GridHot.ID - Pedangdut Dewi Perssik ribut dengan Ketua RT di rumahnya perkara sapi kurban.
Dewi Perssik ribut karena mendengar Ketua RT menolak sapi kurbannya dibagikan ke warga.
Bagaimana awal mula perseteruan tersebut?
Melansir tribunjateng.com, video yang memperlihatkan warga menyoraki Dewi Persik saat mediasi masalah sapi kurban beredar di media sosial.
Dalam video yang diunggah akun Tiktok @gak.muda.lagi tampak ratusan warga yang memadati lokasi mediasi antara Dewi Persik dengan ketua RT Lebak Bulus.
Warga pun meneriaki Dewi Persik yang datang.
"Ini satu kampung sudah kena dis pernyataan Mba DP, soalnya udah bawa-bawa kampung ini," ucap perekam video.
Kemudian dalam video lainnya, tampak seorang ibu-ibu menyindiri DP agar tidak sok.
"Warga pendatang baru jangan sok makanya," ucap seorang ibu.
Mendengar kalimat itu, DP pun langsung berteriak emosi.
"Nggak ada yang sok, nggak ada yang sok. Nggak ada yang sok di sini, saya punya niat baik sama warga di sini," teriak DP.
Baca Juga: Saksi Dewi Perssik Disebut Mengada-ngada, Warga Ini Beri Kesaksian Soal Penarikan Uang Rp 100 Juta
Sejumlah keluarga yang ikut mediasi pun berusaha menenangkan Dewi Persik.
@gak.muda.lagi #sapiqurban #pakrt #dewipersik ♬ suara asli - duniabaruku
Dilansir dari tribunjakarta.com, awal mula perseteruan antara pedangdut Dewi Perssik dan Ketua RT di Lebak Bulus, Malkan, diungkap warga bernama Suharto (50).
Keduanya berselisih soal penerimaan sapi kurban di Masjid Babul Khoirot, Cilandak, Jakarta Selatan.
Suharto mengatakan, sapi kurban seberat 1 ton milik Dewi Perssik mulanya diantar ke masjid pada Rabu (28/6/2023).
"Belum penerimaan, sapi itu sudah datang. Di sini itu belum siap sebetulnya untuk menerima sapi. Iya (diantar) dengan mobil truk," kata Suharto kepada wartawan di lokasi, Jumat (30/6/2023).
Sapi kurban itu kemudian diturunkan dari truk. Panitia kurban di Masjid Babul Khoirot ikut membantu menurunkan sapi tersebut.
Sesudahnya, Suharto menuturkan pihak Dewi Perssik dan panitia kurban melakukan ijab qabul hewan kurban.
"Iya lihat di sini, ijab kabulnya sudah diterima, pihak sini Alhamdulillah sudah diterima," ujar dia.
Namun, tak lama setelah ijab kabul, truk pengangkut sapi kurban kembali ke masjid dengan tujuan mengambil kembali hewan kurban tersebut.
"Sudah ijab kabul dan diterima, tiba-tiba mau diambil, ya pihak Pak RT malu," ucap Suharto.
Suharto menyebut saat itu ada 10 orang yang diutus Dewi Perssik untuk mengambil sapi kurban dan mengangkatnya ke dalam truk.
Baca Juga: Ketua RT Tak Tahu Sapi Milik Dewi Perssik Hanya Dititipkan, Malkan: Masjid Ini Bukan Lembaga Sosial
Mereka juga meminta bantuan panitia kurban untuk mengangkat sapi tersebut.
"Itu kan sopir Dewi Perssik kurang pendengaran ya. Disampaikan di sini begini, sampai rumah Dewi Perssik jawabannya lain," ungkap Suharto.
Suharto mengatakan, Malkan tidak pernah melakukan pemerasan senilai Rp 100 juta terhadap Dewi Perssik.
Menurutnya, kesalahan ada pada sopir Dewi Perssik yang disebut memiliki masalah indera pendengaran.
"Wah itu (pemerasan) salah besar, sopirnya saja yang budek," kata Suharto yang juga menjadi salah satu panitia kurban di masjid Babul Khoirot, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (30/6/2023).
Suharto mengungkapkan, Malkan tidak pernah meminta uang Rp 100 juta kepada mantan istri Aldi Taher itu.
"Bilang Pak RT tuh, 'jangankan Rp 1 juta, Rp 2 juta, Rp 100 juta pun nggak mau. Kalau mau ambil (sapi), ambil sendiri'. Pak RT nggak mau ambil risiko, kalau ada apa-apa (dengan) anak buahnya, siapa yang mau tanggung jawab," ungkap dia.
Di sisi lain, Camat Cilandak Djaharuddin meminta kedua belah pihak yang terlibat perseteruan dapat menahan emosi.
Terlebih, lanjut dia, saat ini masih dalam suasana Idul Adha 1444 Hijriah.
"Harapan kita itu masih dalam suasana Idul Adha, kita berharap dua pihak antara Pak RT atau pun Ibu Dewi bisa mengendurkan emosi, supaya ini semua bisa diselesaikan dengan baik karena Pak RT dengan warga nggak ada apa-apa lah," kata Djaharuddin.
Sementara itu, dari keterangan yang diperoleh polisi, Ketua RT bernama Malkan itu mengaku tak pernah melakukan pemerasan terhadap Dewi Perssik.
"Kalau dari hasil pengecekan kita di lapangan, dari pihak RT dia merasa tidak mengatakan dan menyampaikan hal tersebut. Dari pihak RT didampingi oleh tokoh agama," kata Kapolsek Cilandak Kompol Wahid Key kepada wartawan, Kamis (29/6/2023).
Wahid menuturkan, pihaknya ingin mendapatkan informasi yang jelas dari kedua belah pihak terkait permasalahan ini.
"Kita ingin kan mendapatkan laporan masyarakat sehingga kita melakukan pendekatan kedua belah pihak seperti apa, benar enggak informasi dari dua belah pihak seperti itu," ujar dia.
Ia pun memastikan Polsek Cilandak bersedia memfasilitasi Dewi Perssik dan Ketua RT yang berseteru untuk mediasi.
"kita siap membantu memfasilitasi dua belah pihak, itu saja," ucap Wahid.(*)