Find Us On Social Media :

Petani Ketar-ketir, El Nino Bikin Padi Makin 'Kopong' Saat Dipanen, Begini Penjelasannya

Ilustrasi Padi

Gridhot.ID - Fenomena alam El Nino membuat padi yang dipanen di musim ini mengalami kopong atau kurangnya isi.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, El Nino adalah pola iklim yang memicu kekeringan karena kurangnya curah hujan,

El Nino sudah muncul sejak berabad-abad yang lalu.

Biasanya El Nino terjadi selama 9-12 bulan.

Kekeringan yang dibawa El Nino membuat para petani kesulitan mendapatkan hasil tani yang maksimal.

Dikutip Gridhot dari Tribun Jateng, cuaca panas ekstrem atau fenomena El Nino mulai berdampak di sektor pertanian di Kabupaten Kudus Jawa Tengah, sebagian petani padi mulai mengeluh lantaran ancaman panen yang kurang maksimal.

Sebagai alternatifnya para petani disarankan mengganti padi dengan palawija. Namun sebagian petani masih ragu dengan ketersediaan air yang menjadikan petani malah merugi.

Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Serikat Petani Indonesia (SPI) Kabupaten Kudus, Wahyu Utomo, mengatakam sebagian besar lahan pertanian padi di Kabupaten Kudus kini telah memasuki panen raya.

Meski begitu, masih terdapat sebagian lahan pertanian padi yang tanam terlambat akibat terserang hama penyakit sehingga padi yang dihasilkan kurang maksimal.

"Dari informasi para petani, ada dampak dari El Nino, sawahnya kering, sehingga mengakibatkan padinya tidak berisi, bahasa jawanya itu Gabuk," katanya saat melihat kondisi persawahan di Desa Hadiwarno, Kudus, Senin (24/7/2023).

Menurutnya terdapat beragam faktor kondisi tanaman padi tidak tumbuh maksimal. Yakni fenomena El Nino, yang menyebabkan cuaca panas ekstrem sehingga kondisi lahan pertanian alami kekeringan.

Baca Juga: Kerap Dikeluhkan Masyarakat, Cuaca Indonesia Belakangan Ini Jadi Sangat Panas dan Menyengat, Ini Penjelasan BMKG