Find Us On Social Media :

Apa Hukum Tiup Lilin Saat Ulang Tahun dalam Islam? Berikut Jawaban Selengkapnya dari Ustaz Abdul Somad

Ilustrasi tiup lilin saat ulang tahun

Gridhot.ID - Ustaz Abdul Somad menjelaskan tentang hukum meniup lilin di kue saat merayakan ulang tahun.

Ustaz Abdul Somad kemudian memberikan pengertian mengenai salah satu asal-usul dari tradisi tiup lilin saat ulang tahun tersebut.

Berikut penjelasan selengkapnya dari Ustaz Abdul Somad.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, tradisi tiup lilin adalah salah satu tradisi yang sudah ada sejak zaman Yunani kuno.

Pada masa peradaban Yunani Kuno, beberapa masyarakat Yunani diketahui membawa kue yang dihias dengan lilin menuju kuil.

Kue dan lilin yang dibawa ke kuil ditujukkan untuk dewi perburuan atau yang dikenal dengan nama Artemis.

Sejarah Kue Ulang Tahun, Bermula dari Alat Pemujaan Orang Yunani Mereka menganggap bahwa lilin yang menyala dan diletakkan pada kue akan membuat kue bersinar seperti bulan.

Selain itu, asap yang dihasilkan dari lilin juga dipercaya dapat membawa setiap doa ke langit.

Bukan hanya sebagai alat pemujaan, ada juga teori lain yang menyebut bahwa tradisi lilin ulang tahun dimulai oleh orang Jerman.

Pangeran Ludwig Von Zinzindorf yang merayakan ulang tahunnya dengan mengadakan festival mewah pada 1746.

Ia disebut sebagai orang yang pertama kali menciptakan tradisi tiup lilin.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Tolak Keras Kedatangan Tim Israel di Piala Dunia U20, Amanat Bung Karno Jadi Pegangan Kuat Sang Gubernur: Palestina Merdeka

Kinderfest di Jerman pada awal 1700an disebut juga sebagai awal mula tradisi tiup lilin saat ulang tahun.

Lilin yang dinyalakan kemudian diletakkan di atas kue disebut sebagai lambang cahaya kehidupan.

Lalu bagaimana pandangan Ustaz Abdul Somad soal itup lilin saat ulang tahun? Berikut penjelasan dari Ustad Abdul Somad.

Dikutip Gridhot dari Tribun Batam, Ustaz Abdul Somad menuturkan kebiasaan merayakan ulang tahun dengan berdoa kepada api, adalah perbuatan Majusi.

Menurutnya, Majusi agama tua, nama nabinya Zoroaster, tempatnya di Iran, masih ada api abadi.

"Bersyukur dihari kelahiran boleh, ada dalilnya. Nabi ketika ditanya kenapa berpuasa pada hari ini Ya Rasulullah, lalu jawab Rasulullah, hari ini aku lahir, boleh bersyukur pada hari kelahiran, tanggal kelahiran, atas nikmat umur, muhasabah diri, ke rumah anak yatim membawa nasi bungkus," ujarnya.

Ia mengatakan, merayakan ulang tahun boleh saja tapi tidak dengan cara ikut Majusi, karena siapa yang ikut tradisi suatu kaum, dia bagian dari kaum itu. Nanti diakhirat akan dibangkitkan dengan orang diikutkan itu.

"Jangan terkejut nanti ketika dibangkitkan diakhirat, tengok sebelah kanan Jet Li, kiri Cu Yun Fa, depan Jackie Chan, ketika bertanya kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan menjawab karena kau ikut mereka meniup lilin," pungkasnya.

(*)