Gridhot.ID - Innalillahi wa innailaihi rojiun, sosok sejarawan kondang ini meninggal dunia mendadak.
Meski telah lama meninggal dunia, namanya masih terus dikenang berkat pemikirannya yang luar biasa tentang sejarah Indonesia terutama tentang Presiden Soekarno.
Namanya adalah Peter Kasenda.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Peter Kasenda meninggal dunia pada Jumat, 12 September 2018.
Peter Kasenda yang merupakan Tenaga Ahli Utama di Badan Pembidaan Ideologi Pancasila tersebut diketahui dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur.
Semasa hidupnya, mendiang dikenal akrab dengan dunia pendidikan.
Mendiang menyelesaikan studi pada Jurusan Sastra Perancis dan Sejarah di Fakultas Sastra (kini Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya) Universitas Indonesia.
Hingga akhir hayatnya, masih aktif mengajar sebagai dosen di Kampus Merah Putih Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Jakarta dan Universitas Bung Karno (UBK).
Kepergian Peter Kasenda merupakan kehilangan besar bagi Indonesia.
Sejumlah tokoh nasional, termasuk Plt. Kepala BPIP, Prof Hariyono menuliskan memoar atas kiprah Peter Kasenda semasa hidupnya bagi Indonesia.
Jenazah Peter diketahui baru ditemukan oleh petugas perumahan beberapa hari setelah meninggal dunia.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, ketua RT 006 Suhendi mengatakan jenazah sejarawan Peter Kasenda diperkirakan sudah tiga hari berada di rumahnya di Perumahan Jatikramat Indah RT 006, RW 006, Jatibening Baru, Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Ia menduga hal itu karena bau menyengat sudah tercium mulai dari pagar rumah Peter.
"Sepertinya sudah dari tiga hari lalu jasad Pak Peter ada di kamar depan," kata Suhendi, Senin (10/9/2018).
Suhendi menceritakan petugas keamanan perumahan tidak bertemu Peter saat ke rumahnya pada Minggu (9/9/2018).
Petugas keamanan hendak mengantarkan paket yang dititipkan di pos perumahan.
Petugas yang juga mencium bau menyengat melaporkan ini kepada Suhendi.
Keesokan harinya, Suhendi dan petugas mengecek rumah Peter.
Saat pintu didobrak, Suhendi dan petugas mendapati Peter dalam keadaan tak bernyawa di dalam kamarnya.
"Lampu nyala tidak ada orang, tetapi ada aroma-aroma tidak sedap," ujar Suhendi.
Pihaknya menelepon kepolisian dan jenazah Peter dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk diotopsi.
Kapolsek Pondok Gede Kompol Suwari mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil otopsi rumah sakit.
Pihaknya menyerahkan urusan pemakaman kepada pihak keluarga.
"Kita serahin (soal pemakaman) saja ke keluarga, nanti kami serahin jenazahnya (untuk dimakamkan)," kata Suwari.
Berdasarkan keterangan Suwandi, Peter tinggal seorang diri di rumahnya.
Peter dikenal sebagai ahli sejarah Universitas Indonesia dan kerap menulis berbagai buku soal Soekarno, salah satunya buku berjudul Hari-hari Terakhir Sukarno (2012).
(*)