Find Us On Social Media :

Siti dan RS Sentosa Sudah Memohon, Terungkap Alasan B Ogah Tes DNA Demi Buktikan Bayi yang Tertukar, Jubir: Ini Menyangkut Manusia

Siti Mauliah (37) bersama bayinya yang tertukar saat dijumpai di kediamannya di wilayah Ciseeng, Kabupaten Bogor, Kamis (10/8/2023).

GridHot.ID - Kasus dugaan bayi tertukar di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terus disorot.

Hingga kini pihak kepolisian masih terus melakukan upaya penyelesaiannya.

Namun, kasus tersebut belum bisa terungkap, pasalnya, salah satu ibu, yakni pasien B masih menolak untuk dilakukan tes DNA.

Mengutip wartakotalive.com, keluarga dari pasangan suami istri M Thabrani (52) dan Siti Maulia (37) melaporkan pihak rumah sakit ke polisi atas kasus bayi tertukar itu.

Juru bicara RS Sentosa, Gregg Djako mengatakan, peristiwa tersebut baru diketahui secara resmi oleh rumah sakit pada Mei 2023 atau 11 bulan setelah kejadian.

"Jadi informasi ini baru ketahuan setelah ibu Siti datang bertemu dengan manajemen bulan Mei di 2023," ujarnya, Sabtu (12/8/2023).

"Setelah itu, kami mengadakan rapat dan hari berikutnya memanggil Ibu Siti untuk kemudian didengarkan informasinya," imbuhnya.

Menurut Gregg, pihak rumah sakit tidak tinggal diam.

Mereka langsung menelusuri, memeriksa dokumen data bayi yang lahir dan dirawat setahun yang lalu itu.

Gregg menyebut, pihaknya kemudian mencocokkan data administrasi dengan bayi pasangan suami istri Thabrani dan Siti warga Ciseeng, Kabupaten Bogor.

Menurut Gregg, berdasarkan data administrasi dan rekam medis, memang saat itu ada dua bayi laki-laki yang baru dilahirkan, Senin (18/7/2022).

Baca Juga: Tes DNA Siti Sudah Jadi Bukti, Pasien D Masih Ngotot Ogah Kembalikan Bayi yang Tertukar, Rumah Sakit Siap Lakukan Ini Kalau Perawat Sengaja Tukar Sang Anak

Sehingga, kedua ibu dari dua bayi laki-laki ini langsung ditelusuri dan ditemukan pasien B yang diduga kuat bahwa bayinya tertukar dengan bayi dari Ibu Siti.

Kedua perempuan yang bayinya tertukar itu akhirnya dipanggil untuk dilakukan tes DNA.

Pihak RS memfasilitasi tes itu untuk diuji di laboratorium di Jakarta.

Namun, kata Gregg, yang bersedia untuk tes DNA hanyalah bayi dari Ibu Siti Mauliah.

Sedangkan pasien B warga Tajur Halang, Kabupaten Bogor, tidak pernah mau datang dan tidak bersedia untuk tes DNA.

RS memfasilitasi tes darah dan ternyata identik lalu dilanjutkan menfasilitasi tes DNA.

Hasilnya, bayi tersebut tidak identik atau bukan anak dari Ibu Siti Mauliah.

"Keyakinan pihak RS itu bayi Ibu Siti tertukar dengan ibu pasien B. Kan bayi laki-laki (dilahirkan), cuma ada dua di rumah sakit ini," ucapnya.

"Jadi kita pastikan ada bayi tertukar setelah hasil tes DNA keluar. Ternyata, itu bukan bayinya ibu S," lanjutnya.

Setelah tes itu, pihak RS kemudian membacakan hasilnya di hadapan kedua ibu dari bayi yang tertukar, baik itu ibu atau pasien B dan keluarga ibu A atau ibu Siti Mauliah.

Dalam pertemuan terbuka itu, hasil tes DNA disampaikan secara terang benderang.

Baca Juga: Bayinya Tertukar Setahun Lalu di Rumah Sakit, Siti Ingat Jelas Dibentak Perawat Saat Cari Kepastian: Cuma Ketuker Gelang Kok

Saat ditanya kenapa pasien B menolak untuk tes, Gregg tak mengetahui pasti alasannya.

Yang jelas, RS sudah bersurat sebanyak dua kali kepada ibu atau pasien B tersebut. Namun, kedua surat itu tidak dijawab.

Belakangan, pasien B yang diwakili pengacaranya menyatakan belum bersedia tes DNA.

"Dan hari ini, kami tetap meminta ibu pasien B menunjuk lembaga laboratorium tes DNA-nya," ucapnya.

"Nanti RS akan memfasilitasi semua. Kita proaktif, tidak mendiamkan, tidak menutupi dan kemudian menginginkan agar kasus seperti ini harus diselesaikan," terangnya.

Kini, RS sedang berupaya menelusuri bagaimana bayi tersebut bisa tertukar dan tertukar dengan siapa.

"RS akan melakukan tes secara silang untuk mengetahui hasil mumpuni, baru nanti kita memikirkan langkah selanjutnya seperti apa karena ini menyangkut manusia," ucapnya.

"Tapi kemudian yang jadi kendala adalah pasien B menyatakan secara mental dan psikologis dia belum siap. Kami menghargai itu," jelasnya.

Dilansir dari tribunjateng.com, kasus bayi tertukar di RS Sentosa Bogor Jawa Barat masih menjadi benang kusut karena salah satu ibu, yakni pasien B masih menolak untuk dilakukan tes DNA.

Oleh karena itu, penyelesaian atau pengembalian bayi kepada orangtua biologis saat ini masih belum bisa dilakukan.

Belakangan terungkap alasan pasien B menolak untuk melakukan tes DNA.

Baca Juga: Heboh Kasus Bayi Tertukar di Bogor Setahun Baru Ketahuan, Ibu Keluhkan Kelakuan Suster: Kenapa Tidak Jujur

Kasus ini bermula saat keluarga dari pasangan M Thabrani (52) dan Siti Maulia (37) melaporkan pihak Rumah Sakit (RS) Sentosa, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat atas dugaan bayi tertukar.

Menanggapi hal tersebut, pihak RS Sentosa menjelaskan peristiwa tertukarnya bayi pasien mereka setahun yang lalu atau pada 18 Juli 2022.

Juru Bicara (Jubir) RS Sentosa, Gregg Djako mengatakan, peristiwa tersebut baru diketahui secara resmi oleh rumah sakit pada Mei 2023 atau 11 bulan setelah kejadian.

"Jadi informasi ini baru ketahuan setelah ibu Siti datang bertemu dengan manajemen bulan Mei di 2023."

"Setelah itu, kami mengadakan rapat dan hari berikutnya memanggil Ibu Siti untuk kemudian didengarkan informasinya," ujar Gregg saat ditemui di rumah sakit, Sabtu (12/8/2023).

Mengetahui hal tersebut, pihaknya tidak tinggal diam, mereka langsung menelusuri, memeriksa dokumen data bayi yang lahir dan dirawat setahun yang lalu.

Gregg menyebut, pihaknya kemudian mencocokkan data administrasi dengan bayi pasangan suami istri Thabrani dan Siti warga Ciseeng, Kabupaten Bogor.

Berdasarkan data administrasi dan rekam medis, ujar Gregg, memang saat itu ada dua bayi laki-laki yang baru dilahirkan, Senin (18/7/2022).

Sehingga, kedua ibu dari dua bayi laki-laki ini langsung ditelusuri dan ditemukan pasien B yang diduga kuat bahwa bayinya tertukar dengan bayi dari Ibu Siti.

Kedua perempuan yang bayinya tertukar itu akhirnya dipanggil untuk dilakukan tes DNA.

Pihak RS memfasilitasi tes itu untuk diuji di laboratorium di Jakarta.

Baca Juga: Bayi Usia 4 Bulan di Bogor Diduga Disiram Air Panas oleh Ibunya Sendiri, Polisi Ungkap Kronologi: Berawal dari Bikin Mie Instan

Satu ibu tidak bersedia tes DNA

Namun, kata Gregg, yang bersedia untuk tes DNA hanyalah bayi dari Ibu Siti Maulia.

Sedangkan pasien B warga Tajur Halang, Kabupaten Bogor, tidak pernah mau datang dan tidak bersedia untuk tes DNA.

RS memfasilitasi tes darah dan ternyata identik lalu dilanjutkan menfasilitasi tes DNA.

Hasilnya, bayi tersebut tidak identik atau bukan anak dari Ibu Siti.

"Keyakinan pihak RS itu bayi Ibu Siti tertukar dengan ibu pasien B. Kan bayi laki-laki (dilahirkan) cuman ada 2 di rumah sakit ini."

"Jadi kita pastikan ada bayi tertukar setelah hasil tes DNA keluar. Ternyata, itu bukan bayinya ibu S," ungkapnya.

Setelah tes itu, pihak RS kemudian membacakan hasilnya di hadapan kedua ibu dari bayi yang tertukar, baik itu ibu atau pasien B dan keluarga ibu A atau ibu Siti.

Dalam pertemuan terbuka itu, hasil tes DNA disampaikan secara terang benderang.

Saat ditanya kenapa pasien B menolak untuk tes, Gregg tak mengetahui pasti alasannya.

Yang jelas, RS sudah bersurat sebanyak dua kali kepada ibu atau pasien B tersebut.

Baca Juga: Pratiwi Noviyanthi Nangis Anak Asuhnya dari ODGJ Diambil Paksa Dinsos, Sang Youtuber Bongkar Kronologinya: Saya Nolong Orang!

Namun, kedua surat itu tidak dijawab.

Alasan ibu bayi tidak bersedia

Belakangan, pasien B yang diwakili pengacaranya menyatakan belum bersedia tes DNA.

"Dan hari ini, kami tetap meminta ibu pasien B menunjuk lembaga laboratorium tes DNA-nya.

Nanti RS akan memfasilitasi semua. Kita proaktif, tidak mendiamkan, tidak menutupi dan kemudian menginginkan agar kasus seperti ini harus diselesaikan," terangnya.

Gregg tak menampik bahwa terjadi bayi tertukar dari pasien mereka.

RS menyadari hal itu terjadi karena hasil tes DNA sudah ada.

Kini, RS sedang berupaya menelusuri bagaimana bayi tersebut bisa tertukar dan tertukar dengan siapa.

"RS akan melakukan tes secara silang untuk mengetahui hasil mempuni, baru nanti kita memikirkan langkah selanjutnya seperti apa karena ini menyangkut manusia."

"Tapi kemudian yang jadi kendala adalah pasien B menyatakan secara mental dan psikologis dia belum siap. Kami menghargai itu," jelasnya.

Selain itu, menurut Siti Maulia, ibu dari bayi yang tertukar, pasien B berkeyakinan bahwa anak yang dirawatnya adalah anak kandungnya sendiri.

Baca Juga: Suami Istri Ini Jual Bayinya yang Berusia 8 Bulan untuk Beli iPhone, Anak Perempuan Juga Ingin Dijual tapi Gagal

"Mereka enggak ngerespons. Bilangnya, 'Bayi saya enggak ketukar, mungkin ibu salah orang kali'," kata Siti.

Bahkan pihak rumah sakit sudah ikut membujuk, namun B tetap menolak.

Pihak rumah sakit juga telah memfasilitasi B untuk tes DNA, pasien B masih yakin bayinya pada Juli 2022 tidak tertukar.

Permintaan Siti melakukan tes DNA pada B bukan tanpa alasan.

Dugaan mengerucut pada B karena pada saat itu hanya ada dua bayi laki-laki yang ada di rumah sakit, yaitu bayi B dan Siti.

Siti pun telah melakukan tes DNA dan hasilnya menunjukkan bahwa bayi yang dibawa Siti sejak Juli 2022 bukan anak kandungnya.

"Saya kalau salah orang, itu alamat dari rumah sakit enggak mungkin sampai sini," kata Siti. (*)