Find Us On Social Media :

Minum Air Atau Baca Doa Buka Puasa Dulu? Ternyata Ini yang Harus Didahulukan Saat Batalkan Puasa Ramadhan

ilustrasi keluarga buka puasa atau sahur saat Ramadhan.

GridHot.ID - 1 Ramadhan 1444 H telah ditetapkan mulai hari Kamis (23/3/2023).

Umat Islam telah mulai menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Namun, mana yang terlebih dahulu harus dilakukan? minum segelas air terlebih dahulu atau membaca amalan doa buka puasa dulu?

Melansir bangkapos.com, berdasarkan keputusan hasil Sidang Isbat yang sudah diumumkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI hari Rabu 22 Maret 2022.

Artinya umat islam di Indonesia sudah bisa melaksanakan awal shalat tarawih pertama kali mulai Rabu (22/3/2023) malam.

"Kita bersepakat bahwa 1 Ramadan 1444 Hijriah jatuh pada Kamis 23 Maret 2023" kata Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas, Rabu (22/3/2023).

Pria yang akrab disapa Gus Yaqut ini menerangkan, hasil pemantauan hilal atau bulan sabit di 124 titik.

Dilansir dari serambinews.com, mana yang lebih dahulu dilakukan saat berbuka puasa, minum segelas air atau membaca doa buka puasa?

Persoalan ini mungkin masih sering membuat bingung sebagian umat muslim setiap kali menjalankan ibadah puasa, khususnya puasa ramadhan.

Diketahui, buka puasa merupakan momen yang ditunggu-tunggu umat Muslim saat menjalankan ibadah ini.

Selain sebagai batasan untuk mengakhiri puasa, berbuka puasa juga memiliki sederet amalan sunnah berlimpah pahala.

Baca Juga: Lupa Niat Puasa Ramadhan? Simak Hukumnya Jika Dibaca Setelah Fajar hingga Pertengahan Siang Hari

Salah satu amalan yang dianjurkan ialah membaca doa berbuka.

Jika dilihat dari kebiasaan umat muslim, ketika sudah masuk waktu berbuka puasa, ada yang meneguk atau memakan sebutir kurma terlebih dahulu baru kemudian membaca doa berbuka puasa.

Meski demikian, tak sedikit juga yang membaca doa berbuka puasa terlebih dahulu, baru kemudian minum dan makan.

Lantas manakah dari dua kebiasaan itu yang benar?

Ketika sudah masuk waktu berbuka puasa, mana yang harus didahulukan, Meneguk segelas air atau membaca doa berbuka puasa?

Untuk mengetahuinya, simak penjelasan dari Abu Mudi yang dirangkum Serambinews.com berikut.

Minum air atau baca doa buka puasa dulu?

Sebagian dari kita akan berpikir, membaca doa berbuka puasa adalah hal yang harus didahulukan.

Oleh karena itu, ketika waktu berbuka puasa tiba, ada yang mendahulukan membaca doa baru kemudian makan dan minum.

Namun ternyata, meneguk segelas air serta memakan sebiji kurma merupakan hal yang harus didahulukan ketika sudah masuk waktu berbuka puasa.

Setelah meneguk segelas air, barulah kemudian kita membaca doa berbuka puasa.

Baca Juga: Bolehkah Baca Niat Puasa Ramadhan Sekali untuk Satu Bulan Penuh? Simak Penjelasannya Menurut Ustaz Abdul Somad

Persoalan ini pun sudah dijelaskan oleh Pimpinan Dayah Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Ma’hadal Ulum Diniyyah Islamiyyah Mesjid Raya (MUDI Mesra) Samalanga, Kabupaten Bireuen, Abu Syekh H Hasanoel Basri H atau yang akrab disapa Abu Mudi.

Dalam tayangan di akun Youtube Mudi TV, Abu Mudi menegaskan bahwa meneguk segelar air dan memakan sebiji kurma adalah hal yang harus didahulukan dalam berbuka puasa.

Ini karena dalam doa berbuka puasa, ada kalimat ‘Wa’ala rizqika afthartu’ yang memiliki arti ‘Atas rezeki pemberian-Mu aku telah berbuka’.

“Kalau duluan kita baca doa (berbuka puasa), maka sudah berbohong di situ,” jelas Abu Mudi.

"Karena dalam doa berbuka puasa yang berbunyi ‘Wa’ala rizqika afthartu’, memiliki arti ‘Atas rezeki pemberian-Mu aku telah berbuka’.

“Kenyataannya kan belum (meneguk segelas air),” kata Abu Mudi.

Oleh karena itu, lanjutnya, dalam hal berbuka puasa, meminum dulu sedikit air dan memakan beberapa biji kurma barulah kemudian membaca doa berbuka puasa.

“Jadi, dalam berbuka puasa didahulukan berbuka baru kemudian berdoa. Setelah itu langsung mendirikan shalat, apakah itu sendiri atau berjamaah,” jelas Abu Mudi.

Doa buka puasa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW

Mengutip Serambinews.com (15/4/2021), Ustad Adi Hidayat pernah memberikan penjelasannya mengenai doa berbuka puasa.

Dalam sebuah tayangan video yang diunggah dari YouTube HR Azhar berjudul 'DOA BERBUKA PUASA YANG BENAR !!', Ustadz Adi Hidayat menjelaskan dua doa buka puasa yang bisa dilakukan umat muslim.

Baca Juga: 8 Amalan Doa Menyambut Ramadhan, Salah Satunya Bisa Dibaca Saat Melihat Hilal

Berikut bacaan doa buka puasa yang dijelaskan Ustad Adi Hidayat.

1. Doa buka puasa pertama

Doa buka puasa pertama yang dijelaskan oleh Ustad Adi Hidayat, merujuk pada pernyataan Abu Daud nomor hadist 2357 berikut.

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

"Allaahummalakasumtu wabika amantu wa'aa rizkika aftortu birohmatika yaa arhamarra himiin"

Artinya :

"Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa) dengan rahmat-Mu Ya Allah Tuhan Maha Pengasih"

2. Doa buka puasa kedua

Doa buka puasa kedua yang dijelaskan Ustad Adi Hidayat yaitu merujuk pada pernyataan Abu Daud nomor hadist 2358.

Berikut doanya.

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

Baca Juga: 5 Amalan Doa Singkat yang Sering Dibaca Nabi Muhammad, Salah Satunya untuk Meminta Dijauhkan dari Orang Dzalim

'Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah'

"Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah (jika Allah menghendaki)."

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan jika doa buka puasa pertama diperselisihkan oleh sebagian ulama, ada yang menilai hadist tersebut adalah dhaif, ada juga yang menyatakan sahih.

Sedangkan doa buka puasa yang kedua adalah sahih dan tidak ada yang diperselisihkan.

Lebih lanjut, ustaz Adi Hidayat menjelaskan untuk lebih mengutamakan doa puasa yang kedua.

Meski demikian, Ustad Adi Hidayat tidak menyalahkan doa buka puasa yang pertama, lantaran memang ada sandaran hadist meskipun statusnya lebih lemah dari doa buka puasa kedua.

Sementara itu, Ustad Abdul Somad juga pernah menjelaskan, bahwa boleh menggunakan kedua doa tersebut.

"Kedua-duanya boleh dipakai. Yang ngomong bukan Ustadz Somad, tapi Syaikh Ibn 'Utsaimin, ulama Saudi Arabia" ujar Ustad Somad dalam ceramahnya yang diunggah di Facebook Tanya Jawab Ustadz Abdul Somad 19 Mei 2018, seperti dikutip dari Serambinews.com (17/4/2021).

"Tapi status hadisnya? Hadist Dhaif tetap bisa dipakai, kalau cukup 5 syarat. Pertama Bukan masalah aqidah tauhid, kedua bukan masalah halal haram, ketiga tidak terkait riwayat pendusta, keempat masih bernaung di bawah hadist sahih, kelima untuk motivasi beramal," lanjutnya.(*)