Find Us On Social Media :

Kapolri Singgung Praktik 'di Bawah Meja' Saat Sebut Ujain SIM Indonesia Sulit: Enggak Tes Malah Lulus

Ujian Praktik SIM C

Gridhot.ID - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo diketahui menyinggung tentang betapa sulitnya ujian praktik untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi atau SIM di kepolisian.

Dikutip Gridhot dari Tribun Medan, di tahun 2022 lalu sempat viral terkait protes netizen mengenai betapa sulitnya menjalani praktik pembuatan SIM.

"Gak perlulah lintasan angka 8, zig zag, atau putar balik dengan kaki gak boleh nyentuh tanah. Kita cuma mau naik motor biar sampe, bukan biar bisa ngisi sirkus," tulis @MuhadklyAcho di Twitter.

Memang Kapolri sudah beberapa kali memberikan perhatiannya secara khusus pada praktik ini.

Bahkan di tahun 2023 ini, Listyo Sigit kembali memberikan perintahnya terkait praktik pembuatan SIM.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta jajarannya mempermudah ujian praktik pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) yang oleh masyarakat dinilai masih sulit.

Dia tidak ingin ujian praktik tersebut terkesan menyusahkan masyarakat dan ujungnya ada kesepakatan menggunakan uang.

“Jangan terkesan bahwa pembuatan ujiannya, khususnya praktik ini hanya untuk mempersulit dan ujung-ujungnya ‘di bawah meja’, enggak tes malah lulus, ini harus dihilangkan,” kata Listyo saat memberikan sambutan dalam upacara wisuda Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) di Jakarta, Rabu (21/6/2023).

Listyo mengatakan, ujian praktik pembuatan SIM harusnya fokus pada nilai-nilai yang ingin dicari dari pengemudi.

Paling penting, pengemudi menghargai keselamatan para pengguna jalan.

Selain itu, kata dia, ujian praktik pembuatan SIM juga mestinya mengutamakan keterampilan pengemudi dalam berkendara.

Baca Juga: Syahnaz Sadiqah Selingkuh dengan Rendy Kjaernett, Potongan Adegan FTV yang Pernah Dimainkan Keduanya Viral, Sudah Singgung Perselingkuhan Sejak Dulu

Oleh karenanya, materi-materi ujian yang tak relevan harus dihilangkan dari prosedur pembuatan SIM.

“Yang namanya angka 8 itu masih sesuai atau tidak, yang namanya melewati zigzag-zigzag itu masih sesuai atau tidak. Saya kira kalau memang sudah tidak relevan, perbaiki,” ujar mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri itu.

Listyo sempat menantang para wisudawan STIK untuk mengikuti ujian praktik pembuatan SIM dengan prosedur yang ada saat ini.

Dia yakin, jika ratusan wisudawan tersebut ikut ujian, hanya segelintir yang lulus.

Dia pun berkelakar bahwa mereka yang lulus ujian praktik pembuatan SIM bisa menjadi pemain sirkus.

“Saya kira ini yang di sini kalau saya uji dengan tes yang ada ini mungkin dari 200 ini yang lulus paling 20, bener enggak?” kata Listyo.

“Enggak percaya? Hari ini langsung saya bawa ke Daan Mogot, kalian Langsung saya uji. Karena yang lolos dari situ pasti nanti lulus bisa jadi pemain sirkus,” lanjutnya sambil tertawa kecil.

Menurut Listyo, penting untuk segera memperbaiki prosedur pembuatan SIM demi kenyamanan masyarakat.

Saat ini, kata dia, Polri juga terus melakukan pembenahan dengan upaya digitalisasi pembuatan SIM melalui aplikasi.

“Jadi hal-hal seperti itu yang kita perbaiki ke depan,” tutur dia.

(*)