan tidak pantas D terhadap sang pacar, AG (15), kepada Shane.
Shane yang kaget dengan cerita tersebut, kata Ade Ary, lantas memanas-manasi Mario untuk memberikan pelajaran kepada D.
"MDS (Mario) menghubungi Shane untuk menceritakan soal perlakuan tidak pantas yang dilakukan korban kepada AG.
Namun, saat menceritakan hal tersebut, Mario justru emosi," kata Ade, Jumat.
"Merespons cerita Mario, Shane kemudian menjawab seperti ini, 'Gua kalau jadi lu, pukulin saja. Itu parah Den'," lanjut Ade. Adapun Mario dan Shane telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 2 Maret 2023, sementara itu disisi lain, David (17), anak petinggi GP Ansor yang menjadi korban penganiayaan Mario Dandy Satrio (20) hingga saat ini belum sadarkan diri.
Diketahui Mario Dandy, yang notabene anak eks pejabat Ditjen Pajak, telah menganiaya David hingga berakhir koma dan dirawat instensif di rumah sakit.
Walaupun belum sadar, tapi pihak keluarga David memberitahukan soal adanya kemajuan dari kondisi korban.
Sebelumnya juga David dilaporkan terdapat pergerakan pada kaki dan tangan.
"Terus menunjukkan kondisi yang positif, terus membaik," ujar Rustam Hatala, Juru Bicara Keluarga David.
"Untuk kondisi kemarin (26 Februari 2023) dan hari ini (27 Februari 2023) sebenarnya tidak terlalu beda," lanjutnya dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV.
Rustam Hatala sebelumnya menyebut David dipasangi alat ventilator, tapi kini telah dilepas.
Pada tubuh David hanya dipasangi alat untuk mempercepat aliran oksigen ke otak.
"Sebelumnya masih sempat memakai ventilator kemudian ventilator sudah dicopot kemudian sekarang cuma dipasang alat untuk mempercepat aliran oksigen ke otak," lanjutnya.
Sementara untuk respon sudah mulai membaik.
"Tapi belum dalam kondisi sadar sepenuhnya."
(*)