GridHot.ID - Pedangdut Dewi Perssik harus menelan pahit saat berniat menyerahkan sapi kurban miliknya.
Sapi kurban yang rencananya akan diserahkan di lingkungan tempat tinggalnya itu justru ditolak mentah-mentah oleh ketua RT setempat.
Melalui media sosialnya, Dewi Perssik pun membongkar perkataan sang ketua RT.
Melansir Sripoku.com, Idul Adha Dewi Perssik tahun ini sepertinya sedikit terganggu gara-gara hewan kurbannya tak diterima oleh ketua RT setempat.
Diduga ada kesalahpahaman, Dewi Perssik mencak-mencak naik pitam lewat akun sosmednya.
Dewi Perssik meradang mengetahui sapi yang akan dikurbannya tidak diterima.
Seketika itu, Dewi Perssik pun naik pitam dan menyentil kelakuan RT-nya.
Saking geramnya, Dewi Perssik berencana mengadukan ke Kelurahan.
Tujuannya supaya pihak Kelurahan dapat mendamaikan masalah, tengah dihadapinya.
"Saya akan bawa ke kelurahan, kebetulan saya ketemu kakak saya di Rumah Sakit Pondok Indah, habis ini malam juri.
Kayanya saya suruh keponakan saya untuk ngomongin masalah ini, biar dipertemukan,"kata Dewi Perssik.
Informasinya, siang ini, Dewi Perssik akan bertemu dengan pihak RT dan menyelesaikan masalah ini.
Sebelumnya, Dewi Perssik menitipkan hewan kurban miliknya kepada seorang ustaz untuk disembelih di salah satu masjid di kediamannya.
Dia sengaja tidak menyertakan alamat rumahnya karena tidak ingin diketahui banyak orang.
Dilansir dari Kompas.com, niat penyanyi dangdut Dewi Perssik menyerahkan sapi untuk kurban ditolak oleh ketua RT di lingkungan tempat tinggalnya daerah Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Padahal Dewi sudah menyiapkan sapi 1 ton yang dibelinya langsung dari Brebes.
Cerita berawal dari saat Dewi memesan sapi dan menitipkannya ke masjid dekat rumah.
Alasan Dewi tak memberikan alamat rumah karena tidak ingin ada orang lain tahu letak rumahnya.
"Jadi aku nyuruh pak Ustaz di sini untuk aku titip, karena aku beli sapinya di Brebes," kata Dewi dalam live Instagramnya.
"Aku minta list sama pak ustaz. Nanti kita list orang-orang enggak mampu ada berapa orang kita bagi," lanjutnya.
Diakui Dewi, dia memilih menitipkan sapi kurbannya pada ustaz tersebut dan berniat menyembelihnya ke tempat lain.
Ini karena sebelumnya sempat terjadi sembako yang dia sediakan untuk disalurkan ternyata tidak semuanya sampai ke tangan yang membutuhkan.
"Saya kan setiap tahun selain kurban, saya kasih sembako. Kemarin warga Lebak Bulus bilang gini 'saya enggak sampai sembakonya,'" kata Dewi.
"Kok bisa pak ustaz? Ada beberapa yang enggak nyampai katanya sembakonya. Makanya aku tidak percayakan lagi ke pak RT, aku percayakan ke pak ustaz," imbuhnya.
Kemudian saat berniat mengambil sapinya untuk disembelih di tempat lain, Asisten Rumah Tangga (ART) dan security Dewi justru mendapat respons tak menyenangkan.
"ART aku sama Security aku dimarahin, pak RT-nya bilang 'kita tidak butuh daging.' Kok ngamuk," ujar Dewi.
"'Kalau enggak diambil sampai jam 07.00 kita lepas sapinya,' katanya," lanjut Dewi.
Bukan itu saja, saat meminta tolong untuk memindahkan sapi, pak RT dan justru meminta uang Rp 100 juta. Begitu juga seandainya Dewi meminta untuk menyembelih.
"Pak tolong dong untuk sama-sama, minta tolong sapinya naikin ke atas, jawabnya 'minta Rp 100 juta,'" ujar Dewi.
"Kalau mau bantuin sembelih, pak ustaz bilang bayar Rp 700.000 sampai Rp 1 juta," lanjutnya.
Dewi tak mempersoalkan seandainya harus membayar untuk menyembelih, tapi dia tidak tahu bagaimana nantinya pendistribusian hewan kurban itu.
Itu sebabnya Dewi memilih menyembelih hewan di tempat lain, dan baru kemudian membagikan dagingnya pada warga sekitar rumah.
"Saya mau kasih biar sampai langsung ke warga-warganya. Saya enggak mau paha, enggak mau kepala, saya kalau berkurban sapi ya untuk orang-orang tidak mampu," tutur Dewi.
Pada tahun sebelumnya, Dewi mempercayakan hewan kurbannya untuk kantor polisi di Lebak Bulus.(*)