GridHot.ID - Kasus kekerasan yang dilakukan Taruna Akmil membuka fakta baru.
Taruna Akmil tersebut memukuli mahasiswa Fakultas Kedokteran UISU.
Pelakunya adalah Zuan Endru, sementara korban yang merupakan mahasiswa adalah Teuku Shehan Arifa.
Melansir tribun-video.com, mahasiswa Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) mengaku telah dianiaya oleh seorang taruna Akademi Militer (Akmil).
Akibat peristiwa ini, mahasiswa tersebut mengalami luka-luka di bagian wajah.
Sementara itu, menurut pengakuan keluarga korban, pelaku sempat menawarkan uang senilai Rp 15 juta untuk berdamai namun ditolak.
Korban juga sudah melaporkan Taruna Akmil berinisial ZN ke Denpom I/5 Medan terkait kasus ini.
Insiden penganiayaan yang dilakukan Taruna Akmil ini berlangsung di sekitar Jalan Setia Budi, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan pada Sabtu (18/2/2023) silam.
Menurut korban, sebelum kejadian dia berencana mengantar dua teman wanitanya dari Komplek Tasbih I.
"Aku mau balik ke rumah, mau ngantar kawan ku dulu dari Komplek Tasbih, pas arah keluar ke Jalan Setia Budi, tiba - tiba aku diadang," kata Shehan kepada Tribun-medan.com, Selasa (14/3/2023).
Ia menjelaskan, ketika itu ada dua orang keluar dari dalam mobil yang mengadangnya.
Shehan pun ikut keluar dari dalam mobil.
"Ku tanya ada apa, katanya bentar, ada yang mau dibicarain," ungkap Shehan.
Namun, sejumlah pria yang ikut keluar dari dalam mobil tiba-tiba memukul Shehan.
"ZN ini teman sekolah saya. Dia enggak ada ngomong apa-apa, langsung mukul saya," kata Shehan.
Dia menjelaskan, setelah kejadian dirinya sempat mendatangi Polrestabes Medan membuat laporan pada Minggu (19/3/2023) lalu.
Namun, karena pelaku nya merupakan Taruna Akmil, Shehan kemudian melaporkan ZN ke Denpon I/5 Medan, pada Selasa (21/3/2023).
"Awalnya kami kira dia itu sipil, rupanya Akmil. Makanya melapor kemari," bebernya.
Terpisah, Komandan Datasemen Polisi Militer (Dandenpom) I/5 Medan, Letkol Cpm Dahri Haji Dahlan mengatakan pihaknya telah menerima laporan korban.
Ia menjelaskan, kasus tersebut masih dalam penyelidikan pihak Denpom I/5 Medan.
"Laporannya sudah ada, jadi prosedur penanganan kasus kita mulai dari laporan, tidak bisa kita langsung melakukan penyidikan, itu harus ada dilakukan penyelidikan dulu," katanya.
Dahri menyampaikan, petugas juga telah memeriksa sejumlah saksi mata di lokasi kejadian.
Namun, dari hasil keterangan yang didapat sejauh ini para saksi mengatakan bahwa bukan ZN yang melakukan penganiayaan melainkan adik kandung berinisial Z.
"Penyidik mengumpulkan bukti-bukti apakah cukup atau tidak, hasil pemeriksaan terlapor bahwa dia dipukul oleh ZN," ungkapnya.
"Waktu malam itu kan ada banyak orang, saksi - saksi sudah kita periksa lima orang yang ada di TKP termasuk adiknya ZN, adiknya Z mengaku dia yang mukul bukan kakaknya," sambungnya.
Lebih lanjut, dikatakannya penyidik juga berupa meminta keterangan dari dua teman wanita pelapor yang malam itu ikut dengannya.
Tetapi, kedua wanita itu menolak untuk memberikan keterangan dan saat ini sedang berada di Jakarta.
"Pelapor kan butuh keterangan yang lain untuk menguatkan, sekarang dua orang perempuan temannya mereka itu tidak mau ngasih keterangan," bebernya.
"Dua perempuan ini yang harus kita periksa, sekarang sudah menghilang ke Jakarta, dan tidak mau memberikan keterangan sudah kita suratkan juga," pungkasnya.
Dilansir dari tribunwow.com, Kasat Narkoba Polresta Deli Serdang, Kompol Zulkarnain tak menampik anaknya terlibat melakukan penganiayaan terhadap Mahasiswa Fakultas Kedokteran UISU, Medan bernama Teuku Shehan Arifa Pasha alias Ipon yang terjadi di Komplek Tasbih I, menuju ke arah Jalan Setia Budi, Kota Medan, pada Sabtu (18/2/2023).
Zulkarnain juga mengiyakan bahwa dirinya memang sempat mengajak keluarga korban untuk menempuh jalur kekeluargaan alias berdamai.
Dikutip TribunWow dari Tribun-Medan, Zulkarnain menegaskan anaknya yang menghajar korban bernama Zofan.
Ia menegaskan bahwa anaknya yang kini berstatus sebagai Taruna Akademi Militer (Akmil) yakni MZH justru berusaha menghentikan Zofan saat memukuli korban.
MZH diketahui merupakan kakak Zofan.
"Saya tanya ke anak saya (Zuan) waktu keesokan harinya ngantar dia ke bandara, karena mau balik ke Magelang," kata Zulkarnain kepada Tribun-medan, Rabu (15/3/2023).
”Apalah memang ada mukul atau nggak, katanya nggak ada cuma narik adiknya. Adiknya (Zofan) yang mukul," sambungnya.
Zulkarnain menyampaikan, saat menempuh jalur mediasi, ia turut berkoordinasi dengan rekan-rekan anaknya yang juga kenal dengan korban.
"Pasca kasus ini bergulir di Denpom adalah teman anak saya, kenal sama saya dan juga orangtua si Ipon, diciba mediasi lah dan orangtuanya pun mau," bebernya.
Zulkarnain bercerita, empat hari seusai kejadian ia telah bertemu dengan orangtua korban dan telah tercapai kesepakatan untuk berdamai.
"Akhirnya saya buka suara, saya bilang begini saya atas nama keluarga anak saya Zopan dan Hendru, minta maaf sebesar - besarnya kepada abang (ayah Ipon), karena Ipon sudah dipukul saya minta maaf," ungkapnya.
"Saya tawarkan kepada orangtuanya, kan kita kalau di adat Batak ini adalah upa - upa nya biar ko semangat lagi," katanya.
"Jadi saya tawarkan apa yang mau dikasih biaya perobatan atau apa, kalau itu sanggup pasti saya penuhi," ujar Zulkarnain.
Zulkarnain bercerita, dirinya sempat menawarkan uang Rp 15 juta kepada keluarga korban namun sempat ditolak.
"Mereka minta Rp 300 juta untuk uang perdamaian, saya anggap terlalu besar, tapi tarik ulur ya sudah. Padahal malam itu sudah sepakat berdamai, dan tidak ada disebutkan yang segitu," katanya.
Zulkarnain juga menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak mengintervensi proses penyelidikan di Denpom dan Polrestabes Medan.
Pengakuan Versi Korban
Shehan pada saat kejadian mengaku hendak mengantar teman wanitanya, dan melewati Jalan Setia Budi kota Medan sekira pukul 24.00 WIB.
"Aku mau balik ke rumah, mau ngantar kawanku dulu dari Komplek Tasbih, pas arah keluar ke Jalan Setia Budi, tiba - tiba aku dicegat sama mobil," aku Shehan dikutip kanal YouTube Tribun MedanTV, Selasa (14/3/2023).
Shehan mengaku dicegat oleh dua mobil yang berisikan sekitar enam orang.
Dari mobil tersebut lantas keluar dua orang pria yang langsung dihampiri oleh korban.
"Ku tanya 'Ada apa ini, Bang?', katanya 'Bentar ada yang mau dibicarain'. Tiba-tiba ada yang keluar langsung dipukulnya aku, kira -kira dua orang (yang memukul)," imbuhnya.
Korban mengaku mengenali seorang pelaku yang ternyata adalah teman sekolahnya saat SMP.
Shehan membenarkan bahwa pelaku ZN sedang menjalani pendidikan dan berstatus sebagai Taruna Akmil.
Ia juga mengonfirmasi bahwa pelaku adalah anak dari perwira polisi Kasat Narkoba Polresta Deliserdang.
Akibat penganiayaan tersebut, wajah Shehan babak belur dan mengalami luka yang membuat pelipisnya berdarah.
Ia pun telah melaporkan kasus tersebut ke Denpom 1/5 Medan pada Selasa (21/2/2023).
Namun meski telah dilakukan mediasi, tidak ada titik temu dan kelanjutan sehingga Shehan kembali melaporkan kasus tersebut.
Adapun hingga saat ini belum diketahui alasan pelaku menganiaya korban.(*)