Dijelaskan Buya Yahya dan Ustaz Adi Hidayat, Amalan Doa Berikut Ini Bisa Dilakukan Wanita Haid Saat Ramadan 2023

Rabu, 29 Maret 2023 | 03:13
(Pexels)

amalan doa yang bisa dikerjakan wanita haid saat di bulan suci ramadhan

GridHot.ID - Perempuan yang sedang haid tetap bisa melakukan amalan di bulan ramadan untuk mendapatkan pahala dan berkah.

Diketahui, perempuan yang sedang haid tidak boleh berpuasa, salat, dan membaca Al-Qur'an.

Perempuan yang sedang haid juga wajib mengqada puasa Ramadan.

Melansir NU Online, bulan Ramadhan adalah momen umat Islam untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Karena di bulan ini Allah menurunkan rahmat, maghfirah dan ampunan yang tak terhingga. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk menyambut bulan Ramadhan dengan berbahagia.

Namun lain halnya dengan perempuan yang sedang mengalami menstruasi atau haid. Sedih, mungkin itu yang dirasakan para perempuan taat yang tak bisa menjalani ibadah puasa Ramadhan secara penuh.

Kodratnya sebagai perempuan dewasa yang pasti mengalami haid atau menstruasi tiap bulan menghalanginya untuk menjalankan sejumlah ibadah tertentu.

Puasa, bahkan, secara otomatis batal ketika darah itu keluar meski si perempuan sudah menahan lapar seharian hingga menjelang maghrib tiba. Dan atas batalnya ini ia diharuskan mengganti (qadla’) di luar Ramadhan.

Menjalani puasa dengan berbagai kesulitannya ini saja sesungguhnya termasuk ibadah tersendiri bagi perempuan. Butuh kesabaran dan keikhlasan melewatinya, yang belum tentu bisa dilakukan oleh setiap laki-laki.

Dalam kitab Taqrib dijelaskan, ada delapan jenis ibadah yang dilarang bagi perempuan yang sedang haid atau nifas, yakni shalat, puasa, membaca Al-Qur'an, menyentuh dan membawa mushaf, masuk masjid, thawaf, jima', dan bersenang-senang di sekitar organ kemaluan.

Ulama berbeda pendapat dengan delapan larangan yang dianut mayoritas ulama Syafi’iyah ini. Misalnya, madzhab Maliki secara mutlak membolehkan membaca Al-Qur’an, dan madzhab Hanbali membolehkan i’tikaf di masjid.

Baca Juga: Dibaca Setelah Salat Tarawih untuk Memohon Kesempurnaan Iman, Simak Amalan Doa Kamilin Lengkap dengan Bahasa Arab dan Latinnya

Dilansir dari banjarmasinpost.co.id, wanita Haid dipastikan tak boleh mengerjakan puasa dan Sholat Tarawih, termasuk Ramadhan 2023 ini.

Nah, penceramah Buya Yahya dan Ustadz Adi Hidayat memberikan penjelasan amalan bagi wanita haid selama bulan Ramadhan.

Haid adalah kodrat seorang wanita, yakni ditandai keluarnya darah yang berwarna merah kecoklatan.

Itu sebabnya, kaum hawa tak bisa berpuasa penuh selama satu bulan termasuk di bulan Ramadhan 2022 ini .

Meski begitu, perempuan haid tak berarti tak bisa sama sekali melakukan ibadah. Ada ibadah atau amalan tertentu yang masih bisa dikerjakan meski sedang menstruasi.

Buya Yahya menjelaskan bagi wanita yang sedang haid boleh melakukan segala kebaikan kecuali yang dilarang.

"Yang dilarang sedikit, tidak boleh shalat, puasa, membaca Alquran, kecuali untuk hafalan dan mengulang hafalan, tidak boleh diam di dalam mesjid, tidak berhubungan dengan suami, tidak menyentuh Alquran," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Yang boleh dilakukan wanita haid adalah berdzikir, menurut Buya Yahya dzikir apa saja boleh dan bebas dilakukan.

Selain itu, meski dalam keadaan menstruasi wanita tetap dianjurkan bangun malam, sebab tidak ada ketentuan yang haid hanya tidur saja atau tak bangun malam.

"Anda tetap bangun malam sebagai seorang wanita shalehah, jam-jam tahajud Anda tetap bangun yang lain shalat Anda berdzikir, sama persis waktu durasinya, maka akan mendapatkan pahala utuh serupa dalam keadaan suci sebagaimana yang sering ia lakukan," paparnya.

Bacaan Dzikir yang Dapat Dibaca Wanita Menstruasi

Baca Juga: 6 Golongan Umat Muslim Ini Tidak Diwajibkan Puasa Ramadhan, Perhatikan Ketentuan Menggantinya

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله َأَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْأَلُكَ الجَنَّةَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Asyhadu alla ilaaha illallah wa astaghfirullah wa as-alukal jannah wa a’udzu bika minan naar (3×).

Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa’fu anni (3×).

Artinya : "Aku bersaksi sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah. Aku mohon ampun kepada Allah. Ya Allah aku mohon kepada-Mu Surga, dan berlindung kepada-Mu dari api neraka (3×). Ya Allah sungguh Engkau Maha Pemberi Maaf, dan senang untuk memaafkan, maka aku mohon kepada-Mu ya Allah, maafkanlah aku (3×)."

Selain itu, boleh membaca shalawat, asma'ul husna, selain itu saat tidur tetap dianjurkan membaca Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas serta Ayat kursi untuk melindungi diri.

Buya Yahya mengimbau bagi para wanita, meski sedang haid dan tidak dalam keadaan suci, maka harus tetap melayani kebutuhan suami dan berdzikir kepada Allah SWT.

"Tetap masakkan suami untuk sahur, jadi jangan jadikan haid untuk penghalang berbuat baik. Yang dilarang jauhi yang diizinkan lakukan, baca shalawat dan dzikir masih diizinkan maka lakukan," pungkasnya.

Solusi dari UAH

Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan amalan sunnah yang bisa dikerjakan bagi wanita yang sedang haid atau menstruasi, di bulan Ramadhan 2023.

Dijabarkan Ustadz Adi Hidayat, semua ibadah ritual yang hukumnya wajib jelas tidak bisa ditunaikan wanita yang sedang haid atau tidak dalam keadaan suci.

Baca Juga: Dibaca Nabi Muhammad Ketika Tertimpa Musibah, Simak Amalan Doa yang Bisa Dilafalkan untuk Meringankan Masalah

Namun ada amalan sunnah yang boleh dan dianjurkan meski sedang menstruasi, Ustadz Adi Hidayat menyebut di antaranya masih bisa membaca Alquran yang terkait dengan doa-doa.

Ustadz Adi Hidayat mengatakan kaum muslimah yang selalu memikirkan ibadah agar tetap istiqomah seperti demikian.

Sehingga jikalau orang itu tak dapat beribadah karena tidak suci, pahala pun tetap mengalir.

Haid atau menstruasi adalah kodrat seorang wanita, di kala haid wanita dilarang melakukan ibadah wajib.

Setiap bulan bagi wanita usia subur akan mengalami siklus haid. Ditandai keluarnya darah yang berwarna merah kecoklatan.

Wanita yang sedang menstruasi itu diharamkan untuk melakukan ibadah di antaranya shalat fardhu dan sunnah maupun puasa.

Meski begitu, perempuan haid tak berarti tak bisa sama sekali melakukan ibadah. Ada ibadah atau amalan tertentu yang masih bisa dikerjakan meski sedang menstruasi.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan kaum muslimah yang dalam keadaan haid namun masih memikirkan ibadah, sedangkan ada perempuan dalam keadaan suci namun tidak shalat. Layaknya orang sakit yang masih memikirkan shalat dan ibadah, sedangkan orang yang sehat tidak beribadah.

"Masya Allah di luaran sana banyak yang sehat dan suci namun tidak shalat, sedangkan Anda sakit memikirkan ibadah, kalau ada nikmat yang seperti ini pertahankan, karena tidak mudah menemukan yang seperti ini, itu anugerah dari Allah SWT," jelas Ustadz Adi Hidayat dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Ceramah Pendek.

Bagi kaum hawa yang tengah haid, tidak diperbolehkan melaksanakan seluruh jenis shalat, baik fardhu maupun sunnah. Kedua, mengajak menyengaja membaca Alquran.

Jikalau memegang mushaf masih boleh, namun jika membaca Alquran dari doa-doa tertentu dalam Alquran diperkenankan untuk diamalkan dan para ulama sepakat soal ini.

Baca Juga: Dibaca Setelah Salat Subuh untuk Dapat Syafaat, Simak Amalan Doa dan Zikir yang Bisa Dilakukan di Bulan Suci Ramadhan

Misalnya Surat Al-Baqarah Ayat 286

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَا أَنتَ مَوْلَى نَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَ فِرِينَ

Lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akh a`nā, rabbanā wa lā ta mil 'alainā i rang kamā amaltah 'alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tu ammilnā mā lā āqata lanā bih, wa'fu 'annā, wagfir lanā, war- amnā, anta maulānā fan urnā 'alal-qaumil-kāfirīn

Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

Selain itu, jika yang dimaksudkan dzikir-dzikir doa dan sebagainya tidak terkait dengan Alquran, atau membaca Alquran yang terkait dengan doa masih dibolehkan.

"Termasuk ayat-ayat Alquran yang diposisikan sebagai dzikir, misalnya ayat kursi, Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas yang dianggap sebagai doa buka menyengaja membaca Alquran, itu masih boleh," papar Ustadz Adi Hidayat.

Mengenal hal itu, para ulama tidak ada perbedaan pendapat atau khilaf.

Kabar baiknya, berdasarkan hadist Al-Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda, kalau seorang hamba punya uzur, bahkan uzurnya hanya safar atau perjalanan, tidak bisa melaksanakan amalan rutin sebagaimana selalu dikerjakan, maka karena uzurnya tetap dituliskan pahalanya secara sempurna.

Misalnya, seseorang terbiasa menggerakan sholat sunnah, ketika dalam perjalanan dalam keadaan yang mendesak dan padat, kemudian mampir ke mesjid dan mengerjakan shalat Jamak Qashar Zhuhur dan Ashar, dan tidak mengerjakan shalat sunnah, karena kebiasaan mengerjakan shalat sunnah, pahalanya tetap dituliskan sempurna walaupun tidak mengerjakan.

Berlaku untuk para perempuan yang di waktu sucinya sering beramal shaleh, baca Alquran, shalat sunnah, dan lainnya, saat haid, pahala tetap dituliskan tanpa dikurangi sedikitpun.

"Jadi rugi kalau seorang perempuan dalam keadaan sucinya, tidak mau mengerjakan amalan sunnah, cuma amalan fardhu saja, begitu haid yang dituliskan amalan fardhu saja, maka perbanyaklah amalan sunnah selagi dalam keadaan suci, hanya perempuan saja yang seperti ini, laki-laki tidak," tukas Ustadz Adi Hidayat.(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Banjarmasinpost.co.id, NU Online