Diakui oleh Happy Asmara, ia tak buru-buru menikah lantaran miliki alasan tersendiri.
Ia sehingga harus bekerja keras menghidupi orangtua dan adik-adiknya.
Kendati demikian, ia enggan segera menikah lantaran tak ingin nantinya sang suami ikut menanggung beban keluarganya.
"Kita beda prinsip, aku sama kalian semua beda prinsip. Kalau aku itu, aku tulang punggung keluarga. Aku menghidupi orangtuaku, karyawanku segitu banyaknya. Aku ya punya adik yang masih kecil-kecil. Kalau aku nikah, bebannya suamiku kayak apa. Aku cewek soalnya, kakau orangtuaku kehilangan aku sedangkan mereka gak kerja, gimana," ujar Happy Asmara dalam sebuah video.
"Semua ini sudah ada garisnya sendiri-sendiri. Kalau menurut sebagian kalian nggak apa-apa kan masih bisa kasih jatah orangtua. Omong tok enak, beda orang tuh beda pemikiran," sambungnya lagi.
Video yang kemudian dibagikan ulang di akun gosip @lambee.pedes itu langsug ramai menuai beragam komentar netter.
Banyak dari mereka yang justru sebut pernyataan Happy Asmara relate dengan kehidupan sesungguhnya hingga dukungan membanjirinya.
"dah bener emang gaes.. HA DC sama sama tulang punggunh kluarga, HA masih ada tanggungan nyekolahin adik dan membahagiakan kekuarga,karna emang karirnya lagi bagus bagusnya... sementara DC pngen cepet nikah dan butuh pasangan yg bisa nemenin dia kerja sana sini," komen seorang netter.
"Nikah bkn perlombaan yg cepet yg bakal sukses membina rmh tangga. Yg jelas ...nikah itu dimana ke dua nya harus bener2 siap. Sdh bener2 ikhlas dan mantep . Krn nikah itu seukur hidup dan seumur hidup itu ya suwe nek umur panjang bkn sehari dua hari. Klo pilihan yg salah resiko e tanbah nemen," seloroh yang lain.
"Mulia sekali hatimu mbak hepp,sampai mengorbankan kebahagiaanmu demi kebahagiaan kedua orang tuamu dan adik adikmu," tambah lainnya.
"Tapi dimana2 tulang punggung itu di kasih rejeki yg lebih. Dengan pendapatan mbak happy skrang insya allah bsa lah biayain adek2nya sampe gede. Kita selalu dukung para pelaku tulang punggung. ttp semangat," imbuh netter yang lain lagi.
(*)