GridHot.ID - Kasus bayi tertukar di Bogor kini sudah mulai menemukan titik terangnya.
Pasalnya, nyonya B pemilik gelang bayi yang tertukar dengan anak Siti Mauliah sudah mau dites DNA.
Namun demikian, terungkap syarat berat yang diajukan oleh ibu bayi tertukar untuk tes DNA.
Melansir Bangkapos.com, rumah sakit Sentosa Bogor diminta bertanggung jawab dalam kasus bayi tertukar.
Kasus ini menimpa seorang ibu bernama Siti Mauliah, warga Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Siti sudah melakukan tes DNA dan hasilnya membuktikan bahwa bayi yang selam setahun terakhir ini ia rawat bukanlah anak kandungnya.
Kasus ini pun jadi sorotan beberapa hari terakhir.
Kuasa hukum Siti Mauliah, Rusdi Ridho menyoroti sejumlah hal atas dugaan bayi tertukar usai kliennya melewati persalinan di Rumah Sakit Sentosa, Kemang, Kabupaten Bogor.
Pertama, Rusdi mempertanyakan alasan pihak rumah sakit yang tak merespon pertanyaan Siti Mauliah.
Rusdi juga mempertanyakan terkait kecerobohan yang dilakukan perawat RS Sentosa Bogor yang menyebabkan munculnya dugaan bayi tertukar.
Atas hal itu, Rusdi meminta kepolisian segera memanggil manajemen rumah sakit dan juga perawat yang bertugas pada saat itu.
"Manajemen rumah sakit dan tenaga kesehatan harus bertanggung jawab. Harusnya gelang kan tidak boleh terlepas, tapi ini bagaimana bisa?," ucap Rusdi dilihat dari KompasTV, Minggu (13/8/2023).
Polisi diketahui telah memanggil RS Sentosa Bogor untuk dimintai klarifikasi.
Rusdi menambahkan, kejadian yang menimpa Siti Mauliah berpengaruh kepada psikologis.
"Secara psikologi, ibu Siti ini terus bertanya di mana sebenarnya anaknya berada, ini berkaitan dengan mental ibu," paparnya.
Kondisi fisik berbeda
Sementara itu, Rusdi menegaskan, jika Siti Mauliah sudah menyadari jika bayi yang dirawatnya saat ini bukanlah anak kandungnya.
Hal itu dirasakan Siti karena melihat dari kondisi fisik yang berbeda.
"Anak yang dirawat ibu Siti ini aktif sekali, berbeda dengan anak lainnya," papar Rusdi.
Sebelumnya, Siti Mauliah mengaku tak berani terang-terangan untuk memperjuangkan nasib pencarian anak kandungnya.
Keberanian Siti justru muncul usai tes DNA yang dilakukan.
"Iya saya sudah tes DNA. Sebelumnya saya minta kejelasan dari rumah sakit," ucap Siti Mauliah.
"Sebelumnya tidak direspon, hingga akhirnya pakai kuasa hukum," tambah Siti Mauliah.
Siti juga mengaku jika di hari keempat usai pulang dari rumah sakit, dia dan suami langsung mencari informasi.
"Kecurigaan itu dari awal karena kondisi fisik berbeda dan gelang itu bukan atas nama saya," bebernya.
"Hari keempat suster datang ke rumah, terus saya tanya apakah bayi tertukar, tapi mereka jawab tidak tertukar," ungkapnya.
Dilansir dari tribunstyle.com, kasus bayi tertukar di Bogor, Jawa Barat menemui babak baru.
Ibu B memberi syarat semua pasien yang melahirkan bersamanya agar dilakukan tes DNA juga.
Pihak rumah sakit mengaku tak bisa memenuhi hal tersebut.
Ibu B, pemilik gelang bayi yang tertukar saat melahirkan di sebuah rumah sakit swasta di Bogor sekitar setahun lalu akhirnya bersedia menjalani tes DNA setelah sebelumnya bersikeras menolak.
Bayi Ibu B diduga tertukar dengan bayi yang dilahirkan Siti Mauliah. Siti sendiri sudah merawat bayi yang bukan darah dagingnya itu sudah satu tahun silam.
Walaupun bukan anak kandungnya, Siti merawatnya dengan penuh kasih sayang. Siti melahirkan bayinya di Rumah Sakit Sentosa Bogor pada tahun 2022 lalu dan berkelamin laki-laki.
Belakangan setelah sekitar setahun mengasuhnya, Siti Mauliah meyakini itu bukan bayinya, dan tertukar saat usai proses persalinan di RS Sentosa Bogor.
Siti Mauliah sendiri sudah melakukan tes DNA dengan anak yang dirawatnya itu. Dia kemudian meminta pihak rumah sakit untuk melakukan hal serupa terhadap ibu B.
Hasil tes DNA Siti Mauliah dengan bayi tersebut hasilnya negatif, yang dimana anak itu ternyata memang bukan anak kandung yang dia lahirkan.
Pihak RS Sentosa Bogor berupaya membujuk Ibu B agar tes DNA ternyata memerlukan persyaratannya.
Ibu B minta semua pasien yang melahirkan bersamanya agar dilakukan tes DNA juga.
Pengacara Siti Mauliah, Rusdy Ridho menyatakan, B bersedia menjalani tes DNA asal mengikuti persyaratan yang diinginkannya.
Mau dia (pasien B) semua yang lahir dites DNA, jangan hanya dia," kata Rusdy Ridho.
Sebelumnya, B sempat menolak untuk tes DNA. Alasannya, karena ia belum siap untuk melakukannya.
"Pasien B intinya belum siap secara psikis dan mental," kata Rusdy saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com pada Senin (14/8/2023). Selain itu kata Rusdy, pasien B juga memberi syarat berat untuk Rumah Sakit Sentosa Bogor bila ingin melakukan tes DNA.
Mengetahui hal tersebut, pastinya pihak rumah sakit pun sulit untuk menyanggupinya.
"Mungkin sulit," katanya.
Sementara itu, Juru Bicara Rumah Sakit Sentosa Bogor, Gregg Djako menyatakan bahwa pihak rumah sakit tak bisa menyanggupi persyaratan dari nyonya B.
"Tidak mungkin dipenuhi," kata Gregg.
Bahkan, menurutnya saat Siti dan nyonya B melahirkan hanya ada dua bayi laki-laki pada 18 Juli 2022 itu.
Maka dari itu, untuk dilakukan tes DNA dengan pasien lain itu tidak mungkin, karena sisa bayi pada hari itu berjenis kelamin perempuan.
"Bayi yang lahir pada hari yang sama itu laki-laki hanya dua orang, sisanya perempuan," katanya. "Sisanya perempuan. Jadi tidak mungkin tes bayi lain," kata Gregg Djako.
Polisi sebenarnya sudah turun tangan menengani kasus bayi tertukar ini.
"Pihak kepolisian sedang melakukan klarifikasi terhadap pihak rumah sakit dan Ibu B dengan mendatangi rumah sakit," kata Kasi Humas Polres Bogor Iptu Desi Triana saat dikonfirmasi, Senin (14/8/2023).
B akan membuktikan bahwa dugaan bayi tertukar di Bogor dengan cara tes DNA.
Kini, pihak kepolisian pun masuh belum bisa memberi keterangan soal kasus ini lebih lanjut.
"Masih dalam upaya," kata Iptu Desi Triana.
B merupakan warga Tajur Halang, Kabupaten Bogor. Menurut Gregg, B tidak pernah mau datang dan tidak bersedia untuk tes DNA.
RS Sentosa Bogor memfasilitasi tes darah dan ternyata identik lalu dilanjutkan menfasilitasi tes DNA. Hasilnya, bayi tersebut tidak identik atau bukan anak dari Ibu Siti.
"Keyakinan pihak RS itu bayi Ibu Siti tertukar dengan ibu pasien B. Kan bayi laki-laki (dilahirkan) cuman ada 2 di rumah sakit ini. Jadi kita pastikan ada bayi tertukar setelah hasil tes DNA keluar. Ternyata, itu bukan bayinya ibu S," ungkapnya.
Setelah tes itu, pihak RS kemudian membacakan hasilnya di hadapan kedua ibu dari bayi yang tertukar, baik itu ibu atau pasien B dan keluarga ibu A atau ibu Siti. Dalam pertemuan terbuka itu, hasil tes DNA disampaikan secara terang benderang.
Saat ditanya kenapa pasien B menolak untuk tes, Gregg tak mengetahui pasti alasannya. Yang jelas, RS sudah bersurat sebanyak dua kali kepada ibu atau pasien B tersebut.
Namun, kedua surat itu tidak dijawab. Alasan ibu bayi tidak bersedia Belakangan, pasien B yang diwakili pengacaranya menyatakan belum bersedia tes DNA.
"Hari ini, kami tetap meminta ibu pasien B menunjuk lembaga laboratorium tes DNA-nya. Nanti RS akan memfasilitasi semua. Kita proaktif, tidak mendiamkan, tidak menutupi dan kemudian menginginkan agar kasus seperti ini harus diselesaikan," terangnya.
Gregg membenarkan telah tertukarnya 2 bayi saat proses persalinan di RS Sentosa Bogor yang jadi pasien mereka. RS menyadari hal itu terjadi karena hasil tes DNA sudah ada. Kini, RS sedang berupaya menelusuri bagaimana bayi tersebut bisa tertukar dan tertukar dengan siapa.
"RS akan melakukan tes secara silang untuk mengetahui hasil mempuni, baru nanti kita memikirkan langkah selanjutnya seperti apa karena ini menyangkut manusia. Tapi kemudian yang jadi kendala adalah pasien B menyatakan secara mental dan psikologis dia belum siap. Kami menghargai itu," ujarnya.
Selain itu, menurut Siti Maulia, ibu dari bayi yang tertukar, pasien B berkeyakinan bahwa anak yang dirawatnya adalah anak kandungnya sendiri.
"Mereka enggak ngerespons. Bilangnya, 'Bayi saya enggak ketukar, mungkin ibu salah orang kali'," kata Siti. Bahkan pihak rumah sakit sudah ikut membujuk, namun B tetap menolak.
Pihak rumah sakit juga telah memfasilitasi B untuk tes DNA, pasien B masih yakin bayinya pada Juli 2022 tidak tertukar. Permintaan Siti melakukan tes DNA pada B bukan tanpa alasan.
Dugaan mengerucut pada B karena pada saat itu hanya ada dua bayi laki-laki yang ada di rumah sakit, yaitu bayi B dan Siti. Siti pun telah melakukan tes DNA dan hasilnya menunjukkan bahwa bayi yang dibawa Siti sejak Juli 2022 bukan anak kandungnya.
"Saya kalau salah orang, itu alamat dari rumah sakit enggak mungkin sampai sini," kata Siti Mauliah.(*)