Find Us On Social Media :

Sosok Tengku Bantaqiah, Ulama Aceh yang Buat Eks Panglima TNI Andika Perkasa Berkaca-kaca, Nasibnya Tragis Dihabisi Aparat

Eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa menyebutkan, pembantaian Tengku Bantaqiah merupakan kenangan paling memorable sewaktu beroperasi di Aceh

"Sehingga hubungan baik yang sudah bagus itu bisa menemukan ladang ganja yang nggak ada orang tahu, tempat persembunyian kelompok bersenjata," tambahnya.

Meski demikian, Andika cukup kecewa mendengar kabar kalau Tengku Bantaqiah dihabisi oleh aparat beberapa tahun setelahnya.

"Beberapa tahun kemudian saya dengar yang bersangkutan ini justru dihabisin, saya begitu mendengar beberapa tahun kemudian rasanya sedih saya," ungkap Andika.

"Benar-benar sedih, sampai masih ingat ya sekarang," ucapnya sambil mata berkaca-kaca.

Ia masih tidak percaya seorang difabel seperti Tengku Bantaqiah dihabisi dengan tuduhan terlibat GAM.

Sebab dirinya sudah membuktikan sendiri saat tinggal di sana, tidak ada indikasi yang menunjukkan kalau Tengku Bantaqiah sebagaimana yang dicurigai selama ini.

Justru sosok Tengku Bantaqiah membantu jalannya operasi Andika dkk di sana.

"Apa iya, apa perlu kita harus habisi gitu lho, itu yang terjadi yang paling memorable," pungkasnya.

Mengenal Tengku Bantaqiah, Ulama yang Dihabisi Aparat

Tengku Bantaqiah merupakan salah seorang ulama yang memimpin Pesantren Babul Al Nurillah di Desa Blang Meurandeh, Kecamatan Beutong Ateuh, Kabupaten Nagan Raya, Aceh.

Dilansir dari laman Kontras, pesantren Tengku Bantaqiah dituduh oleh TNI sebagai tempat penyembunyian alat logistik GAM.

Meski demikian, sampai sekarang tuduhan itu tidak pernah terbukti.

Waktu itu, personel TNI yang berada di bawah kendali operasi (BKO) Korem 011/Liliwangsa yang terdiri dari pasukan Yonif 131 dan 133 dengan didukung satu peleton pasukan dari Batalyon 328 Kostrad melakukan pembantaian.

Sebanyak 215 personel di bawah pimpinan Letnan Kolonel Heronimus Guru dan Letnan Kolonel Sudjono sebagai pengawas operasi datang ke pesantren pada 23 Juli 1999.

Tengku Bantaqiah bersama 57 santrinya ditembak dengan keji hingga tewas, sejumlah santri lainnya luka-luka karena tembakan yang dilakukan membabi buta.

Baca Juga: Terkuak Kondisi Pilot Susi Air yang Hampir 5 Bulan Disandera KKB Papua, Ancaman Tembak Mati Ternyata Bukan dari Egianus Kogoya

(*)