Gridhot.ID - Hidup di dunia hiburan memang tak selamanya berada di masa jaya.
Tiap artis mengalami masa turun di mana dirinya tak lagi dipakai oleh pihak acara karena sudah tak relevan lagi.
Di tengah momen tersebut, tak sedikit artis yang sulit bangkit hingga akhirnya harus menghabiskan akhir hidupnya dalam kondisi yang memilukan meski dahulu sempat tenar dengan kejayaan luar biasa.
Sosok yang sempat mengalami hal tersebut adalah Pak Tile yang pernah main di sinetron Mega Hits Si Doel Anak Sekolahan.
Pak Tile diketahui meninggal pada 2 November 1998 lantaran menderita penyakit kronis saat itu.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, ia meninggal ketika menghadapi gugatan cerai dari istri keduanya.
Di akhir usianya, kehidupan dari Pak Tile begitu memprihatinkan.
Ia harus rela tinggal di sebuah rumah bilik bambu yang lusuh yang berada di bibir sungai dengan sewa Rp 50.000 per bulan (tahun 97-an).
Selain itu, ia juga harus menghidupi istri dan delapan anak yang membuat tak banyak harta yang tersisa.
PAK TILE DI MATA RANO KARNO
Di mata Rano, sosok pemain film 'Nona Manis' itu merupakan orang yang hebat.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Pak Tile seorang buta huruf.
Meski memiliki kekurangan, namun mendiang Pak Tile bisa berakting dengan maksimal.
Sinetron Si Doel Anak Sekolahan menjadi sinetron yang begitu tenar ditahun 90-an.
Setiap adegannya dan jalan ceritanya yang unik selalu melekat dalam ingatan para penggemar.
Selain itu, karakter dalam sinetron yang debut pada tahun 1994 ini juga begitu diingat oleh penonton, tak terkecuali untuk peran almarhum Pak Tile.
Pak Tile memerankan karakter sebagai Engkong Ali atau Muhammad Toyib, kakek dari Doel di serial Si Doel Anak Sekolahan.
Selain serial Si Doel, ia juga kerap bermain dalam sinetron dan film horor yang ngehits pada jamannya, salah satunya adalah 'Si Manis Jembatan Ancol'.
Selain dunia akting, ia juga pernah menjadi bintang iklan Permen Kopi Yesco pada tahun 1997-1998 dan Balsem Cap Lang bersama Sion Gideon dan Shinta Bella pada tahun 1997.
Diketahui, Pak Tile merupakan seseorang yang tidak bisa membaca dan menulis semasa hidupnya.
Tapi kecintaannya terhadap budaya Betawi patut menjadi contoh untuk anak muda zaman sekarang.
(*)