Gridhot.ID - Sudah sekitar tiga bulan pilot Susi Air, kapten Philip Mark Merthens disandera oleh KKB Papua pimpina Egianus Kogoya.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, KKB Papua memang sempat membuka negosiasi untuk membebaskan pilot Susi Air tersebut.
Namun permintaan mereka cukup berisiko jangka panjang karena meminta senjata dan amunisi sehingga pihak TNI Polri tidak memenuhi syarat tersebut.
Usai negosiasi pun KKB Papua malah menyerang aparat TNI Polri sampai membuat beberapa prajurit yang bertugas meninggal dunia saat tugas.
Selain menyerang aparat, dilaporkan baru-baru ini juga KKB Papua melakukan penyerangan ke warga setempat.
Hal-hal ini memantik kemarahan Susi Pudjiastuti sebagai pemilik Susi Air.
Dikutip Gridhot dari Kompas TV, pemilik Susi Air, Susi Pudjiastuti mengumbar kemarahannya kepada Kelompok Kriminal Besenjata (KKB) di Papua.
Susi yang merupakan mantan Menteri Perikanan dan Kelautan RI mengaku marah dan jengkel lantaran salah satu pilot Susi Air diculik dan pesawatnya dibakar.
Ia juga kesal dengan bagaimana KKB Papua menembaki anggota TNI yang ingin mengevakuasi pilot Susi Air yang diculik tersebut.
Seperti diketahui, Pilot Susi Air asal Selandia Baru, Phillip Mehrtens diculik oleh KKB pada Februari 2023 lalu saat mendaratkan pesawatnya di Nduga, Papua.
Selain diculik, pesawat yang digunakannya juga dibakar oleh anggota KKB.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNB-OPM) menegaskan mereka bertanggung jawab atas penyanderaan Mehrtens.
Mereka menegaskan bakal membebaskan Mehrtens jika Papua telah merdeka.
Susi pun mengungkapkan kemarahannya saat berkomunikasi dengan Karel Phil Erari, seorang aktivis yang juga pendeta.
“Saya marah pak Phil. Saya sangat sabar. Saya hampir 20 tahun terbang di Papua, saya bantu masyarakat. Tolong tanya di Mamit, saya kasih obat-obatan, tangan saya cuci luka anak-anak Papua,” kata Susi marah dalam rekaman percakapan yang diterima KOMPAS.TV.
Ia menegaskan jika keputusan berada di tangannya untuk menyelamatkan pilotnya sendiri, ia akan meminta bom kepada TNI.
“Saya bom semuanya sendiri. Saya marah,” tegas Susi Pudjiastuti.
Ia mengaku pernah bertemu dengan Daniel Kogoya, yang merupakan ayah dari pemimpin KKB Egianus Kogoya.
Ia mengatakan Daniel orang yang baik, sehingga Susi tak menyangka Egianus adalah orang yang biadab.
“Saya pernah bertemu Daniel Kogoya, Beliau orangnya baik. Mengapa Egianus Kogoya menjadi orang biadab,” ujarnya.
“Kasih bakar pesawat orang yang selama ini bawa makanan, bawa obat-obatan, bawa semua yang dibutuhkan dan membawa orang Papua ke mana saja dibutuhkan. Apa dosa saya? Apa salah saya?” lanjut dia.
Susi pun menegaskan dirinya semakin marah setelah mendengar bagaimana KKB menembaki dan membunuh pasukan TNI yang ingin mengevakuasi pilotnya.
Baca Juga: Tahapan Seleksi PPPK Guru 2022 Akan Rampung Akhir Mei, Cek Lagi Cara Pengisian DRH untuk Pemberkasan
“Pasukan TNI itu dipersiapkan untuk mengevakuasi jika jadi diserahkan (sandera). Mereka anak-anak muda, bukan pasukan tempur, tapi mereka ditembaki begitu saja. Saya marah, saya ikut marah,” katanya.
Susi pun kemudian menanggapi permintaan Phil agar tentara TNI yang bertugas di Papua ditarik.
“Bagaimana meminta TNI ditarik, sementara mereka dibantai, kan tidak mungkin. Pendeta Phil atau Pak Bishop, kan nggk mungkin tho,” ujarnya.
“Ingin komunikasi, ingin negosiasi, tapi dua hari kemudian mereka bantai TNI. Saya tak habis pikir,” lanjut Susi.
Susi dengan marah menegaskan dirinya memang mencari makan di Papua, tapi ia juga banyak membantu masyarakat Papua.
“Saya cuci luka anak-anak, saya sekolahkan anak-anak Papua. Kenapa pesawat saya dibakar, pilot saya diculik. Apa kejahatan saya, sehingga mereka jahati saya seperti ini,” ucapnya.
“Lalu kemudian, tiba-tiba mereka mau negosiasi dengan TNI dan polisi, saya sudah senang. Tapi dua hari kemudian ditembakinya TNI, itu apa. Katanya mau negosiasi, tapi kalian bunuh putra-putra bangsa, saya lebih marah lagi,” tutur Susi.
Saking marahnya, Susi mengaku dirinya sampai menangis karena saking sedih dan kesalnya.
“Kalian tidak adil kepada saya. Saya perempuan sendiri. Saya cari makan untuk menghidupi ratusan ribu orang, kalian aniaya. Saya marah sekali pak Phil,” akunya.
“Saya marah, saya sedih, dan saya menangis,” tambah Susi Pudjiastuti.
(*)