GridHot.ID - Pilot Susi Air, Kapten Philips Marthen, menjadi sandera KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya selama 28 hari sejak 7 Februari 2023.
Sejak itu, keberadaan Kapten Philips, tidak diketahui di mana lokasi pastinya.
Aparat gabungan pun terus melakukan pencarian, tapi belum membuahkan hasil.
Terkait pencarian Pilot Susi Air tersebut, melansir Antara News, Polri menguak strateginya.
Polri bersama para tokoh agama dan pemuda rupanya masih terus melakukan pendekatan.
"Kami menerima informasi saat ini Polda Papua bersama pemuda, tokoh agama, dan tokoh masyarakat masih terus melakukan pendekatan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi Ahmad Ramadhan di Jakarta, Senin.
Pendekatan tersebut, kata Ahmad Ramadhan, agar situasi tetap kondusif, termasuk mengantisipasi jatuhnya korban Kapten Philip Mark Merthens yang disandera KKB Papua.
"Jadi kita melakukan pendekatan dulu," kata dia.
Sebelumnya, melansir Kompas.com, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyebut KKB kerap membaur dengan masyarakat tanpa membawa senjata api.
Hal itu menyebabkan personel gabungan tak bisa sembarangan bergerak meski telah mengetahui posisi KKB Egianus Kogoya.
"Kelompok ini suka bergerilya dan menjadikan masyarakat sebagai sandaran sehingga kita harus sangat berhati-hati," kata Fakhiri di Jayapura, Sabtu (4/3/2023), dikutip Kompas.com.
Oleh sebab itu, ia meminta pada semua pihak untuk bersabar, karena TNI-Polri tidak diam menghadapi penyanderaan warga negara Selandia Baru itu.
Dalam kesempatan itu, Fakhiri juga menjelaskan bahwa personel Polri-TNI berusaha menyelamatkan Kapten Philips dengan risiko paling kecil.
Selain faktor geografis dan minimnya infrastruktur telekomunikasi, personel gabungan tidak ingin operasi penyelamatan pilot asal Selandia Baru itu menimbulkan korban dari masyarakat sipil.
"Kami bersama-sama TNI sedang berupaya maksimal untuk melakukan negosiasi dan penegakan hukum secara teliti," ujarnya
Fakhiri juga menilai bahwa Egianus Kogoya adalah sosok militan dan sangat menguasai wilayah Nduga, sehingga personel gabungan kesulitan menentukan lokasi persembunyiannya.
Proses pencarian Kapten Philips, kata dia, dilakukan menggunakan transportasi udara.
"Memang membutuhkan waktu, saya berharap kita semua harus bersabar," kata Fakhiri.
Sebagai informasi, Kapten Philips menjadi sandera KKB pada 7 Februari 2023, saat Warga Negara Selandia Baru itu membawa pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY mendarat di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Kala itu, Egianus Kogoya dan kelompoknya menyandera Kapten Philips saat ia mendarat dan membakar pesawatnya.
Penyanderaan tersebut juga mengakibatkan sejumlah warga di Distrik Paro mengungsi ke Distrik Kenyam sehingga wilayah tersebut menjadi kosong.
Pada 18-19 Februari 2022, Tim Gabungan Operasi Damai Cartenz melakukan operasi penegakan hukum di tiga lokasi berbeda.
Hasilnya, puluhan barang bukti berhasil diamankan, mulai dari senjata api hingga kamera video profesional, serta alat komunikasi.
(*)