Find Us On Social Media :

KKB Papua Buka Suara Soal Kondisi Terbaru Philips Mark Merthens, Jubir TPNPB Sebut Punya Tim Khusus Buat Pantau Kesehatan Sang Pilot, Sebby Sambom: Tak Perlu Khawatir...

Sampai saat ini, pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens masih sehat. Hal ini disampaikan Jubir TPNPB-OPM, Sebby Sambom. Kalau kesehatannya menurun, mantri-mantri milik KKB Papua langsung menanganinya.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID - Sebby Sambom, Juru Bicara TPNPB-OPM ( Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - KKB Papua ), angkat bicara tentang nasib pilot Susi Air yang sampai sekarang masih disandera.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan TribuPapua, 28 Maret 2023, dikatakannya, sampai sekarang pilot Phillips Mark Merthens tetap sehat. Kondisinya aman dan terpenuhi semua kebutuhannya dijaga KKB Papua.

"Sampai sekarang masih sehat dan baik-baik saja," kata Jubir KKB Papua kepada Tribun-Papua.com melalui sambungan telepon selularnya, Senin 27 Maret 2023.

Pihak KKB Papua, lanjut Sebby Sambom, punya mantri yang selalu siap memberikan pelayanan kesehatan kepada pilot.

Kalau kesehatannya menurun, lanjut dia, maka pilot itu langsung diperiksa. Makanya sampai sekarang pilot tetap aman dan sehat.

Untuk diketahui, pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens, disandera KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya sejak Selasa 7 Februari 2023.

Meski hampir genap dua bulan, namun pilot tersebut belum juga dilepas oleh Egianus Kogoya, pimpinan KKB Papua di Kabupaten Nduga.

Sementara di sisi lain, lokasi penyanderaan pun sampai sekarang belum berhasil diidentifikasi. Pasalnya, pilot selalu dibawa kemana pun Egianus Kogoya berada.

Selain itu, Egianus Kogoya dan kelompoknya juga sampai sekarang belum diketahui keberadaannya oleh aparat gabungan TNI-Polri.

Baca Juga: Bank Soal PPPK 2022, Ini Contoh Soal P3K Tenaga Teknis untuk Jabatan Surveyor Pemetaan, Lengkap dengan Kunci Jawaban

Upaya pembebasan terhadap pilot berkebangsaan Selandia Baru itu pun masih terus diupayakan oleh TNI-Polri.

Sementara itu, disisi lain, Lenis Kogoya, Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua justru meminta Egianus Kogoya hentikan semua aksi kekerasan seperti yang telah dilakukan selama ini.

Alangkah indahnya kalau membangun Papua dengan situasi yang aman dan damai. Karena dalam damai, semua orang akan ikut ambil bagian untuk mensejahterakan masyarakat.

Pesan moral itu disampaikan Lenis Kogoya, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 27 Maret 2023.

Lenis mengemukakan hal itu merespons sejumlah tindakan kejam KKB Papua yang telah dilakukan selama ini di Tanah Papua.

Dikutip Gridhot.ID dari aritkel terbitan Pos-Kupang, 28 Maret 2023, bahkan Lenis juga menyoroti tindakan penyanderaan pilot Susi Air, Phillip Mark Merthens di Kabupaten Nduga oleh Egianus Kogoya dan pasukannya.

"Tidak usah lagi ada tindakan bunuh-membunuh di Papua. Mari kita bangun daerah itu dengan menjaga suasana agar tetap aman dan nyaman."

"Kalau dulu Papua hanya satu provinsi, lalu ditambah menjadi dua provinsi, tapi sekarang sudah enam provinsi. Ngapain terus berantem, terus membunuh?"

"Lebih baik mari kita bersatu padu untuk membangun Papua. Kita bersama-sama memajukan Papua dan mensejahterakan masyarakat," ujar Lenis.

Baca Juga: Punya Otak yang Cerdik, Manusia dengan Ciri-ciri Seperti Ini Akan Dijaga oleh Khodam Raja yang Membuatnya Jadi Disegani

Dia menyebutkan, bahwa dirinya dan Egianus Kogoya punya visi yang sama untuk membangun Papua. Karena yang hendak dituju adalah kesejahteraan masyarakat.

Akan tetapi, lanjut Lenis, ia dan Egianus Kogoya menempuh cara yang berbeda. Egianus ingin sejahterakan masyararakat dengan berjuang agar Papua lepas dari Indonesia.

Tapi dirinya, ingin memerdekakan Papua lewat jalan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

Jika selama ini Egianus menginginkan Papua merdeka, sesungguhnya itu sudah terjawab melalui pemekaran wilayah yang dilakukan oleh pemerintah pusat.

Oleh karena itu, katanya, ia akan melakukan pendekatan hati agar kelompok Egianus Kogoya tidak lagi melakukan tindak kekerasan, termasuk dalam kasus penyanderaan pilot Susi Air.

"Pendekatan itu melalui beberapa cara. Pertama, kami lembaga adat harus turun tangan. Kami marga Kogoya turun tangan, supaya jangan ada lagi aksi bunuh membunuh di Papua," kata Lenis.

Ia pun menegaskan bahwa upaya membebaskan pilot Susi Air dengan angkat senjata mesti dipertimbangkan matang-matang karena ada dampak negatif di samping positifnya.

Diketahui, Philips yang merupakan warga Selandia Baru, disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya setelah pesawat yang dipilotinya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, pada 7 Februari 2023.

Saat itu, pesawat tersebut mengangkut lima penumpang yang merupakan Orang Asli Papua (OAP).

Baca Juga: Irfan Hakim Dicurigai BNN Pakai Narkoba, Kondisinya yang Seperti Ini Dinilai Bak Pemakai, Raffi Ahmad: Dia Banyak Sekali Job

Sebenarnya, Philips dan kelima OAP sempat melarikan diri ke arah yang berbeda.

Namun, belakangan diketahui bahwa kelima OAP telah kembali ke rumah masing-masing, sedangkan Philips masih disandera.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Kisdiyanto menyebutkan bahwa operasi pembebasan pilot Philips Mark Methrens akan memakan waktu yang lama.

Oleh karena itu, Kisdiyanto meminta publik agar bersabar.

Negosiasi sedang dilakukan pemerintah dan tokoh masyarakat dengan KKB yang menyandera Philips.

“Ya memang kalau negosiasi tidak akan sebentar, pasti butuh waktu yang panjang. Dan kita semua harus sabar, karena ini menyangkut nyawa manusia yang harus kita selamatkan."

"Meskipun satu orang, itu adalah nyawa manusia,” ujar Kisdiyanto kepada awak media di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Rabu 15 Maret 2023.

(*)