Find Us On Social Media :

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Penyanyi Legendaris Ini Meninggal Dunia Padahal Sudah Dinyatakan Sehat, Keinginan Terakhirnya Tak Sempat Dikabulkan

Pemakaman Saleem yang dihadiri ratusan pelayat

Gridhot.ID - Innalillahi wa innailaihi rojiun, sosok penyanyi kondang nan legendaris ini meninggal dunia mendadak.

Meski telah lama meninggal dunia, namanya masih terus dikenang lewat karyanya yang sudah sangat melegenda.

Sosok yang telah meninggal dunia tersebut adalah Saleem.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Penyanyi senior asal Malaysia, Saleem, meninggal dunia dalam usia 56 tahun di Pusat Perubatan Universiti Kebangsaan Malaysia (PPUKM), Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu (14/10/2018) pukul 06.15 waktu setempat.

Saleem dikenal sebagai vokalis grup musik slow rock, Iklim. Pada era 1990-an, salah satu lagunya, "Suci Dalam Debu", sangat terkenal di Indonesia.

Saleem yang bernama lahir, AM Saleem Abdul Majeed, sebelumnya dirawat ruang Intensive Care Unit (ICU) setelah mengalami kecelakaan sepeda motor pada 20 September 2018 lalu.

Dalam kejadian di Kilometer 16, Lebuhraya Grand Saga itu, 12 tulang rusuk Saleem patah dan salah satunya menusuk paru-paru Saleem.

Kecelakaan tersebut terjadi pada pukul 15.30 waktu setempat. Ketika itu, Saleem mengendarai sepeda motor dari arah Kajang ke arah Cheras dan dilaporkan terlibat dalam kecelakaan mobil dari rute yang sama di sepanjang tol 11 tol, Kajang.

Saag kejadian, pengemudi mobil dilaporkan mencoba berbelok ke kiri untuk memasuki kantor Grand Saga di Batu 11 Toll Plaza, sebelum sisi kiri mobil ditabrak oleh sepeda motor Saleem.

Dikutip Gridhot dari Tribun Pekanbaru, sebuah keinginan ternyata sempat diungkapkan Saleem Iklim pada istrinya sebelum meninggal dunia, Minggu (14/10/2018).

Kepada istrinya Julia Bachok Saleem Iklim ingin bisa ke Indonesia untuk menghibur pengemarnya.

Baca Juga: Lowongan Kerja Lulusan D3, Hutama Karya Buka Kesempatan Emas di Posisi Ini, Simak Syarat dan Cara Mendapatkannya

Julia menuturkan Saleem Iklim pernah menyatakan keinginan itu dengan menantunya untuk bisa berkunjung ke Indonesia untuk menjumpai pada pengemarnya yang tergolong banyak di Indonesia.

"Namun impian terakhirnya itu tak dapat dipenuhi. Impian itu pernah direncanakan sebelum mendapat kecelakaan," ujar Julia Tribunpekanbaru.com kutip dari Mstar.my.com.

Artis Malaysia, Saleem Iklim, meninggal dunia di Rumah Sakit Universitas Kebangsaan Malaysia, pukul 06.15 pagi waktu setempat, Minggu (14/10/2018).

Saleem yang popular bersama grup Band Iklim dengan lagu Suci Dalam Debu ini dirawat di Rumah Sakit Universitas Kebangsaan Malaysia pada 21 September lalu akibat kecelakaan lalu lintas.

Pada saat itu, tulang rusuknya patah.

Julia menceritakan saat dirawat di rumah sakit, Saleem Iklim ingin sekali bisa segera pulang.

Saleem Iklim ingin bertemu anak-anak mereka.

Setelah diumumkan membaik oleh dokter rumah sakit, Saleem Iklim pulang ke rumah 2 Oktober 2018 lalu.

"Setelah beberapa minggu dapat perawatan di rumah sakit, dia semakin sehat dan diizinkan pulang ke rumah. Saya tahu dia ingin injak rumah dan minta balik," kata Julia.

Ditambahkan Julia, Saleem Iklim sempat istirahat di rumah selama enam hari.

Rasa sakit yang dialaminya coba dilawan sendiri dan tak diperlihatkan pada orang lain.

Saleem Iklim terlihat begitu lemah dan harus dipapah.

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN PT Pertamina Training and Consulting (PTC) untuk D3 dan S1 Semua Jurusan, Ini Link Pendaftarannya

Namu Saleem Iklim masih bisa ngobrol dan bercanda.

"Selasa lalu dia masuk rumah sakit lagi. Kondisi kesehatannya kembali turun," katanya.

Saleem memiliki nama asli A.M Salim Abdul Majeed menghembuskan nafas terakhir di Pusat Perubatan Universiti Kebangsaan Malaysia (HUKM) dan dikebumikan di Tanah Perkuburan Islam Batu 9, Cheras, Selangor pada Ahad.

Dari perkawinannya bersama Julia, Saleem Iklim dikaruniai seorang putra Muhammad Amirul Mukminin, 15 tahun.

Perkawinan sebelumnya Saleem dikarunia anak Nurluqman Hakim, 30, Nurul Hidayah, 28, Nursyafiq Farhain, 24, Nurfahmie Jufrie, 26, dan Nurul Azwanie Shuhada, 18.

(*)